
Pilih Wait and See, Belanja Modal Rimo Susut Jadi Rp 100 M
Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
28 May 2019 08:14

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten properti PT Rimo International Lestari Tbk (RIMO) pada tahun ini mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 100 miliar, susut dari belanja modal di tahun sebelumnya Rp 500 miliar. Susutnya belanja modal itu lantaran pertimbangan pasar di mana investor masih cenderung menahan diri alias wait and see membeli aset properti.
"Belanja modal disiapkan Rp 100 miliar, sumbernya dari kas internal, pemegang saham dan partner strategis," kata Direktur Rimo International Herman Susanto, saat ditemui di kantornya, Senin (24/5/2019) di Jakarta.
Herman menuturkan, belanja modal itu akan dipakai untuk mengakuisisi lahan baru sebesar 20 hektare di Cianjur, Jawa Barat di bawah PT Gema Inti Perkasa melengkapi lahan yang sudah seluas 145 hektare yang dimiliki Rimo International.
"Prinsip kami, mengakuisisi lahan tidak akan pakai pinjaman bank karena rentan bunga yang tinggi," kata dia.
Tercatat, saat ini perusahaan dengan kode saham RIMO itu memiliki land bank seluas 1.570 hektare yang tersebar di berbagai daerah, antara lain di Pontianak, Kalimantan Barat seluas 813 hektare. Perseroan juga memiliki lahan seluas 162 hektare di Manggar, Balikpapan dan 296 hektare lahan di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.
Direktur Rimo International Henry Poerwantoro mengatakan, pada tahun ini perseroan baru menyelesaikan perizinan untuk menggarap pembangunan Kota Olympia di Mempawah, Kalimantan Barat.
"Sudah memasuki tahap perizinan, konstruksi di tahun depan," ujar Henry.
Pada tahap awal, lanjut Henry Rimo akan membangun sebanyak 200 unit rumah bersubdisi. Alasan dibangunnya rumah bersubsidi di Mempawah lantaran ada kawasan industri dan pelabuhan. Pembangunan akan menggandeng partner strategis. Dari proyek tersebut, RIMO membidik penjualan sebesar Rp 26 miliar.
Mengacu laporan keuangan perusahaan, pada 2018 RIMO membukukan penjualan Rp 509,52 miliar, naik 79,8% persen dari tahun sebelumnya Rp 283 miliar. Sejalan dengan kenaikan penjualan, beban pokok penjualan juga tercatat naik 49,11% menjadi Rp 312 miliar dari tahun sebelumnya Rp 173,07 miliar.
Sedangkan, laba bersih tahun berjalan yang diatribusikan kepada entitas induk mencapai Rp 116,81 miliar, naik 87,09% dari tahun sebelumnya Rp 62,07 miliar.
Adapun, liabilitas dan ekuitas hingga 31 Desember 2018 tercatat sebesar Rp 6,51 triliun, naik 9,82% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 5,93 triliun
(prm) Next Article Terungkap! Bentjok Punya Proyek Dekat Ibu Kota RI yang Baru
"Belanja modal disiapkan Rp 100 miliar, sumbernya dari kas internal, pemegang saham dan partner strategis," kata Direktur Rimo International Herman Susanto, saat ditemui di kantornya, Senin (24/5/2019) di Jakarta.
Herman menuturkan, belanja modal itu akan dipakai untuk mengakuisisi lahan baru sebesar 20 hektare di Cianjur, Jawa Barat di bawah PT Gema Inti Perkasa melengkapi lahan yang sudah seluas 145 hektare yang dimiliki Rimo International.
Tercatat, saat ini perusahaan dengan kode saham RIMO itu memiliki land bank seluas 1.570 hektare yang tersebar di berbagai daerah, antara lain di Pontianak, Kalimantan Barat seluas 813 hektare. Perseroan juga memiliki lahan seluas 162 hektare di Manggar, Balikpapan dan 296 hektare lahan di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.
Direktur Rimo International Henry Poerwantoro mengatakan, pada tahun ini perseroan baru menyelesaikan perizinan untuk menggarap pembangunan Kota Olympia di Mempawah, Kalimantan Barat.
"Sudah memasuki tahap perizinan, konstruksi di tahun depan," ujar Henry.
Pada tahap awal, lanjut Henry Rimo akan membangun sebanyak 200 unit rumah bersubdisi. Alasan dibangunnya rumah bersubsidi di Mempawah lantaran ada kawasan industri dan pelabuhan. Pembangunan akan menggandeng partner strategis. Dari proyek tersebut, RIMO membidik penjualan sebesar Rp 26 miliar.
Mengacu laporan keuangan perusahaan, pada 2018 RIMO membukukan penjualan Rp 509,52 miliar, naik 79,8% persen dari tahun sebelumnya Rp 283 miliar. Sejalan dengan kenaikan penjualan, beban pokok penjualan juga tercatat naik 49,11% menjadi Rp 312 miliar dari tahun sebelumnya Rp 173,07 miliar.
Sedangkan, laba bersih tahun berjalan yang diatribusikan kepada entitas induk mencapai Rp 116,81 miliar, naik 87,09% dari tahun sebelumnya Rp 62,07 miliar.
Adapun, liabilitas dan ekuitas hingga 31 Desember 2018 tercatat sebesar Rp 6,51 triliun, naik 9,82% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 5,93 triliun
(prm) Next Article Terungkap! Bentjok Punya Proyek Dekat Ibu Kota RI yang Baru
Most Popular