
Analisis
Mampukah Irfan Bachdim dkk Mengerek Harga Saham Bali United?
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
17 June 2019 14:48

Jakarta, CNBC Indonesia - Penggemar sepak bola Tanah air yang sekaligus juga menjadi investor saham kemungkinan sedang bergembira pada hari ini. Pasalnya, untuk kali pertama dalam sejarah, sebuah klub sepak bola di Indonesia menjadi emiten yang sahamnya bisa diperdagangkan oleh publik di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Bali United menjadi klub sepak bola yang menorehkan sejarah tersebut dengan mencatatkan sahamnya di BEI. Pada Senin pagi ini (17/6/2019), PT Bali Bintang Sejahtera Tbk resmi tercatat dengan kode saham BOLA. Bali United melepas 2 miliar saham atau setara dengan 33,33% saham ke publik melalui mekanisme penawaran umum saham perdana (Initial Public Offering/IPO).
Mengutip prospektus perusahaan, dengan harga perdana Rp 175/sahan, maka perolehan dana dalam pencatatan saham perdana ini mencapai Rp 350 miliar. Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek yakni PT Kresna Sekuritas dan PT Buana Capital Sekuritas Indonesia.
'Merumput' di BEI untuk kali pertama, harga saham BOLA langsung melesat 69,14% ke level Rp 296/saham, dari harga pada saat penawaran perdana yang sebesar Rp 175/saham. Harga saham BOLA langsung menyentuh batas atas auto rejection pada saat perdagangan di bursa saham Tanah Air dibuka. Pada perdagangan sesi 2, harga saham BOLA masih berada di batas atas auto rejection.
Hadirnya Bali United semakin menegaskan era baru pasar saham Indonesia. Pasalnya, industri sepak bola pun bisa menjadi salah satu sektor yang dijadikan opsi bagi pelaku pasar dalam mengatur komposisi portofolionya.
Di negara-negara maju, hal seperti ini sudah lama terjadi.
Sebut saja Manchester United. Klub peraih gelar juara Premier League terbanyak (13 titel) tersebut telah mencatatkan sahamnya di New York Stock Exchange (NYSE) dengan kode MANU. Di pasar saham Italia, AS Roma, Juventus, dan Lazio menjadi klub sepak bola yang sahamnya bisa ditransaksikan masyarakat luas.
Dengan kehadiran saham-saham klub sepak bola di pasar saham, mau tak mau investor harus up-to-date dengan kinerja klub di lapangan hijau. Pasalnya, kinerja klub di lapangan hijau tentu akan mempengaruhi penjualan tiket, merchandise, rating, dan penerimaan hadiah yang pada akhirnya akan menentukan kinerja keuangan klub.
Menarik bukan?
Nah, guna memproyeksikan kinerja keuangan emiten, investor bisa melakukannya dengan menonton pertandingan dari klub sepak bola terkait.
LANJUT KE HALAMAN BERIKUTNYA>>
Bali United menjadi klub sepak bola yang menorehkan sejarah tersebut dengan mencatatkan sahamnya di BEI. Pada Senin pagi ini (17/6/2019), PT Bali Bintang Sejahtera Tbk resmi tercatat dengan kode saham BOLA. Bali United melepas 2 miliar saham atau setara dengan 33,33% saham ke publik melalui mekanisme penawaran umum saham perdana (Initial Public Offering/IPO).
Mengutip prospektus perusahaan, dengan harga perdana Rp 175/sahan, maka perolehan dana dalam pencatatan saham perdana ini mencapai Rp 350 miliar. Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek yakni PT Kresna Sekuritas dan PT Buana Capital Sekuritas Indonesia.
'Merumput' di BEI untuk kali pertama, harga saham BOLA langsung melesat 69,14% ke level Rp 296/saham, dari harga pada saat penawaran perdana yang sebesar Rp 175/saham. Harga saham BOLA langsung menyentuh batas atas auto rejection pada saat perdagangan di bursa saham Tanah Air dibuka. Pada perdagangan sesi 2, harga saham BOLA masih berada di batas atas auto rejection.
Hadirnya Bali United semakin menegaskan era baru pasar saham Indonesia. Pasalnya, industri sepak bola pun bisa menjadi salah satu sektor yang dijadikan opsi bagi pelaku pasar dalam mengatur komposisi portofolionya.
![]() |
Di negara-negara maju, hal seperti ini sudah lama terjadi.
Sebut saja Manchester United. Klub peraih gelar juara Premier League terbanyak (13 titel) tersebut telah mencatatkan sahamnya di New York Stock Exchange (NYSE) dengan kode MANU. Di pasar saham Italia, AS Roma, Juventus, dan Lazio menjadi klub sepak bola yang sahamnya bisa ditransaksikan masyarakat luas.
Dengan kehadiran saham-saham klub sepak bola di pasar saham, mau tak mau investor harus up-to-date dengan kinerja klub di lapangan hijau. Pasalnya, kinerja klub di lapangan hijau tentu akan mempengaruhi penjualan tiket, merchandise, rating, dan penerimaan hadiah yang pada akhirnya akan menentukan kinerja keuangan klub.
Menarik bukan?
Nah, guna memproyeksikan kinerja keuangan emiten, investor bisa melakukannya dengan menonton pertandingan dari klub sepak bola terkait.
LANJUT KE HALAMAN BERIKUTNYA>>
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular