Asing Tahan Diri Beli Saham, IHSG Masih Betah di Zona Merah

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
11 June 2019 11:43
Grogi Nantikan Data Ekspor-Impor, Rupiah Loyo
Foto: Ilustrasi Bursa. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Pelemahan rupiah menjadi faktor yang memantik aksi jual oleh investor asing di pasar saham tanah air. Hingga berita ini diturunkan, rupiah melemah 0,09% di pasar spot ke level Rp 14.258/dolar AS.

Walaupun ada sentimen positif yang datang dari optimisme bahwa The Fed akan memangkas tingkat suku bunga acuan, rupiah tetap melemah lantaran investor grogi dalam menantikan rilis data perdagangan internasional Indonesia periode Mei 2019 yang dijadwalkan pada hari Senin pekan depan (17/6/2019).

Wajar jika data ini membuat investor grogi. Pasalnya, neraca dagang Indonesia membukukan defisit senilai US$ 2,5 miliar pada April 2019. Berdasarkan data Refinitiv, defisit pada April 2019 merupakan yang terparah atau terdalam sepanjang sejarah Indonesia. Sebelumnya, defisit paling dalam tercatat senilai US$ 2,3 miliar dan terjadi pada Juli 2013.

Kalau neraca dagang (yang merupakan komponen dari transaksi berjalan) saja sudah membukukan defisit yang begitu dalam, tentu defisit transaksi berjalan/Current Account Deficit (CAD akan sulit diredam. Sebagai informasi, CAD periode kuartal-I 2019 tercatat senilai US$ 7 miliar atau setara dengan 2,6% dari PDB, sudah jauh lebih dalam dari defisit periode yang sama tahun lalu (kuartal-I 2018) yang hanya senilai US$ 5,19 miliar atau 2,01% dari PDB.

Jika defisit neraca dagang tak juga bisa diredam, CAD untuk keseluruhan tahun 2019 akan lebih dalam dibandingkan CAD untuk keseluruhan tahun 2018 yang sebesar 2,98% dari PDB.

Jika berbicara mengenai rupiah, transaksi berjalan merupakan hal yang sangat penting lantaran menggambarkan pasokan devisa yang tidak mudah berubah (dari aktivitas ekspor-impor barang dan jasa).

Hal ini berbeda dengan pos transaksi modal dan finansial yang bisa cepat berubah karena datang dari aliran modal portfolio atau yang biasa disebut sebagai hot money.

Jangan lupakan juga bahwa sepanjang bulan Juni (hingga penutupan perdagangan kemarin), rupiah sudah membukukan penguatan sebesar 0,18% di pasar spot, sehingga ruang bagi rupiah untuk terkoreksi tentu menjadi terbuka.

Pada akhirnya, pelemahan rupiah membuat investor asing menahan diri dari membawa masuk dananya ke pasar saham tanah air.

TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/hps)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular