Dolar Australia Bisa Jeblok Jika Pasar Forex Indonesia Buka

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
06 June 2019 13:29
Dolar Australia flat atau mendatar melawan rupiah pada perdagangan Kamis (6/6/19) saat pasar Indonesia sedang libur selama sepekan.
Foto: Foto Ilustrasi mata uang Dolar Australia. REUTERS / Daniel Munoz / File Photo
Jakarta, CNBC Indonesia - Dolar Australia flat atau mendatar melawan rupiah pada perdagangan Kamis (6/6/19) saat pasar Indonesia sedang libur selama sepekan. Mata Uang Kanguru kini terlihat sulit untuk menaklukan Mata Uang Garuda melihat fundamental masing-masing negara. 

Pada pukul 11:50 WIB, dolar Australia di pasar spot luar negeri diperdagangkan di kisaran Rp 9.946,19/A$ atau tidak jauh dari penutupan perdagangan Rabu (5/6/19) di level Rp 9.944,76/A$ mengutip data dari Refinitiv. Bahkan pagi tadi Dolar Singapura sempat turun ke level Rp 9.931,92/A$.

Inferiornya Dolar Australia melawan rupiah terlihat dari pergerakan Rabu kemarin yang berakhir melemah 0,3%, padahal sebelumnya sempat menguat ke level Rp 9.998,99/A$.

Rupiah sedang mendapat dua sentimen positif sejak Jumat 31 Mei lalu. Yang pertama, Indonesia meraih peringkat mendapat kenaikan peringkat surat utang oleh S&P dari BBB- menjadi BBB dengan proyeksi (outlook) stabil. Rating BBB stabil yang didapat Indonesia ini merupakan yang pertama kali dalam 24 tahun terakhir.

Yang kedua, Bank Dunia (World Bank/W) tetap mempertahankan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,2%, di saat pertumbuhan global dipangkas. Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut juga di atas rata-rata negara berkembang sebesar 4%.

Sementara dolar Australia sedang mendapat sentimen negatif setelah Reserve Bank of Australia (RBA) memangkas suku bunga 25 basis poin ke level terendah 1,25% pada Selasa (4/6/19) kemarin. Bahkan Gubernur RBA, Philip Lowe mengindikasikan akan kembali memangkas suku bunga untuk membantu perekonomian Australia.

Selain itu Badan Statistik Australia Rabu (5/6/19) melaporkan PDB kuartal-I 2019 tumbuh 0,4%, lebih tinggi dari kuartal sebelumnya 0,2%. Meski demikian jika dilihat secara year-on-year PDB tumbuh 1,8%, menjadi yang terendah sejak kuartal-III 2009.

Melihat background tersebut, jika pasar dalam negeri buka normal, besar kemungkinan rupiah akan berjaya melawan dolar Australia di pekan ini. 

TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/hps) Next Article Jaga Kestabilan Rupiah, BI-7 D RRR Diprediksi Sulit

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular