Masih Kurang 'Bensin', Wall Street Diprediksi Ambruk Lagi

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
29 May 2019 19:37
Wall Street akan dibuka melemah pada perdagangan hari ini.
Foto: Wall Street/Brendan McDermid | Reuters
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Wall Street di Amerika Serikat (AS) diprediksi akan dibuka melemah pada perdagangan Rabu ini (29/5/2019).

Hingga pukul 19:15 WIB, kontrak futures Dow Jones mengimplikasikan penurunan sebesar 173 poin, sementara S&P 500 dan Nasdaq Composite diimplikasikan turun masing-masing sebesar 17 dan 52 poin.

Walaupun sudah ambruk pada perdagangan Selasa kemarin (28/5/2019), Wall Street masih tak memiliki 'bensin' untuk menguat. Pada perdagangan kemarin, indeks Dow Jones ditutup melemah 0,93%, sementara indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite jatuh masing-masing sebesar 0,84% dan 0,39%.


Panasnya bara perang dagang AS-China masih menjadi faktor utama yang memantik aksi jual di bursa saham AS. Kemarin, Wall Street jatuh seiring dengan pernyataan Presiden AS Donald Trump bahwa pihaknya saat ini tidak siap untuk meneken kesepakatan dagang dengan China.

"Saya rasa mereka mungkin berharap bahwa mereka meneken kesepakatan dagang yang sudah ada di atas meja sebelum mereka mencoba untuk menegosiasikan ulang," kata Trump pada hari Senin (27/5/2019), dilansir dari Bloomberg.

"Mereka ingin meneken kesepakatan dagang. Saat ini, kami tidak siap untuk melakukannya." ungkap Trump.

Perkembangan terbaru, pada hari ini CNBC International melaporkan bahwa Huawei telah mengambil langkah hukum guna mempercepat penyelesaian gugatan yang diajukannya terhadap pemerintah AS.

Sebagai informasi, pada bulan Maret Huawei mengajukan gugatan terhadap pemerintah AS lantaran menganggap bahwa hukum yang memblokir lembaga-lembaga pemerintah untuk membeli perangkat telekomunikasi dari Huawei tidaklah berlandaskan konstitusi. Hukum yang dimaksud tersebut dikenal dengan nama National Defense Authorization Act (NDAA).

Bagian 889 dari NDAA melarang lembaga-lembaga pemerintah untuk membeli perangkat telekomunikasi dari Huawei dan raksasa telekomunikasi asal China lainnya, ZTE.

Masih Tak Punya 'Bensin', Wall Street Diprediksi Ambruk LagiFoto: Huawei (REUTERS/Thomas Peter)

Kini, Huawei mengajukan apa yang dikenal dalam istilah hukum sebagai "motion for summary judgement."

Intinya, Huawei meminta kepada pengadilan untuk memenangkannya dalam gugatan yang sebelumnya mereka ajukan, atas dasar bahwa sengketa dengan AS menghadirkan kejanggalan terkait hukum (NDAA dan konstitusi AS) dan tidak berlandaskan fakta.


Dengan Huawei yang terus gencar dalam mempertahankan diri dari serangan AS, kesepakatan dagang AS-China berpotensi akan kian sulit untuk dicapai.

Bara perang dagang AS-China yang masih panas membuat rilis data ekonomi yang kinclong masih belum mampu mengerek kinerja Wall Street.

Kemarin, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) periode Mei 2019 diumumkan di level 134,1 oleh The Conference Board, naik 4,9 poin dibandingkan posisi bulan sebelumnya dan merupakan posisi tertinggi sejak November 2018. Capaian tersebut juga mengalahkan konsensus yang sebesar 130,1, seperti dilansir dari Forex Factory.

Tidak ada anggota FOMC yang dijadwalkan berbicara pada hari ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ank/tas) Next Article Menanti Sabda Pejabat The Fed, Wall Street Dibuka Menghijau

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular