
Sejak Buka Lapak Sampai Makan Siang, Rupiah Terus Rajai Asia
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
19 June 2019 12:40

Namun, rupiah boleh dibilang imun dari dinamika tersebut. Sebab aset-aset berbasis mata uang ini berpotensi diuntungkan kala tren suku bunga global mengarah ke selatan.
Saat suku bunga di negara-negara maju turun, berinvestasi di sana menjadi tidak menarik. Padahal likuiditas kemungkinan tinggi karena suku bunga cenderung rendah. Likuiditas ini tentu butuh 'rumah' dan Indonesia bisa menjadi tempat yang nyaman karena mendatangkan cuan.
Saat suku bunga di negara-negara maju turun, berinvestasi di sana menjadi tidak menarik. Padahal likuiditas kemungkinan tinggi karena suku bunga cenderung rendah. Likuiditas ini tentu butuh 'rumah' dan Indonesia bisa menjadi tempat yang nyaman karena mendatangkan cuan.
Ya, imbalan berinvestasi di aset keuangan Indonesia memang masih tinggi. Contohnya di obligasi pemerintah. Pada pukul 12:21 WIB, imbal hasil (yield) surat utang pemerintah seri acuan tenor 10 tahun berada di 7,616%. Walau terus turun sejak pekan lalu, tetapi yield ini masih tinggi dibandingkan negara-negara berkembang lainnya.
Yield obligasi pemerintah 10 tahun di India adalah 6,843%. Kemudian di Malaysia adalah 3,706%, Thailand 2,165%, dan Filipina 5,225%. Indonesia masih lebih cuan bukan?
Tidak hanya di pasar obligasi, valuasi pasar saham Indonesia juga masih relatif rendah dibandingkan para tetangganya sehingga punya potensi untuk menguat. Saat ini, Price to Earnings (P/E) dari Indeks Harga Saham Gabungan adalah 16,22 kali. Lebih rendah ketimbang KLCI Malaysia (18,05 kali), PSEI Filipina (19,14 kali), SET Thailand (16,64 kali), sampai Sensex India (23,95 kali).
Didorong oleh nafsu mencari keuntungan, arus modal mengalir deras ke pasar keuangan Indonesia. Rupiah pun tidak punya pilihan selain menguat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Tidak hanya di pasar obligasi, valuasi pasar saham Indonesia juga masih relatif rendah dibandingkan para tetangganya sehingga punya potensi untuk menguat. Saat ini, Price to Earnings (P/E) dari Indeks Harga Saham Gabungan adalah 16,22 kali. Lebih rendah ketimbang KLCI Malaysia (18,05 kali), PSEI Filipina (19,14 kali), SET Thailand (16,64 kali), sampai Sensex India (23,95 kali).
Didorong oleh nafsu mencari keuntungan, arus modal mengalir deras ke pasar keuangan Indonesia. Rupiah pun tidak punya pilihan selain menguat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular