
Jejak Sjamsul Nursalim di MAP: 'Penguasa' Gerai Ritel di Mal
Redaksi, CNBC Indonesia
13 June 2019 09:35

Jakarta, CNBC Indonesia - Pernahkah Anda berpikir saat berjalan di pusat perbelanjaan atau mal bahwa deretan barang-barang di sana, mulai ujung rambut sampai ujung kaki, dari makanan hingga minuman, sebagian besar ternyata bermuara pada satu entitas bisnis besar di bidang ritel?
Merek-merek terkenal seperti Zara, Mango hingga gerai makanan minuman Burger King dan Starbucks jadi pemandangan umum di mal-mal besar. Gerai-gerai ritel konsumer itu tampak cukup dominan di pusat perbelanjaan terutama di kota-kota besar Tanah Air, tak hanya ibu kota Jakarta.
Adalah PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) atau MAP yang berada di balik sejumlah gerai ritel kenamaan itu. Nama MAP sudah tak asing di kalangan pebisnis ritel di Indonesia. Jejaring produk cukup dominan di rak-rak toko di pusat perbelanjaan papan atas, bahkan produk makanan cepat saji di pusat-pusat keramaian.
Direktur Mitra Adiperkasa Handaka Sentosa memperkirakan rata-rata sebaran produk dan merek dari jejaring usaha MAP memang belum sampai 50% dari gerai-gerai mal besar terutama di kota besar seperti Jakarta, antara lain di Mal Senayan City dan lainnya.
Ia mengklaim "perkiraan kami sekitar 30-40%," kata Handaka kepada CNBC Indonesia, Rabu (12/6/2019).
Jejaring toko di bawah MAP tersebar di 71 kota di Indonesia yang mencapai lebih dari 2.300 toko, dan ada juga di Singapura sebanyak 15 toko. Sebaran toko masih terbesar di Jabodetabek, porsinya sekitar 70%. MAP total menguasai sekitar 150 merek dari beragam segmen.
Segmen bisnis MAP antara lain lini produk department store, pakaian, produk olahraga, segmen anak-anak, makanan dan minuman, dan toko-toko lainnya.
Lini department store antara lain ada Sogo, Galeries Lafayette, dan Seibu. Lalu ada produk pakaian setidaknya MAP menggenggam 55 merek-merek ternama. Nama-nama terkenal seperti Zara, Marks & Spencer, Stradivarius, Oysho, Mango, Lacoste, Oasis, Camper, Loewe, Dr. Martens, Pandora, Calvin Klein dan lain-lain.
Untuk segmen produk olahraga, MAP memegang sekitar 29 merek, macam Sport Station, Reebok, Adidas, Converse, Speedo, Airwalk, Crocs, Diadora, Nike, Mizuno, dan lainnya.
Pada segmen makanan dan minumen setidaknya ada 10 merek, meliputi Starbucks, Domino's Pizza, Burger King, Genki Sushi, Godiva, Krispy Kreme, Cold Stone dan lainnya.
Akhir 2018, pendapatan bersih MAP meningkat 16% menjadi Rp 18,9 triliun, dari Rp 16,3 triliun yang tercatat pada 2017. Laba sebelum pajak naik 96% menjadi Rp 1,17 triliun, sementara laba bersih meningkat tajam 120% menjadi Rp 735,83 miliar dari tahun 2017 sebesar Rp 334,65 miliar.
Lantas bagaimana kaitan dengan Sjamsul Nursalim?
Semenjak ditetapkan sebagai tersangka bersama sang istri oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus dugaan korupsi Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) pada Senin pekan ini, nama Sjamsul ramai jadi perbincangan, terutama soal gurita bisnisnya, salah satunya nama MAP ikut muncul.
"Beliau memang pendiri MAP," kata Handaka, yang juga mantan Direktur PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN).
Handaka beralibi kaitan Sjamsul Nursalim dengan bisnis MAP ibarat sebuah lahan yang pernah dimiliki oleh seseorang tapi sudah diperjualbelikan, tapi kenyataannya lahan tersebut masih melekat atau identik dengan pemilik lama.
"Bisa dicek di bursa, kan perusahaan terbuka," kilahnya.
Nama Sjamsul Nursalim memang tak ada dalam susunan pemegang saham MAP. Pada laporan keuangan MAP kuartal I-2019, pemegang saham mayoritas masih dipegang oleh PT Satya Mulia Gema Gemilang yang menguasi 51%, sisanya 49% dipegang masyarakat atau investor publik masing-masing dengan kepemilikan di bawah 5%.
Siapa pemegang saham Satya Mulia Gema Gemilang?
(hoi/tas) Next Article Apakah Sjamsul Nursalim Masih Kendalikan Gajah Tunggal?
Merek-merek terkenal seperti Zara, Mango hingga gerai makanan minuman Burger King dan Starbucks jadi pemandangan umum di mal-mal besar. Gerai-gerai ritel konsumer itu tampak cukup dominan di pusat perbelanjaan terutama di kota-kota besar Tanah Air, tak hanya ibu kota Jakarta.
Adalah PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) atau MAP yang berada di balik sejumlah gerai ritel kenamaan itu. Nama MAP sudah tak asing di kalangan pebisnis ritel di Indonesia. Jejaring produk cukup dominan di rak-rak toko di pusat perbelanjaan papan atas, bahkan produk makanan cepat saji di pusat-pusat keramaian.
Direktur Mitra Adiperkasa Handaka Sentosa memperkirakan rata-rata sebaran produk dan merek dari jejaring usaha MAP memang belum sampai 50% dari gerai-gerai mal besar terutama di kota besar seperti Jakarta, antara lain di Mal Senayan City dan lainnya.
Ia mengklaim "perkiraan kami sekitar 30-40%," kata Handaka kepada CNBC Indonesia, Rabu (12/6/2019).
Jejaring toko di bawah MAP tersebar di 71 kota di Indonesia yang mencapai lebih dari 2.300 toko, dan ada juga di Singapura sebanyak 15 toko. Sebaran toko masih terbesar di Jabodetabek, porsinya sekitar 70%. MAP total menguasai sekitar 150 merek dari beragam segmen.
Segmen bisnis MAP antara lain lini produk department store, pakaian, produk olahraga, segmen anak-anak, makanan dan minuman, dan toko-toko lainnya.
Lini department store antara lain ada Sogo, Galeries Lafayette, dan Seibu. Lalu ada produk pakaian setidaknya MAP menggenggam 55 merek-merek ternama. Nama-nama terkenal seperti Zara, Marks & Spencer, Stradivarius, Oysho, Mango, Lacoste, Oasis, Camper, Loewe, Dr. Martens, Pandora, Calvin Klein dan lain-lain.
Untuk segmen produk olahraga, MAP memegang sekitar 29 merek, macam Sport Station, Reebok, Adidas, Converse, Speedo, Airwalk, Crocs, Diadora, Nike, Mizuno, dan lainnya.
Pada segmen makanan dan minumen setidaknya ada 10 merek, meliputi Starbucks, Domino's Pizza, Burger King, Genki Sushi, Godiva, Krispy Kreme, Cold Stone dan lainnya.
Akhir 2018, pendapatan bersih MAP meningkat 16% menjadi Rp 18,9 triliun, dari Rp 16,3 triliun yang tercatat pada 2017. Laba sebelum pajak naik 96% menjadi Rp 1,17 triliun, sementara laba bersih meningkat tajam 120% menjadi Rp 735,83 miliar dari tahun 2017 sebesar Rp 334,65 miliar.
Lantas bagaimana kaitan dengan Sjamsul Nursalim?
Semenjak ditetapkan sebagai tersangka bersama sang istri oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus dugaan korupsi Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) pada Senin pekan ini, nama Sjamsul ramai jadi perbincangan, terutama soal gurita bisnisnya, salah satunya nama MAP ikut muncul.
"Beliau memang pendiri MAP," kata Handaka, yang juga mantan Direktur PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN).
Handaka beralibi kaitan Sjamsul Nursalim dengan bisnis MAP ibarat sebuah lahan yang pernah dimiliki oleh seseorang tapi sudah diperjualbelikan, tapi kenyataannya lahan tersebut masih melekat atau identik dengan pemilik lama.
"Bisa dicek di bursa, kan perusahaan terbuka," kilahnya.
Nama Sjamsul Nursalim memang tak ada dalam susunan pemegang saham MAP. Pada laporan keuangan MAP kuartal I-2019, pemegang saham mayoritas masih dipegang oleh PT Satya Mulia Gema Gemilang yang menguasi 51%, sisanya 49% dipegang masyarakat atau investor publik masing-masing dengan kepemilikan di bawah 5%.
Siapa pemegang saham Satya Mulia Gema Gemilang?
Berdasarkan data prospektus saat MAPI mencatatkan saham perdana (IPO) pada 10 November 2004, tercatat bahwa pemegang saham Satya Mulia Gema Gemilang adalah PT Mitralestari Adiperkasa 99,99% dan FX Boyke Gozali 0,01%.
Namun hingga kini belum ada informasi terbaru terkait dengan beneficial owner atau pemilik sebenarnya dari Mitralestari Adiperkasa.
![]() |
(hoi/tas) Next Article Apakah Sjamsul Nursalim Masih Kendalikan Gajah Tunggal?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular