
Akhir Pekan Lalu Tertekan, Euro Belum Pulih
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
17 June 2019 16:43

Jakarta, CNBC Indonesia - Performa mata uang euro jeblok melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada akhir pekan lalu. Hari ini, mata uang Benua Biru masih belum bisa menguat, stagnan saja.
Pada pukul 16:30 WIB, euro diperdagangkan di US$ 1,1214, mengutip kuotasi MetaTrader 5.
Dolar AS mendapat kekuatan dari rilis data penjualan ritel yang pada Mei tumbuh 0,5% dari bulan sebelumnya. Kenaikan tersebut memberikan gambaran konsumsi warga AS masih cukup kuat pada kuartal-II.
Sementara euro mendapat sentimen negatif dari pernyataan pejabat Dana Moneter Internasional (IMF). Poul Thomsen, Direktur Departemen Eropa IMF, akhir pekan lalu mengatakan Zona Euro berisiko terkena krisis utang di beberapa negara. Ia menambahkan negara-negara tersebut berhadapan dengan rendahnya pertumbuhan ekonomi serta tingginya tingkat pengangguran akibat kurangnya reformasi pemerintahan.
Di hari yang sama, Andrea Enria, Ketua Dewan Pengawas di European Central Bank (ECB) mengatakan industri perbankan di Zona Euro masih menghadapi risiko kredit macet yang tinggi. Melihat pernyataan-pernyataan tersebut, pelaku pasar menilai perekonomian Eropa masih rentan yang memaksa ECB kembali menempuh pelonggaran moneter. Sesuatu yang menjadi sentimen negatif bagi mata uang euro.
Analisis Teknikal
Pada grafik harian, trading euro melawan dolar disimbolkan dengan EUR/USD kini berada di bawah level kunci US$ 1,1250. Euro bergerak di sekitar rerata pergerakan (Moving Average/MA 21 hari (garis hijau), dan di bawah MA 8 hari (garis merah) serta MA 125 hari (garis biru).
Sementara indikator rerata pergerakan konvergen divergen (MACD) masih berada di zona positif, namun terlihat bergerak turun. Selama tertahan di bawah US$ 1,1250, euro cenderung masih akan melemah.
Pada time frame 30 menit, euro bergerak di kisaran MA 8 dan 21, dengan MACD di wilayah negatif. Sementara indikator Stochastic bergerak naik mendekati level jenuh beli (overbought).
Resisten (tahanan atas) berada di kisaran US$ 1,1224, selama tidak menembus ke atas level tersebut euro berpeluang turun menguji support (tahanan bawah) 1,12.
Penembusan di bawah support akan membawa EUR/USD turun ke level US$ 1,1175. Sebaliknya jika menembus ke atas resisten, maka euro berpeluang menguji level kunci US$ 1,1250.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Trading Cuan Rp 70 Juta, Euro Dulu Dibuang Kini Disayang!
Pada pukul 16:30 WIB, euro diperdagangkan di US$ 1,1214, mengutip kuotasi MetaTrader 5.
Dolar AS mendapat kekuatan dari rilis data penjualan ritel yang pada Mei tumbuh 0,5% dari bulan sebelumnya. Kenaikan tersebut memberikan gambaran konsumsi warga AS masih cukup kuat pada kuartal-II.
Di hari yang sama, Andrea Enria, Ketua Dewan Pengawas di European Central Bank (ECB) mengatakan industri perbankan di Zona Euro masih menghadapi risiko kredit macet yang tinggi. Melihat pernyataan-pernyataan tersebut, pelaku pasar menilai perekonomian Eropa masih rentan yang memaksa ECB kembali menempuh pelonggaran moneter. Sesuatu yang menjadi sentimen negatif bagi mata uang euro.
Analisis Teknikal
![]() Sumber: MetaTrader 5 |
Pada grafik harian, trading euro melawan dolar disimbolkan dengan EUR/USD kini berada di bawah level kunci US$ 1,1250. Euro bergerak di sekitar rerata pergerakan (Moving Average/MA 21 hari (garis hijau), dan di bawah MA 8 hari (garis merah) serta MA 125 hari (garis biru).
Sementara indikator rerata pergerakan konvergen divergen (MACD) masih berada di zona positif, namun terlihat bergerak turun. Selama tertahan di bawah US$ 1,1250, euro cenderung masih akan melemah.
![]() Sumber: MetaTrader 5 |
Pada time frame 30 menit, euro bergerak di kisaran MA 8 dan 21, dengan MACD di wilayah negatif. Sementara indikator Stochastic bergerak naik mendekati level jenuh beli (overbought).
Resisten (tahanan atas) berada di kisaran US$ 1,1224, selama tidak menembus ke atas level tersebut euro berpeluang turun menguji support (tahanan bawah) 1,12.
Penembusan di bawah support akan membawa EUR/USD turun ke level US$ 1,1175. Sebaliknya jika menembus ke atas resisten, maka euro berpeluang menguji level kunci US$ 1,1250.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Trading Cuan Rp 70 Juta, Euro Dulu Dibuang Kini Disayang!
Most Popular