Divestasi ANZ di Bank Panin Abu-Abu, Asing Lepas Rp 581 M

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
19 June 2019 15:03
Rencana divestasi saham Australia and New Zealand Banking Group Ltd. (ANZ) di Bank Panin.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Rencana divestasi saham Australia and New Zealand Banking Group Ltd. (ANZ) di PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN) atau Bank Panin masih belum menemukan titik kejelasan. Kendati demikian, sahamnya terus naik bahkan setahun melesat 43%.

Kabar ini setidaknya sudah mengemuka sejak lama, hanya saja hingga kini belum terealisasi. ANZ Group tercatat memiliki kepemilikan saham sebesar 38,82% yang tercatat atas nama Vontraint No 1103 PTY Ltd di bank BUKU (Bank Umum Kelompok Usaha) IV tersebut.

Presiden Direktur Bank Panin Herwidayatmo, saat ditemui awak media juga masih irit bicara mengenai kelanjutan divestasi ANZ.

"Ini shareholder action bukan management action, sampai sekarang statusnya masih tetap ANZ memiliki 38 persen," kata Herwidayatmo, di Gedung Bank Panin, Jakarta, Rabu (19/6/2019).

Data perdagangan menunjukkan, saham PNBN Rabu ini naik 2,02% di level Rp 1.265/saham dengan kapitalisasi pasar Rp 30,46 triliun. Secara tahun berjalan saham PNBN naik 10,48% dan 1 tahun terakhir sahamnya melesat 43%.

Sayangnya, asing tercatat jual bersih Rp 481 miliar dalam setahun terakhir di pasar reguler. Jika digabung dengan pasar negosiasi dan tunai, asing kabur Rp 581 miliar di saham Bank Panin.


Ia juga tidak memberikan jawaban pasti, apakah divestasi itu jadi akan dieksekusi pada tahun ini. "Lebih baik ditanyakan ke ANZ langsung," ujarnya.

Belum adanya kemajuan terkait divestasi juga disampaikan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Padahal, sesuai dengan ketentuan kepemilikan tunggal bank (single presence policy) di OJK, ANZ Group disyaratkan harus memilih antara menambah porsi kepemilikan atau melepas kepemilikan saham di PNBN.

"Pokoknya silakan saja. Saya belum tahu progres detailnya, itu di portfolionya, tapi pesan saya ya semua harus diikuti [peraturan]. Kalau ada kendala silakan konsultasi bagaimana prinsipnya, ketentuan harus tetap dipenuhi. Kendalanya bisa minimalisir," ujar Wimboh di Gedung Bank Indonesia, Senin (10/06/2019).

Sebelumnya diberitakan, konsorsium investor yang dipimpin CA Capital dikabarkan tertarik membeli saham Bank Panin. Salah seorang investment banker yang menjadi sumber CNBC Indonesia yang tak bersedia disebutkan namanya, menyampaikan hal tersebut.

CA Capital dikabarkan akan membeli saham PNBN pada harga saham kisaran price to book value (PBV) 1,1x. Ini merupakan bagian dari rencana divestasi saham Bank Panin oleh ANZ Group.

PBV ini adalah penilaian harga saham dengan nilai buku perusahaan. Biasanya, saham yang memiliki rasio PBV besar, memiliki valuasi yang tinggi (overvalue) sedangkan saham yang memiliki PBV di bawah 1 memiliki valuasi yang rendah alias undervalue.

Pada September lalu, seperti yang diberitakan Bloomberg, ANZ sudah menunjuk Morgan Stanley sebagai penasihat untuk melepas kepemilikan saham Bank Panin. Namun hingga saat ini belum jelas siapa yang akan menjadi pembeli 38,82% saham ANZ Group di Bank Panin. "CA Capital itu konsorsium beberapa investor tapi di orang-orangnya merupakan investment banker dari Grup Djarum," kata sumber tersebut kepada CNBC.

Dalam transaksi ini, jelasnya, CA Capital mendapatkan hak call option. Artinya, pada saat pemegang saham pengendali Bank Panin yaitu PT Panin Financial Tbk (PNLF) menjual kepemilikannya, maka CA Capital punya hak pertama untuk membeli.

Jadi CA Capital sudah melakukan negosiasi dengan dua pihak, ANZ Group dan Panin Financial. Hal itu mengantisipasi jika ke depan, Panin Financial punya rencana yang sama untuk melakukan divestasi.

CA Capital merupakan perusahaan investasi yang punya afiliasi dengan Grup Djarum. CA merupakan akronim dari nama Chandra Adisusanto, yang merupakan pemilik perusahaan investasi ini.

Chandra Adisusanto, merupakan pemegang 10% saham PT BCA Sekuritas Indonesia, salah satu perusahaan efek yang menjadi anggota bursa, seperti yang tercantum dalam laporan keuangan. Sisanya 90% saham BCA Sekuritas dikuasai oleh PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).


Simak strategi PNBN di tahun ini demi genjot kredit.
[Gambas:Video CNBC]

(tas/tas) Next Article Live! Suku Bunga BI Turun, Intip Strategi Bisnis Bank Panin

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular