Penjualan Anjlok, Laba Totalindo Q1 Malah Meroket 104%

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
27 May 2019 19:21
Total pemasukan TOPS terkoreksi lebih dari 50%, laba bersih perusahaan justru meroket dua kali lipat.
Foto: Donald Sihombing. (DetikCom/Danang Sugianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten konstruksi PT Totalindo Eka Persada Tbk (TOPS) mencatatkan kinerja keuangan kuartal I-2019 yang mengesankan, tapi unik. Pasalnya, dengan total pemasukan yang terkoreksi lebih dari 50%, laba bersih perusahaan justru meroket dua kali lipat.

Hingga akhir Maret 2019, pendapatan perusahaan konstruksi milik Donald Sihombing ini tercatat hanya Rp 192,95 miliar, anjlok 60,47% year-on-year (YoY) dari perolehan periode yang sama tahun lalu mencapai Rp 488,17 miliar.

Penurunan tersebut disebabkan dari semakin sedikitnya jumlah kontrak yang ditangani perusahaan di 3 bulan pertama tahun ini.


Dari 10 proyek yang tercatat pada kuartal I-2018, hanya satu yang masih berlanjut, yaitu dengan PT Duta Regency Karunia Metropolitan, dengan nilai pemasukan hanya Rp 8,5 miliar.

Sementara itu, dengan hilangnya sembilan proyek, TOPS hanya mampu mencatat dua proyek tambahan hingga Maret 2019, di mana proyek terbesar merupakan Kerja Sama Operasi (KSO) dengan Sarana Totalindo, senilai Rp 170,35 miliar.

Nah, meskipun sepanjang kuartal pertama tahun ini perusahaan hanya membukukan pendapatan dari tiga jenis jasa konstruksi, tapi laba bersih TOPS berhasil melesat 103,94% secara tahunan menjadi Rp 41,97 miliar dibanding kuartal pertama tahun lalu yang ada di Rp 20,58 miliar.

Jika ditilik lebih detail, perusahaan yang disokong Komisaris Utama Erry Firmansyah ini mampu mengantongi keuntungan lebih dari dua kali lipat karena seiring dengan semakin sedikitnya proyek dan tipe proyek yang ditangani, maka akan mempengaruhi proporsi beban pokok pendapatan.

Pos biaya yang berkurang signifikan di beban pendapatan adalah biaya tenaga kerja, biaya sub kontraktor, dan biaya overhead.

Alhasil, beban pokok pendapatan yang pada kuartal I-2018 memiliki porsi 86,32% dari total pemasukan, pada kuartal pertama tahun ini hanya sebesar 51,02%. Manfaat dari penurunan porsi tersebut adalah TOPS mencatatkan pertumbuhan positif pada laba kotor, yang seharusnya tumbuh negatif dikarenakan pemasukan anjlok.

Lebih lanjut, beban lainnya yang memperlebar ruang untuk mendongkrak performa laba perusahaan adalah beban pajak perusahaan yang turun hingga 66,29% YoY menjadi hanya Rp 4,94 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 14,65 miliar.

Perusahaan yang berdiri pada 1995 dan mampu melewati krisis ekonomi pada 1999 ini melakukan pencatatan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 16 Juni 2017.

Proyek pertama tahun 1995 ialah membangun Mal Taman Anggrek yang merupakan proyek superblok terbesar di Asia Tenggara pada saat itu. Lalu di tahun 1996, pada saat Totalindo Eka Persada akhirnya berdiri, perusahaan membangun proyek Hotel Mulia Senayan.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(dwa/tas) Next Article Pemegang Saham TOPS Jual Saham Seharga Gocap per Lembar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular