
Analisis Teknikal
Euro Perlahan Bangkit Usai Turun 2 Hari, Ini Peluang Cuannya
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
14 June 2019 15:41

Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang euro mencatat penurunan dua hari beruntun hingga Kamis (13/6/19) kemarin, namun hari ini Jumat (14/6/19) sudah mulai menunjukkan tanda-tanda bangkit.
Momentum penguatan mata uang 19 negara ini terlihat memudar setelah mencapai level tertinggi 11 pekan pada US$ 1,1347 pada 7 Juni lalu.
Selain itu data ekonomi terakhir juga kurang menguntungkan bagi euro. Badan Statistik Eropa, Eurostat, melaporkan produksi industri di zona euro turun tiga bulan berturut-turut. Pada bulan April turun 0,5%, dua bulan sebelumnya turun masing-masing -0,4% dan -0,1%.
Data tersebut bisa memberikan gambaran pelambatan ekonomi yang terjadi di blok 19 negara tersebut, dan memperkuat kemungkinan akan ada gelontoran stimulus moneter dari Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB).
Seperti yang sudah-sudah, stimulus moneter akan berdampak pada pelemahan nilai tukar mata uang.
Penurunan selama dua hari kemungkinan memicu aksi ambil untung (profit taking), apalagi jika melihat dolar AS tidak dalam kondisi bagus. Spekulasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve/The Fed masih menghantui dolar, apalagi setelah rilis data tenaga kerja dan inflasi yang mengecewakan.
Penyerapan tenaga kerja di luar sektor pertanian (non-farm payroll) AS bulan Mei hanya sebanyak 75.000 orang jauh menurun dibandingkan bulan sebelumnya 224.000 orang. Di waktu yang sama inflasi hanya tumbuh 0,1% melambat dari pertumbuhan bulan April 0,3%.
Dua data ini merupakan acuan The Fed dalam menentukan kebijakan moneter. Pada pukul 15:30 WIB, euro diperdagangkan di kisaran US$ 1,1280, melansir kuotasi MetaTrader 5.
Analisis Teknikal
Sisa-sisa momentum penguatan euro melawan dolar (EUR/USD) sepertinya masih ada, mata uang 19 negara ini terlihat memiliki level kunci US$ 1,1250. Pada grafik harian, indikator rerata pergerakan konvergen divergen (MACD) masih berada di zona positif yang menjadi sinyal sentimen bullish atau naik.
Selama tidak menembus ke bawah US$ 1,1250, euro memiliki peluang untuk kembali ke jalur positif.
Pada time frame 30 menit, euro terlihat sempat menembus resisten (tahanan atas) US$ 1,1280 yang kini menjadi support (tahanan bawah) terdekat. Sementara MACD pada grafik ini masih berada di zona negatif dan bergerak mendatar.
Indikator Stochastic juga masih belum memasuki wilayah jenuh beli (overbought) yang memberikan ruang untuk kembali menguat.
Selama mampu bertahan di atas support US$ 1,1280, euro berpeluang naik kembali ke area US$ 1,1308. Namun jika kembali menembus dan bergerak konsisten di bawah support, EUR/USD berpotensi turun ke US$ 1,1250
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Trading Cuan Rp 70 Juta, Euro Dulu Dibuang Kini Disayang!
Momentum penguatan mata uang 19 negara ini terlihat memudar setelah mencapai level tertinggi 11 pekan pada US$ 1,1347 pada 7 Juni lalu.
Selain itu data ekonomi terakhir juga kurang menguntungkan bagi euro. Badan Statistik Eropa, Eurostat, melaporkan produksi industri di zona euro turun tiga bulan berturut-turut. Pada bulan April turun 0,5%, dua bulan sebelumnya turun masing-masing -0,4% dan -0,1%.
Seperti yang sudah-sudah, stimulus moneter akan berdampak pada pelemahan nilai tukar mata uang.
Penurunan selama dua hari kemungkinan memicu aksi ambil untung (profit taking), apalagi jika melihat dolar AS tidak dalam kondisi bagus. Spekulasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve/The Fed masih menghantui dolar, apalagi setelah rilis data tenaga kerja dan inflasi yang mengecewakan.
Penyerapan tenaga kerja di luar sektor pertanian (non-farm payroll) AS bulan Mei hanya sebanyak 75.000 orang jauh menurun dibandingkan bulan sebelumnya 224.000 orang. Di waktu yang sama inflasi hanya tumbuh 0,1% melambat dari pertumbuhan bulan April 0,3%.
Dua data ini merupakan acuan The Fed dalam menentukan kebijakan moneter. Pada pukul 15:30 WIB, euro diperdagangkan di kisaran US$ 1,1280, melansir kuotasi MetaTrader 5.
Analisis Teknikal
![]() Sumber: MetaTrader 5 |
Selama tidak menembus ke bawah US$ 1,1250, euro memiliki peluang untuk kembali ke jalur positif.
![]() |
Indikator Stochastic juga masih belum memasuki wilayah jenuh beli (overbought) yang memberikan ruang untuk kembali menguat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Trading Cuan Rp 70 Juta, Euro Dulu Dibuang Kini Disayang!
Most Popular