Divestasi ANZ di Bank Panin & Kisah CA Capital, Sang Pembeli

Yanurisa Ananta, CNBC Indonesia
31 May 2019 09:50
Konsorsium investor yang dipimpin CA Capital dikabarkan akan membeli saham PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN).
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Konsorsium investor yang dipimpin CA Capital dikabarkan akan membeli saham PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN) atau Bank Panin. Hal itu disampaikan salah seorang investment banker yang menjadi sumber CNBC Indonesia.

CA Capital dikabarkan akan membeli saham PNBN pada harga saham kisaran price to book value (PBV) 1,1x. Ini merupakan bagian dari rencana divestasi saham PaninBank oleh ANZ Group.

PBV ini adalah penilaian harga saham dengan nilai buku perusahaan. Biasanya, saham yang memiliki rasio PBV besar, memiliki valuasi yang tinggi (overvalue) sedangkan saham yang memiliki PBV di bawah 1 memiliki valuasi yang rendah alias undervalue.


Mengacu data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan pukul 09.39 WIB, Jumat (31/5/2019), saham PNBN diperdagangkan naik 9% di level Rp 1.260/saham, dengan rasio PBV 0,73x. Artinya penawaran CA Capital lebih tinggi dari valuasi Bank Panin saat ini.

Pada September lalu, seperti yang diberitakan Bloomberg, ANZ sudah menunjuk Morgan Stanley sebagai penasihat untuk melepas kepemilikan saham Bank Panin.

Namun hingga saat ini belum jelas siapa yang akan menjadi pembeli 38,82% saham ANZ Group di Bank Panin yang tercatat atas nama Votraint No 1033 PTY Ltd.

"CA Capital itu konsorsium beberapa investor tapi di orang-orangnya merupakan investment banker dari Grup Djarum," kata sumber.


Lebih lanjut, katanya, CA Capital mendapatkan hak call option. Artinya, pada saat pemegang saham pengendali Bank Panin yaitu PT Panin Financial Tbk (PNLF) menjual kepemilikannya, maka CA Capital punya hak pertama untuk membeli.

CA Capital sudah melakukan negosiasi dengan dua pihak, ANZ Group dan Panin Financial. Hal itu mengantisipasi jika ke depan, Panin Financial punya rencana yang sama untuk melakukan divestasi.

Mengenai kabar tersebut, Presiden Direktur Bank Panin Herwidayatmo mengaku belum mendapatkan informasi tersebut.
"Manajemen Panin Bank tidak memperoleh informasi berkaitan dengan hal tersebut," kata Herwit, sapaan akrabnya, kepada CNBC Indonesia, Kamis (30/05/2019).

Foto: Lapkeu BCA Sekuritas

CA Capital merupakan perusahaan investasi yang punya afiliasi dengan Grup Djarum. CA merupakan akronim dari nama Chandra Adisusanto, yang merupakan pemilik perusahaan investasi ini.

Chandra Adisusanto, merupakan pemegang 10% saham PT BCA Sekuritas Indonesia, salah satu perusahaan efek yang menjadi anggota bursa, seperti yang tercantum dalam laporan keuangan. Sisanya 90% saham BCA Sekuritas dikuasai oleh PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).

Chandra merupakan salah satu investment banker yang dipercaya banyak mengelola investasi Grup Djarum. Rencana pembelian saham Panin Bank tersebut tidak terkait dengan BCA, yang merupakan bank milik Grup Djarum.

Partner Chandra di CA Capital adalah Dharwin Yuwono, mantan Presiden Direktur PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia. Saat ini, Dharwin tercatat sebagai Presiden Komisaris di BCA Sekuritas.

Dharwin juga merupakan salah seorang investment banker kawakan. Sebelum di Credit Suisse, Dharwin pernah menjabat Direktur PT JP Morgan Sekuritas Indonesia. Dalam laman Linkedin Dharwin, disebutkan ia menjabat sebagai Investment Officer di CA Capital.

Sepak terjang CA Capital di Indonesia memang tak terdengar. Bahkan tak ada website resmi perusahaan ini. Spekulasi terkait penjualan saham ANZ ini terus merebak karena, batas waktu divestasi sudah mendekati batas akhir.

Pasalnya berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/24/PBI/2012 tentang Kepemilikan Tunggal Perbankan Indonesia, badan hukum atau perseorangan yang memiliki saham lebih dari 25% pada satu bank harus menjadi pengendali.

Bagaimana proyeksi kinerja Bank Panin?
[Gambas:Video CNBC]

(tas) Next Article Laba Bank Panin Syariah Ambles 36% di 2019, Sahamnya Stagnan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular