
Huawei Diblokir AS, Akankah Kerja Sama dengan XL Berakhir?
tahir saleh, CNBC Indonesia
11 June 2019 11:10

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten telekomunikasi PT XL Axiata Tbk (EXCL) masih mengkaji kembali kerja sama pengembangan jaringan dan infrastruktur dengan Huawei menyusul sanksi yang diterapkan pemerintahan Amerika Serikat (AS) terhadap raksasa teknologi asal China itu.
"Statusnya masih sama, kami masih review hal tersebut [kerja sama]. Huawei merupakan salah satu dari beberapa partner teknologi kami untuk pengembangan jaringan dan infrastruktur," kata Tri Wahyuningsih, Group Head Corporate Communication XL Axiata, dalam pesan singkatnya, Selasa (11/6/2019).
Dia mengatakan sejauh ini perseroan tetap memantau perkembangan informasi terkait dengan pembatasan bisnis Huawei oleh AS. "Tentu kami juga turut mencermati hal tersebut dan saat ini kami masih mempelajari lebih lanjut mengenai kemungkinan dampaknya terhadap bisnis terutama bisnis layanan data kami," tegasnya.
Menurut dia, Huawei merupakan salah satu mitra bisnis dari beberapa mitra yang ada. "Jadi masih ada opsi yang lainnya, sebagai informasi Huawei juga merupakan partner teknologi dari semua operator di Indonesia, yang terbesar tentunya Telkomsel," kata Tri.
Bulan lalu, Presiden AS Donald Trump memasukkan Huawei dalam daftar hitam (blacklist) yang membuat raksasa teknologi yang berbasis di Shenzen ini tidak dapat berbisnis dengan perusahaan AS tanpa lisensi dan ini mengganggu rencana jangka panjang China dalam teknologi terbarukan. Langkah Trump tersebut berkaitan dengan perang dagang dengan China.
Pada pekan ini, seperti dilaporkan The New York Times dan dikutip CNBC International, China juga membalas perlakuan AS dengan mengumpulkan perusahaan teknologi termasuk semikonduktor terkemuka.
Tujuannya, memperingatkan perusahaan-perusahaan tersebut akan konsekuensi yang harus mereka hadapi ketika mematuhi permintaan Trump dengan tidak menjual teknologi AS ke perusahaan China.
Sejak Desember 2014, XL Axiata telah mengimplementasikan jaringan 4G LTE (long term evolution), yang dilanjutkan dengan pengembangan 4G LTE komersial skala nasional pada Juli 2015.
XL Axiata merupakan bagian dari Axiata Group bersama dengan Celcom (Malaysia), Dialog (Sri Lanka), Robi (Bangladesh), Smart (Cambodia), Ncell (Nepal), Idea (India), dan M1 (Singapore). Pada perdagangan Selasa ini, saham EXCL stagnan di level Rp 2.940/saham dengan kapitalisasi pasar Rp 31,42 triliun.
China panggil perusahaan teknologi global terkait sanksi Huawei.
[Gambas:Video CNBC]
(tas/hps) Next Article WFH Bikin Trafic Data XL Axiata Naik 15%, Terbesar Netflix
"Statusnya masih sama, kami masih review hal tersebut [kerja sama]. Huawei merupakan salah satu dari beberapa partner teknologi kami untuk pengembangan jaringan dan infrastruktur," kata Tri Wahyuningsih, Group Head Corporate Communication XL Axiata, dalam pesan singkatnya, Selasa (11/6/2019).
Dia mengatakan sejauh ini perseroan tetap memantau perkembangan informasi terkait dengan pembatasan bisnis Huawei oleh AS. "Tentu kami juga turut mencermati hal tersebut dan saat ini kami masih mempelajari lebih lanjut mengenai kemungkinan dampaknya terhadap bisnis terutama bisnis layanan data kami," tegasnya.
Menurut dia, Huawei merupakan salah satu mitra bisnis dari beberapa mitra yang ada. "Jadi masih ada opsi yang lainnya, sebagai informasi Huawei juga merupakan partner teknologi dari semua operator di Indonesia, yang terbesar tentunya Telkomsel," kata Tri.
Bulan lalu, Presiden AS Donald Trump memasukkan Huawei dalam daftar hitam (blacklist) yang membuat raksasa teknologi yang berbasis di Shenzen ini tidak dapat berbisnis dengan perusahaan AS tanpa lisensi dan ini mengganggu rencana jangka panjang China dalam teknologi terbarukan. Langkah Trump tersebut berkaitan dengan perang dagang dengan China.
Pada pekan ini, seperti dilaporkan The New York Times dan dikutip CNBC International, China juga membalas perlakuan AS dengan mengumpulkan perusahaan teknologi termasuk semikonduktor terkemuka.
Tujuannya, memperingatkan perusahaan-perusahaan tersebut akan konsekuensi yang harus mereka hadapi ketika mematuhi permintaan Trump dengan tidak menjual teknologi AS ke perusahaan China.
Sejak Desember 2014, XL Axiata telah mengimplementasikan jaringan 4G LTE (long term evolution), yang dilanjutkan dengan pengembangan 4G LTE komersial skala nasional pada Juli 2015.
XL Axiata merupakan bagian dari Axiata Group bersama dengan Celcom (Malaysia), Dialog (Sri Lanka), Robi (Bangladesh), Smart (Cambodia), Ncell (Nepal), Idea (India), dan M1 (Singapore). Pada perdagangan Selasa ini, saham EXCL stagnan di level Rp 2.940/saham dengan kapitalisasi pasar Rp 31,42 triliun.
China panggil perusahaan teknologi global terkait sanksi Huawei.
[Gambas:Video CNBC]
(tas/hps) Next Article WFH Bikin Trafic Data XL Axiata Naik 15%, Terbesar Netflix
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular