
Kompak dengan Rusia dan Afsel, Harga Surat Utang RI Naik
Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
11 June 2019 11:05

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah dibuka menguat, meskipun kenaikannya harganya sudah mereda dibandingkan kemarin. Dampak positif dari ekspektasi penurunan suku bunga global ternyata masih membekas di pasar obligasi.
Data Refinitiv menunjukkan menguatnya harga Surat Utang Negara (SUN) itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menurunkan tingkat imbal hasil (yield). Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder. Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.
Sumber: Refinitiv
Terkait dengan porsi investor di pasar Surat Berharga Negara (SBN), data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 949,56 triliun atau 37,88% dari total beredar Rp 2.506 triliun berdasarkan data per 31 Mei. Angka kepemilikannya masih positif Rp 56,31 triliun dibanding posisi akhir Desember Rp 893,25 triliun, sehingga persentasenya masih naik dari 37,71% pada periode yang sama.
Dari pasar surat utang negara berkembang, koreksi terjadi secara luas yaitu di Brasil, China, India, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Penguatan hanya terjadi di Rusia dan Afrika Selatan.
Di negara maju, koreksi terjadi di pasar bund Jerman, JGB Jepang, dan US Treasury AS, sedangkan penguatan terjadi di pasar OAT Perancis dan gilt Inggris.
Sumber: Refinitiv
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/aji) Next Article SUN Cetak Rekor, Pengamat: SUN RI Masih Menarik Bagi Investor
Data Refinitiv menunjukkan menguatnya harga Surat Utang Negara (SUN) itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menurunkan tingkat imbal hasil (yield). Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder. Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.
Yield Obligasi Negara Acuan 11 Jun'19 | |||||
Seri | Jatuh tempo | Yield 10 Jun'19 (%) | Yield 11 Jun'19 (%) | Selisih (basis poin) | Yield wajar IBPA 10 Jun'19 |
FR0077 | 5 tahun | 7.366 | 7.324 | -4.20 | 7.3014 |
FR0078 | 10 tahun | 7.742 | 7.737 | -0.50 | 7.7283 |
FR0068 | 15 tahun | 8.18 | 8.156 | -2.40 | 8.12 |
FR0079 | 20 tahun | 8.25 | 8.244 | -0.60 | 8.2263 |
Avg movement | -1.92 |
Sumber: Refinitiv
Terkait dengan porsi investor di pasar Surat Berharga Negara (SBN), data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 949,56 triliun atau 37,88% dari total beredar Rp 2.506 triliun berdasarkan data per 31 Mei. Angka kepemilikannya masih positif Rp 56,31 triliun dibanding posisi akhir Desember Rp 893,25 triliun, sehingga persentasenya masih naik dari 37,71% pada periode yang sama.
Di negara maju, koreksi terjadi di pasar bund Jerman, JGB Jepang, dan US Treasury AS, sedangkan penguatan terjadi di pasar OAT Perancis dan gilt Inggris.
Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang | |||
Negara | Yield 10 Jun'19 (%) | Yield 11 Jun'19 (%) | Selisih (basis poin) |
Brasil | 8.15 | 8.18 | 3.00 |
China | 3.273 | 3.275 | 0.20 |
Jerman | -0.255 | -0.217 | 3.80 |
Perancis | 0.135 | 0.134 | -0.10 |
Inggris | 0.84 | 0.835 | -0.50 |
India | 6.974 | 7.077 | 10.30 |
Jepang | -0.121 | -0.11 | 1.10 |
Malaysia | 3.707 | 3.714 | 0.70 |
Filipina | 5.05 | 5.062 | 1.20 |
Rusia | 7.74 | 7.69 | -5.00 |
Singapura | 2.051 | 2.061 | 1.00 |
Thailand | 2.185 | 2.245 | 6.00 |
Amerika Serikat | 2.141 | 2.154 | 1.30 |
Afrika Selatan | 8.475 | 8.415 | -6.00 |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/aji) Next Article SUN Cetak Rekor, Pengamat: SUN RI Masih Menarik Bagi Investor
Most Popular