
Laba AirAsia Anjlok Jadi Rp 329 M di Kuartal I-2019
Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
30 May 2019 07:10

Jakarta, CNBC Indonesia - Maskapai berbiaya rendah asal Malaysia, AirAsia Group Bhd, mengumumkan membukukan laba bersih 96,09 juta ringgit (Rp 329 miliar) di kuartal pertama tahun ini.
Perusahaan juga membuat keputusan mengejutkan dengan membagikan dividen spesial senilai 90 sen ringgit (Rp 3.000) per saham.
Raihan laba bersih tersebut lebih rendah dari 1,14 miliar ringgit pada periode yang sama tahun lalu.
"Pendapatan grup untuk kuartal saat ini mencatat laba bersih sebelum pajak (NPBT) sebesar 214,3 juta ringgit yang termasuk keuntungan selisih kurs 92 juta ringgit," kata perusahaan, dilansir dari The Star, Rabu (30/5/2019).
AirAsia Group mengumumkan total pendapatan grup tumbuh 9% menjadi 2,78 miliar ringgit dari 2,55 miliar ringgit setahun yang lalu karena peningkatan jumlah penumpang sebesar 18% dan kenaikan tingkat keterisian (load factor) dari 87% menjadi 88%.
Namun, keseluruhan unit pendapatan penumpang turun 3% dari 218 ringgit menjadi 212 ringgit.
"Pertumbuhan pendapatan diimbangi oleh kenaikan biaya staf dan retribusi serta biaya terkait sejalan dengan peningkatan kapasitas 17%, sehingga menimbulkan lebih banyak biaya staf operasi, biaya rute, dan biaya pendaratan," kata perusahaan.
"Pemeliharaan dan perbaikan juga meningkat sebesar 64% karena provisi yang lebih tinggi untuk perbaikan mesin dilakukan sebagai akibat dari jumlah pesawat sewaan yang lebih tinggi sebagai akibat penyelesaian penjualan dan transaksi penyewaan kembali pada kuartal keempat 2018," tambahnya.
Saksikan video mengenai rencana bisnis CEO AirAsia Tony Fernandes berikut ini.
[Gambas:Video CNBC]
(prm/prm) Next Article Soal KSO, Begini Penjelasan AirAsia vs Garuda
Perusahaan juga membuat keputusan mengejutkan dengan membagikan dividen spesial senilai 90 sen ringgit (Rp 3.000) per saham.
Raihan laba bersih tersebut lebih rendah dari 1,14 miliar ringgit pada periode yang sama tahun lalu.
AirAsia Group mengumumkan total pendapatan grup tumbuh 9% menjadi 2,78 miliar ringgit dari 2,55 miliar ringgit setahun yang lalu karena peningkatan jumlah penumpang sebesar 18% dan kenaikan tingkat keterisian (load factor) dari 87% menjadi 88%.
![]() |
Namun, keseluruhan unit pendapatan penumpang turun 3% dari 218 ringgit menjadi 212 ringgit.
"Pertumbuhan pendapatan diimbangi oleh kenaikan biaya staf dan retribusi serta biaya terkait sejalan dengan peningkatan kapasitas 17%, sehingga menimbulkan lebih banyak biaya staf operasi, biaya rute, dan biaya pendaratan," kata perusahaan.
"Pemeliharaan dan perbaikan juga meningkat sebesar 64% karena provisi yang lebih tinggi untuk perbaikan mesin dilakukan sebagai akibat dari jumlah pesawat sewaan yang lebih tinggi sebagai akibat penyelesaian penjualan dan transaksi penyewaan kembali pada kuartal keempat 2018," tambahnya.
Saksikan video mengenai rencana bisnis CEO AirAsia Tony Fernandes berikut ini.
[Gambas:Video CNBC]
(prm/prm) Next Article Soal KSO, Begini Penjelasan AirAsia vs Garuda
Most Popular