
Usai Bagi Dividen Rp 1,38 T, Saham PGAS Malah Melejit!
tahir saleh, CNBC Indonesia
29 May 2019 15:56

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) masih mencatatkan penguatan pada perdagangan Rabu ini (29/5/2019) kendati perseroan baru merampungkan pembayaran dividen kepada pemegang saham pada Selasa kemarin.
Data perdagangan pukul 15.15 WIB mencatat saham PGAS naik 2,30% ke level Rp 2.000/saham, dengan nilai transaksi saham Rp 74,42 miliar dan volume perdagangan 37,19 juta saham. Meski demikian, dalam sebulan terakhir ini, saham PGAS minus 14% dan secara year-to-date atau sejak awal tahun masih negatif alias minus 5,66%.
Meski kinerja sahamnya masih negatif, investor asing masih menaruh harapan pada saham anak usaha PT Pertamina (Persero) itu. Hingga tahun berjalan, asing masih membukukan beli bersih (net buy) senilai Rp 907 miliar di pasar reguler.
Selasa kemarin, perseroan menyelesaikan pembayaran dividen tunai kepada pemegang saham sebesar Rp 1,38 triliun dari laba yang diperoleh tahun 2018 sebesar Rp 3,45 triliun. Dengan demikian, pemegang saham mendapatkan Rp 56,99/saham.
Jumlah total dividen itu terdiri atas saham Seri A Dwiwarna milik pemerintah (hanya 1 unit saham) sebesar Rp 56,99, dividen atas saham Seri B sebesar Rp 786,97 miliar, dan dividen atas saham seri B milik publik Rp 594,54 miliar.
Lazim berlaku di pasar modal, saham-saham yang sebelum pembagian dividen biasanya harganya akan meningkat (terutama menjelang cum date atau tanggal perhitungan penerima dividen). Sebaliknya, saham-saham yang sudah membagikan dividen (terutama setelah ex date), biasanya akan turun karena investor rajin menjual kepemilikan setelah meraih dividen.
Secara kinerja keuangan, PGAS berhasil mencatatkan kinerja keuangan yang positif pada tahun lalu dan kuartal I-2019. Tahun lalu, laba PGAS menyentuh US$ 304,99 juta, naik 54,89% dibandingkan pencapaian 2017 lalu sebesar US$ 196,9 juta.
Jelang akhir tahun lalu, PGAS sempat merogoh kocek cukup dalam untuk akuisisi 51% saham Pertagas dari Pertamina. Tepatnya pada 28 Desember 2018. Biaya akuisisi Pertagas mencapai Rp 20 triliun, dan separuhnya sudah dibayar oleh PGN.
(prm) Next Article Saham PGAS Diobral Asing & Rontok Lebih 6%, Ada Apa?
Data perdagangan pukul 15.15 WIB mencatat saham PGAS naik 2,30% ke level Rp 2.000/saham, dengan nilai transaksi saham Rp 74,42 miliar dan volume perdagangan 37,19 juta saham. Meski demikian, dalam sebulan terakhir ini, saham PGAS minus 14% dan secara year-to-date atau sejak awal tahun masih negatif alias minus 5,66%.
Meski kinerja sahamnya masih negatif, investor asing masih menaruh harapan pada saham anak usaha PT Pertamina (Persero) itu. Hingga tahun berjalan, asing masih membukukan beli bersih (net buy) senilai Rp 907 miliar di pasar reguler.
Selasa kemarin, perseroan menyelesaikan pembayaran dividen tunai kepada pemegang saham sebesar Rp 1,38 triliun dari laba yang diperoleh tahun 2018 sebesar Rp 3,45 triliun. Dengan demikian, pemegang saham mendapatkan Rp 56,99/saham.
Jumlah total dividen itu terdiri atas saham Seri A Dwiwarna milik pemerintah (hanya 1 unit saham) sebesar Rp 56,99, dividen atas saham Seri B sebesar Rp 786,97 miliar, dan dividen atas saham seri B milik publik Rp 594,54 miliar.
Lazim berlaku di pasar modal, saham-saham yang sebelum pembagian dividen biasanya harganya akan meningkat (terutama menjelang cum date atau tanggal perhitungan penerima dividen). Sebaliknya, saham-saham yang sudah membagikan dividen (terutama setelah ex date), biasanya akan turun karena investor rajin menjual kepemilikan setelah meraih dividen.
![]() |
Secara kinerja keuangan, PGAS berhasil mencatatkan kinerja keuangan yang positif pada tahun lalu dan kuartal I-2019. Tahun lalu, laba PGAS menyentuh US$ 304,99 juta, naik 54,89% dibandingkan pencapaian 2017 lalu sebesar US$ 196,9 juta.
(prm) Next Article Saham PGAS Diobral Asing & Rontok Lebih 6%, Ada Apa?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular