
Harga Minyak yang Anjlok Malah Bikin Kinerja Rupiah Terbantu
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
26 May 2019 12:21

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia anjlok sepanjang pekan ini. Namun, koreksi harga si emas hitam justru membawa bahagia, karena sedikit banyak membantu kinerja rupiah.
Sepanjang pekan ini, harga minyak jenis brent dan light sweet amblas masing-masing 4,87% dan 6,58%. Ini adalah koreksi mingguan terdalam sepanjang 2019.
Setidaknya ada dua faktor utama yang membuat harga minyak bergerak ke selatan alias melemah. Pertama adalah inventori minyak AS yang semakin menebal.
US Energy Information Administration (EIA) mencatat inventori minyak Negeri Paman Sam pada pekan yang berakhir 17 Mei mencapai 476,8 juta barel, naik 4,7 juta barel dibandingkan pekan sebelumnya. Inventori tersebut 4% di atas rata-rata selama lima tahun terakhir.
Pasokan minyak dari AS kini bisa mengendalikan harga di pasar dunia. Maklum, AS adalah negara produsen minyak terbesar di dunia. Data EIA menyebutkan produksi minyak AS mencapai 13,2% dari total produksi dunia. Rusia menduduki peringkat kedua dengan pangsa 13%, disusul Arab Saudi (12,6%), Irak (5,6%), dan Kanada (5,2%).
Jadi ketika pasokan minyak di Negeri Adidaya terus bertambah, maka dunia tidak perlu khawatir akan kelangkaan. Pasokan dari AS bisa menjadi bantalan.
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Sepanjang pekan ini, harga minyak jenis brent dan light sweet amblas masing-masing 4,87% dan 6,58%. Ini adalah koreksi mingguan terdalam sepanjang 2019.
US Energy Information Administration (EIA) mencatat inventori minyak Negeri Paman Sam pada pekan yang berakhir 17 Mei mencapai 476,8 juta barel, naik 4,7 juta barel dibandingkan pekan sebelumnya. Inventori tersebut 4% di atas rata-rata selama lima tahun terakhir.
Pasokan minyak dari AS kini bisa mengendalikan harga di pasar dunia. Maklum, AS adalah negara produsen minyak terbesar di dunia. Data EIA menyebutkan produksi minyak AS mencapai 13,2% dari total produksi dunia. Rusia menduduki peringkat kedua dengan pangsa 13%, disusul Arab Saudi (12,6%), Irak (5,6%), dan Kanada (5,2%).
Jadi ketika pasokan minyak di Negeri Adidaya terus bertambah, maka dunia tidak perlu khawatir akan kelangkaan. Pasokan dari AS bisa menjadi bantalan.
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Next Page
Ekonomi Global Terancam Lesu
Pages
Most Popular