
Rupiah vs Yuan: Jaya di Awal Pekan, Merana di Akhir
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
14 June 2019 17:47

Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang yuan China kembali menguat melawan rupiah pada perdagangan Jumat (14/6/19) dan kembali ke level sebelum libur Idul Fitri.
Pada pukul 17:10 WIB, yuan diperdagangkan di kisaran Rp 2.067,66 atau menguat 0,26% di pasar spot, melansir data dari Refinitiv.
Rupiah di pekan ini terlihat akan mudah menaklukkan yuan. Selepas libur sepekan Mata Uang Garuda langsung menekan Mata Uang Panda hingga 0,75% ke level Rp 2.048,52 sebelum mengakhiri perdagangan di level Rp 2.054,93 di hari Senin. Posisi tersebut merupakan level terlemah yuan sejak 8 Januari lalu.
Tetapi setelahnya rupiah kehilangan tenaga, yuan perlahan bangkit dan membalikkan keadaan. Yuan kini malah membukukan penguatan 0,18% secara mingguan.
Rupiah benar-benar kehilangan pijakan dalam dua hari terakhir setelah Bank Indonesia (BI) melaporkan data cadangan devisa dan penjualan ritel.
Kamis kemarin, cadangan devisa bulan Mei dilaporkan sebesar US$ 120,3 miliar, turun US$ 4 miliar dari bulan sebelumnya. Sedangkan hari ini, BI merilis data penjualan ritel bulan April yang tumbuh 6,7% year-on-year (YoY), jauh melambat dibandingkan pertumbuhan Maret yang mencapai 10,1%.
Di sisi lain, China juga melaporkan indikator ekonomi yang mengecewakan, investasi aset tetap menunjukkan penurunan pertumbuhan di bulan Mei, sebesar 5,6% secara year to date-on-year, dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 6,1%. Data lain menunjukkan produksi industri hanya tumbuh 5,0% YoY dibandingkan bulan April 5,4%.
Namun sentimen terhadap rupiah sepertinya lebih buruk, dan membawa yuan ke zona hijau. Berikut tabel pergerakan yuan melawan rupiah di pasar spot berdasarkan data dari Refinitiv.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Putusan Sidang MK dan KTT G20 Bikin Yuan Melemah
Pada pukul 17:10 WIB, yuan diperdagangkan di kisaran Rp 2.067,66 atau menguat 0,26% di pasar spot, melansir data dari Refinitiv.
Tetapi setelahnya rupiah kehilangan tenaga, yuan perlahan bangkit dan membalikkan keadaan. Yuan kini malah membukukan penguatan 0,18% secara mingguan.
Rupiah benar-benar kehilangan pijakan dalam dua hari terakhir setelah Bank Indonesia (BI) melaporkan data cadangan devisa dan penjualan ritel.
Kamis kemarin, cadangan devisa bulan Mei dilaporkan sebesar US$ 120,3 miliar, turun US$ 4 miliar dari bulan sebelumnya. Sedangkan hari ini, BI merilis data penjualan ritel bulan April yang tumbuh 6,7% year-on-year (YoY), jauh melambat dibandingkan pertumbuhan Maret yang mencapai 10,1%.
Di sisi lain, China juga melaporkan indikator ekonomi yang mengecewakan, investasi aset tetap menunjukkan penurunan pertumbuhan di bulan Mei, sebesar 5,6% secara year to date-on-year, dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 6,1%. Data lain menunjukkan produksi industri hanya tumbuh 5,0% YoY dibandingkan bulan April 5,4%.
Namun sentimen terhadap rupiah sepertinya lebih buruk, dan membawa yuan ke zona hijau. Berikut tabel pergerakan yuan melawan rupiah di pasar spot berdasarkan data dari Refinitiv.
Tanggal | Kurs Terakhir | Perubahan |
6/3/2019 | 2066.71 | 0.04% |
6/4/2019 | 2065.3 | -0.07% |
6/5/2019 | 2065.18 | -0.01% |
6/6/2019 | 2064.79 | -0.02% |
6/7/2019 | 2064.02 | -0.04% |
6/10/2019 | 2054.93 | -0.44% |
6/11/2019 | 2059.43 | 0.22% |
6/12/2019 | 2056.57 | -0.14% |
6/13/2019 | 2062.24 | 0.28% |
6/14/2019 | 2067.66 | 0.26% |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Putusan Sidang MK dan KTT G20 Bikin Yuan Melemah
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular