
Minim Sentimen, Rupiah Diramal Libas Dolar AS Senin Ini
Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
27 May 2019 09:22

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (US$) diproyeksikan menguat sepanjang Senin ini (27/5/2019). Hal ini tercermin dari pembukaan pasar ketika rupiah sudah menguat di perdagangan pasar spot awal pekan ini.
Pada Senin pagi ini, US$ 1 dibanderol Rp 14.350 kala pembukaan pasar spot. Rupiah menguat 0,24% dibandingkan penutupan perdagangan akhir pekan lalu.
Ekonom PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) David Sumual mengatakan kurs rupiah masih akan menguat pada awal pekan ini karena karena mulai minimnya sentimen faktor eksternal seperti perang dagang, ditambah lagi belum ada isu baru yang menjadi katalis penting pada pada awal pekan ini.
Faktor domestik, menurut David tidak terlalu signifikan mempengaruhi pergerakan rupiah pada hari ini. Namun, penguatan rupiah juga terjadi karena kepercayaan investor asing ke Indonesia yang tidak lepas dari upaya Bank Indonesia yang sebelumnya melakukan intervensi.
Hal ini, kata dia, terlihat dari aliran modal asing yang masuk pasar keuangan melalui instrumen Surat Berharga Negara (SBN).
"Saya melihat rupiah tetap lebih dipengaruhi kondisi eksternal ya. Itu bergerak beriringan ya mata uang emerging market [negara berkembang] dan rupiah. Secara teknikal kondisi rupiah sedikit membaik makanya investor asing masuk lagi ke rupiah melalui SBN," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Jakarta, Senin (27/5/2019).
Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing (inflow) yang masuk ke dalam negeri semakin meningkat di pekan lalu. Dalam 3 hari saja, tercatat inflow Rp 3,6 triliun.
"Inflow asing ke SBN, kemarin [Kamis pekan lalu] ada inflow ke SBN Rp 1,75 triliun, net beli dari asing. Di 2 hari sebelumnya Selasa, Rp 1,5 triliun dan Rabu, Rp 0,3 triliun (Rp 300 miliar) dan dalam 3 hari hampir kurang lebih Rp 3,6 triliun inflow asing ke SBN," ujar Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, Jumat (24/5/2019).
Lebih lanjut David menilai faktor eksternal yang tidak terlalu besar saat ini ini diramal bisa membawa rupiah menguat hingga Rp 14.300/US$. Apalagi investor memprediksi bahwa akan ada kesepakatan yang lebih baik dari hasil perang dagang antara AS dan China ke hasil yang positif.
"Rupiah hari ini bisa ke arah Rp 14.300-Rp 14.400. Ada isu mereka (AS-China) akan ketemu lagi pada bulan depan karena kan 30 Juni ada G20. Kemungkinan sebelum pertemuan itu akan ada upaya untuk menengahi perselisihan soal poin-poin apa yang akan disepakati oleh kedua belah pihak," jelasnya.
Sementara itu, ekonom PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) Andry Asmoro memproyeksi rupiah hanya akan menguat tipis dibandingkan penutupan pasar pekan lalu seiring dengan tidak besarnya sentimen dibanding pekan sebelumnya.
"Rupiah pada hari ini akan ada diposisi antara Rp14.360 per dolar AS - Rp14.437," jelasnya.
Simak ulasan net but investor asing.
[Gambas:Video CNBC]
(tas) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana
Pada Senin pagi ini, US$ 1 dibanderol Rp 14.350 kala pembukaan pasar spot. Rupiah menguat 0,24% dibandingkan penutupan perdagangan akhir pekan lalu.
Ekonom PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) David Sumual mengatakan kurs rupiah masih akan menguat pada awal pekan ini karena karena mulai minimnya sentimen faktor eksternal seperti perang dagang, ditambah lagi belum ada isu baru yang menjadi katalis penting pada pada awal pekan ini.
Faktor domestik, menurut David tidak terlalu signifikan mempengaruhi pergerakan rupiah pada hari ini. Namun, penguatan rupiah juga terjadi karena kepercayaan investor asing ke Indonesia yang tidak lepas dari upaya Bank Indonesia yang sebelumnya melakukan intervensi.
Hal ini, kata dia, terlihat dari aliran modal asing yang masuk pasar keuangan melalui instrumen Surat Berharga Negara (SBN).
"Saya melihat rupiah tetap lebih dipengaruhi kondisi eksternal ya. Itu bergerak beriringan ya mata uang emerging market [negara berkembang] dan rupiah. Secara teknikal kondisi rupiah sedikit membaik makanya investor asing masuk lagi ke rupiah melalui SBN," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Jakarta, Senin (27/5/2019).
"Inflow asing ke SBN, kemarin [Kamis pekan lalu] ada inflow ke SBN Rp 1,75 triliun, net beli dari asing. Di 2 hari sebelumnya Selasa, Rp 1,5 triliun dan Rabu, Rp 0,3 triliun (Rp 300 miliar) dan dalam 3 hari hampir kurang lebih Rp 3,6 triliun inflow asing ke SBN," ujar Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, Jumat (24/5/2019).
Lebih lanjut David menilai faktor eksternal yang tidak terlalu besar saat ini ini diramal bisa membawa rupiah menguat hingga Rp 14.300/US$. Apalagi investor memprediksi bahwa akan ada kesepakatan yang lebih baik dari hasil perang dagang antara AS dan China ke hasil yang positif.
"Rupiah hari ini bisa ke arah Rp 14.300-Rp 14.400. Ada isu mereka (AS-China) akan ketemu lagi pada bulan depan karena kan 30 Juni ada G20. Kemungkinan sebelum pertemuan itu akan ada upaya untuk menengahi perselisihan soal poin-poin apa yang akan disepakati oleh kedua belah pihak," jelasnya.
Sementara itu, ekonom PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) Andry Asmoro memproyeksi rupiah hanya akan menguat tipis dibandingkan penutupan pasar pekan lalu seiring dengan tidak besarnya sentimen dibanding pekan sebelumnya.
"Rupiah pada hari ini akan ada diposisi antara Rp14.360 per dolar AS - Rp14.437," jelasnya.
Simak ulasan net but investor asing.
[Gambas:Video CNBC]
(tas) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular