Analisis Teknikal

Lihat Saja! Penguatan Poundsterling Bakalan Tidak Lama

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
11 June 2019 19:05
Rilis data tenaga kerja Inggris membuat poundsterling menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di perdagangan Selasa (11/6/19).
Foto: Ilustrasi Poundsterling (REUTERS/Dado Ruvic)
Jakarta, CNBC Indonesia - Rilis data tenaga kerja Inggris membuat poundsterling menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di perdagangan Selasa (11/6/19). Namun penguatan Pound tidak akan berkelanjutan mengingat masih dibayangi isu Brexit.

Pada pukul 16:48 WIB, pound diperdagangkan di kisaran US$ 1,2712, mengutip kuotasi MetaTrader 5. 

Office for National Statistic (ONS) melaporkan rata-rata upah naik 3,1% dalam tiga bulan yang berakhir April. Kenaikan tersebut lebih tinggi dari prediksi di Forex Factory sebesar 2,9%, dan memberikan tenaga bagi pound untuk menguat, setidaknya dalam jangka pendek.

Di sisi lain, kampanye pemilihan ketua Partai Konservatif telah dimulai setelah Theresa May mengundurkan diri pada 7 Juni lalu. Siapa yang menduduki kursi tertinggi partai pemerintah tersebut nantinya akan menjabat sebagai Perdana Menteri Inggris.

Boris Johnson masih menjadi kandidat kuat pengganti May, dan pelaku pasar cemas jika ia terpilih maka Inggris akan dibawa keluar dari Uni Eropa tanpa kesepakatan apapun alias Hard Brexit.

Analisis Teknikal

Grafik: GBP/USD Harian
Sumber: MetaTrader 5


Poundsterling yang disimbolkan GBP/USD bergerak di bawah rerata pergerakan (Moving Average/MA) 125 hari (garis biru), MA 21 hari (garis hijau), dan di atas MA 8 hari (garis merah). Sementara indikator rerata pergerakan konvergen divergen (MACD) masih berada di zona negatif, tetapi sudah bergerak naik.

Area US$ 1,2765 menjadi level kunci poundsterling, yang kemungkinan besar akan menahan kenaikan. Selamat tertahan di bawah level tersebut pound bisa kembali melemah.

Penguatan Poundsterling Kemungkinan Tidak Tahan LamaGrafik: GBP/USD 30 Menit
Sumber: MetaTrader 5

Sementara pada time frame 30 menit, GBP/USD bergerak di atas MA 8, 21, dan 125. MACD sudah masuk wilayah positif, dan indikator Stochastic bergerak naik memasuki wilayah jenuh beli (overbought).

Resisten (tahanan atas) terdekat berada di kisaran US$ 1,2735, jika berhasil dilewati pound berpeluang naik menuju level kunci US$ 1,2765. Sementara, jika gagal menembus ke atas atau selama tertahan di bawah resisten, Pound berpotensi kembali turun ke US$ 1,2695 atau lebih dalam ke US$ 1,2670.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap) Next Article PM Inggris akan Dipaksa Mundur? Pound Bergeming

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular