Market Commentary

Saham Totalindo (TOPS) Sentuh Rp1, Ambles 50%

Riset, CNBC Indonesia
07 June 2024 13:41
Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau hijau pada perdagangan sesi I Selasa (4/6/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau hijau pada perdagangan sesi I Selasa (4/6/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten konstruksi PT Totalindo Eka Persada Tbk (MFIN) terpantau sudah menyentuh harga Rp 1 per saham pada perdagangan sesi I Jumat (7/6/2024).

Per pukul 11:30 WIB, saham TOPS ambles hingga 50% pada sesi I hari ini. Diketahui, saham TOPS sejatinya sudah mendekam di bawah harga Rp 5 per saham hampir sebulan. Bahkan, tidak hanya kali ini saja saham TOPS menyentuh Rp 1 per saham. Pada perdagangan Rabu lalu, saham TOPS juga sudah menyentuh posisi tersebut.

Belum diketahui penyebab pasti amblesnya saham TOPS hingga menyentuh harga Rp 1 per saham. Namun, saham TOPS sudah masuk ke dalam papan pemantauan khusus sejak 31 Mei lalu. Sedangkan saham TOPS sudah mendekam di bawah posisi Rp 5 per saham sejak 7 Maret lalu.

TOPS adalah emiten yang bergerak di bidang konstruksi yang meliputi pembangunan apartemen, hotel, pabrik, sekolah, hingga jalan tol. Saham ini merupakan satu dari 16 saham sitaan Kejaksaan Agung (Kejagung) terkait kasus Jiwasraya.

Kejagung diketahui terus melancarkan aksi jual saham TOPS hingga posisi harga Rp 2 per lembar. Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah saham Kejagung di TOPS mencapai 3,2 miliar lembar, setara 9,6% dari total saham beredar.

Adapun di papan pemantauan khusus, saham TOPS mendapatkan notasi khusus yakni 1, yang berarti harga rata-rata saham selama 6 bulan terakhir di Pasar Reguler dan/atau Pasar Reguler Periodic Call Auction kurang dari Rp 51 per saham.

Saham TOPS juga sudah mendekam di bawah level psikologis Rp 50 per saham sejak akhir November 2023, sehingga dapat dikatakan sudah cukup lama saham TOPS menjadi saham 'gocap', bahkan kini menjadi saham 'satu perak'.

Dari kinerja keuangannya, TOPS baru melaporkan pada kuartal IV-2023 atau full year 2023. Pada periode tersebut, TOPS mencatat kerugian Rp3 26 miliar pada tahun lalu. Kerugian tersebut membengkak dibandingkan tahun 2020 yang mencapai Rp 94 miliar.

Pendapatan TOPS sepanjang 2023 mencapai Rp 343 miliar, anjlok 55% dibandingkan 2022 yang sebesar Rp 762 miliar.

Penurunan pendapatan yang signifikan tersebut membuat laba bruto perseroan turun dari Rp80 miliar menjadi Rp 13 miliar. Alhasil, rugi usaha TOPS melonjak dari Rp 3 miliar menjadi Rp 38 miliar.

Kerugian besar emiten konstruksi tersebut berasal dari beban lainnya yang mencapai Rp 260 miliar. Lonjakan ini berasal dari pos beban cadangan penurunan nilai piutang yang menembus Rp 482 miliar dan kerugian pada investasi di ventura bersama Rp206 miliar. Akibatnya, rugi bersih TOPS menembus Rp 326 miliar.

Dari pos neraca, posisi kas dan setara kas yang dimiliki TOPS juga minim hanya Rp 7,3 miliar. Sementara tagihan bruto kepada pemberi kerja mencapai Rp 482 miliar.

Sementara ekuitas perseroan tercatat Rp 429 miliar dengan saldo laba mencatat defisit hingga Rp 570 miliar. Saldo defisit ini merupakan akumulasi kerugian yang dialami TOPS selama bertahun-tahun.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Sahamnya Rp 1, Emiten Ini Mau Lakukan Buyback

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular