S&P Kerek Peringkat Indonesia, Sampai Kapan IHSG Melesat?
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
03 June 2019 06:52

Dengan dinaikkannya peringkat surat utang, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah di pasar sekunder seharusnya akan bergerak turun. Sebagai informasi, pergerakan yield obligasi berbanding terbalik dengan harganya. Ketika yield turun, berarti harga sedang naik. Sebaliknya, ketika yield naik, berarti harga sedang turun.
Penurunan ini pada akhirnya akan membuat yield yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) kala menerbitkan obligasi menjadi ikut turun. Alhasil, laba bersih yang diraup oleh para emiten bisa terdongkrak naik.
Lebih lanjut, dinaikkannya peringkat surat utang berpotensi mendorong aliran modal investor asing ke Indonesia. Hal ini sejatinya sudah mulai terjadi. Pada perdagangan hari Jumat, investor asing membukukan beli bersih senilai Rp 1,43 triliun di pasar saham.
Ke depannya, investor asing juga berpotensi menanamkan uangnya dalam bentuk investasi riil lantaran melihat prospek perekonomian Indonesia yang kinclong. Hal tersebut akan membuat Indonesia mampu membukukan pertumbuhan ekonomi lebih tinggi yang lagi-lagi akan menguntungkan perusahaan-perusahaan yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Dengan melihat kinerja kala S&P terakhir kali mengerek peringkat surat utang jangka panjang Indonesia (Mei 2017), IHSG berpotensi mengulangi capaian yang sama dengan melejit sampai akhir tahun. Apalagi, upside IHSG untuk tahun ini memang masih besar lantaran baru menguat tipis 0,24% sepanjang tahun 2019 (hingga akhir Mei).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/prm)
Penurunan ini pada akhirnya akan membuat yield yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) kala menerbitkan obligasi menjadi ikut turun. Alhasil, laba bersih yang diraup oleh para emiten bisa terdongkrak naik.
Lebih lanjut, dinaikkannya peringkat surat utang berpotensi mendorong aliran modal investor asing ke Indonesia. Hal ini sejatinya sudah mulai terjadi. Pada perdagangan hari Jumat, investor asing membukukan beli bersih senilai Rp 1,43 triliun di pasar saham.
Dengan melihat kinerja kala S&P terakhir kali mengerek peringkat surat utang jangka panjang Indonesia (Mei 2017), IHSG berpotensi mengulangi capaian yang sama dengan melejit sampai akhir tahun. Apalagi, upside IHSG untuk tahun ini memang masih besar lantaran baru menguat tipis 0,24% sepanjang tahun 2019 (hingga akhir Mei).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/prm)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular