Pertemuan Trump & Abe Bikin Indeks Dolar Menguat

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
27 May 2019 21:12
Sentimen para investor membaik di perdagangan awal pekan ini merespon pertemuan Presiden AS Donald Trump dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe.
Foto: Dollar Singapur (REUTERS/Thomas White)
Jakarta, CNBC Indonesia - Sentimen para investor membaik di perdagangan awal pekan ini (27/5/19) merespon pertemuan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe.

Pada pukul 20:15 WIB, indeks dolar menguat 0,12% ke level 97,72, melansir data Refinitiv. Indeks dolar dibentuk dari enam mata uang yakni euro, poundsterling, yen, dolar Kanada, franc, dan krona. Indeks ini dijadikan tolak ukur kekuatan dolar terhadap mata uang dunia lainnya.





Euro terpantau nyaris flat (-0,04%), sementara poundsterling turun 0,26%. Yen dan franc Swiss yang dianggap sebagai aset safe haven masing-masing melemah0,18% dan 0,34%. Sementara dolar Kanada dan krona Swedia melemah 0,02% dan 0,43%.

Berbicara dalam konferensi pers usai menggelar kunjungan kenegaraan ke Jepang selama 4 hari, Trump mengatakan bahwa dirinya berharap bisa mengumumkan kesepakatan dagang dengan Jepang dalam waktu yang sangat dekat.

Trump mengungkapkan bahwa defisit dagang yang dialami oleh AS dengan Jepang adalah sangat besar, namun dirinya berharap bahwa permasalahan tersebut bisa segera diatasi.

Sementara itu, Abe mengatakan bahwa dirinya dan Trump telah setuju untuk mempercepat dialog dagang kedua negara.

Pertemuan Trump - Abe yang terlihat adem menjadi sentimen positif bagi pelaku pasar, aset-aset berisiko kembali menguat. Selain itu kecemasan akan meluasnya perang dagang juga menjadi berkurang.

Dolar mendapat kekuatan menguat dari pertemuan kedua tokoh tersebut. Di sisi lain, euro juga masih cukup kuat setelah hasil pemilu Parlemen Eropa menunjukkan partai-partai pro Uni Eropa masih menguasai kursi mayoritas parlemen.


Sementara poundsterling masih tertekan akibat Boris Johnson menjadi favorit suksesor Theresa May yang akan resign pada 7 Juni nanti. Johnson merupakan tokoh eurosceptic dan kemungkinan akan membawa Inggris keluar dari Uni Eropa tanpa kesepakatan apapun alias no-deal atau Hard Brexit.

Laju penguatan indeks dolar sedikit tertahan akibat pelaku pasar kembali melihat adanya peluang Federal Reserve/The Fed akan memangkas suku bunga di akhir tahun nanti akibat memburuknya outlook perekonomian AS.

Berdasarkan perangkat FedWatch milik CME Group malam ini menunjukkan para pelaku pasar melihat probabilitas sebesar 42,3% The Fed akan memangkas suku bunga menjadi 2,00% - 2,25% pada Desember nanti. Sementara untuk suku bunga dipertahankan 2,25% - 2,50% probabilitasnya hanya sebesar 24,8%.

TIM RISET CNBC INDONESIA 

Saksikan Video Rupiah Kita Mau Ke mana?
[Gambas:Video CNBC]


(pap) Next Article Bukan Pamer, Cek Nih Keperkasaan Rupiah Lawan Mata Uang Dunia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular