
Merespons Hasil Pemilu Parlemen Eropa, Euro Gagal Menguat
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
27 May 2019 21:04

Jakarta, CNBC Indonesia - Euro berbalik melemah memasuki perdagangan sesi Amerika Serikat (AS) (27/5/19), padahal mata uang 19 negara ini membuka perdagangan dengan gap up. Gap up merupakan kondisi dimana harga pembukaan lebih tinggi dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya.
Euro hari ini mengawali perdagangan di level US$ 1,1209, lebih tinggi dibandingkan penutupan perdagangan Jumat (24/5/19) di level US$ 1,1204. Sementara pada pukul 19:58 WIB, euro berbalik melemah dan diperdagangkan di kisaran US$ 1,1195, melansir kuotasi MetaTrader 5.
Gap up euro dipicu hasil Pemilu Parlemen Eropa yang menunjukkan keunggulan partai-partai pro Uni Eropa. Melansir Reuters partai-partai yang berkomitmen menguatkan Uni Eropa menguasai dua pertiga kursi Parlemen Eropa.
Hasil tersebut meredakan kecemasan investor akan kemungkinan partai-partai populis dan eurosceptic yang akan menguasai Parlemen Eropa.
"Hal yang positif, partai-partai populis tidak mendapat banyak kursi lebih banyak" kata Cristin Tuxen analis forex di Danske Bank, melansir Reuters.
Tuxen menambahkan pemilu di Eropa biasanya tidak menarik perhatian pasar global, dan Pemilu Perlemen kali ini merupakan yang pertama dari serangkaian pemilu di Eropa nanti menjadi penting bagi pasar. Meski demikian, Tuxen mengatakan kebijakan moneter masih lebih penting, mengingat munculnya tanda-tanda pelambatan ekonomi.
"Apa yang sebenarnya terjadi di pasar Forex adalah kita sedang menunggu untuk mendengar apakah akan ada reaksi dari Federal Reserve/The Fed terhadap siklus ekonomi yang memburuk" kata Tuxen yang menyoroti menguatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed.
Berdasarkan perangkat FedWatch milik CME Group malam ini menunjukkan para pelaku pasar melihat probabilitas sebesar 42,3% The Fed akan memangkas suku bunga menjadi 2,00% - 2,25% pada Desember nanti. Sementara untuk suku bunga dipertahankan 2,25% - 2,50% probabilitasnya hanya sebesar 24,8%.
Tingginya probabilitas pemangkasan suku bunga tersebut memberikan tekanan bagi dolar AS, yang membuat euro masih bisa menjauhi level terendah dua tahun yang disentuh Kamis (23/5/19) lalu.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap) Next Article Trading Cuan Rp 70 Juta, Euro Dulu Dibuang Kini Disayang!
Euro hari ini mengawali perdagangan di level US$ 1,1209, lebih tinggi dibandingkan penutupan perdagangan Jumat (24/5/19) di level US$ 1,1204. Sementara pada pukul 19:58 WIB, euro berbalik melemah dan diperdagangkan di kisaran US$ 1,1195, melansir kuotasi MetaTrader 5.
Gap up euro dipicu hasil Pemilu Parlemen Eropa yang menunjukkan keunggulan partai-partai pro Uni Eropa. Melansir Reuters partai-partai yang berkomitmen menguatkan Uni Eropa menguasai dua pertiga kursi Parlemen Eropa.
"Hal yang positif, partai-partai populis tidak mendapat banyak kursi lebih banyak" kata Cristin Tuxen analis forex di Danske Bank, melansir Reuters.
Tuxen menambahkan pemilu di Eropa biasanya tidak menarik perhatian pasar global, dan Pemilu Perlemen kali ini merupakan yang pertama dari serangkaian pemilu di Eropa nanti menjadi penting bagi pasar. Meski demikian, Tuxen mengatakan kebijakan moneter masih lebih penting, mengingat munculnya tanda-tanda pelambatan ekonomi.
"Apa yang sebenarnya terjadi di pasar Forex adalah kita sedang menunggu untuk mendengar apakah akan ada reaksi dari Federal Reserve/The Fed terhadap siklus ekonomi yang memburuk" kata Tuxen yang menyoroti menguatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed.
![]() |
Berdasarkan perangkat FedWatch milik CME Group malam ini menunjukkan para pelaku pasar melihat probabilitas sebesar 42,3% The Fed akan memangkas suku bunga menjadi 2,00% - 2,25% pada Desember nanti. Sementara untuk suku bunga dipertahankan 2,25% - 2,50% probabilitasnya hanya sebesar 24,8%.
Tingginya probabilitas pemangkasan suku bunga tersebut memberikan tekanan bagi dolar AS, yang membuat euro masih bisa menjauhi level terendah dua tahun yang disentuh Kamis (23/5/19) lalu.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap) Next Article Trading Cuan Rp 70 Juta, Euro Dulu Dibuang Kini Disayang!
Most Popular