
Peso Terbaik Asia Pekan Ini, Rupiah Nomor Berapa?
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
26 May 2019 11:08

Tidak hanya di Asia, dolar AS juga luluh lantak di level global. Sepanjang pekan ini, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) terkoreksi 0,39%.
Tekanan yang dialami dolar AS terjadi seiring memanasnya perang dagang dengan China. Setelah kedua negara saling menaikkan tarif bea masuk, AS maju selangkah dengan memasukkan Huawei (raksasa teknologi telekomunikasi asal China) ke daftar hitam. Artinya, tidak ada yang boleh berbisnis dengan Huawei kecuali seizin pemerintah Negeri Adidaya.
China pun berang. Prospek kelanjutan dialog dagang menjadi samar-samar, karena Beijing mendesak Washington untuk mengubah perilakunya jika ingin kembali ke meja perundingan.
"Jika AS ingin melanjutkan perundingan dagang, maka mereka harus tulus dan memperbaiki kesalahannya. Negosiasi hanya bisa berlanjut bila didasari kesamaan dan saling menghormati. Kami memantau perkembangan terkini dan siap melakukan langkah-langkah yang diperlukan," tegas Gao Feng, Juru Bicara Kementerian Perdagangan China, mengutip Reuters.
Berlanjutnya perang dagang dengan China diprediksi memukul perekonomian AS sendiri. Harga produk impor (termasuk bahan baku dan barang modal) asal China menjadi semakin mahal gara-gara bea masuk, sehingga menurunkan aktivitas investasi. AS pun akan kesulitan menjual produk ke China, khususnya produk pertanian, karena kenaikan bea masuk.
Dunia usaha pun mulai melihat prospek perekonomian ke depan agak gloomy. Perkiraan angka Purchasing Manager's Index (PMI) edisi Mei versi IHS Markit ada di 50,6%. Turun lumayan jauh dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 52,6 dan menjadi yang terendah sejak September 2009.
"Pertumbuhan aktivitas bisnis melambat signifikan pada Mei karena perang dagang dan meningkatnya ketidakpastian. Situasi yang lebih buruk sangat mungkin terjadi ke depan, memaksa dunia usaha untuk mengencangkan ikat pinggang. Perang dagang menjadi perhatian utama dunia usaha," tegas Chris Williamson, Chief Business Economist IHS Markit, dikutip dari keterangan tertulis.
Tidak hanya dunia usaha, rumah tangga juga sepertinya menahan diri. Terlihat dari penjualan rumah baru yang pada April tercatat 673.000 unit. Turun 6,9% dibandingkan bulan sebelumnya.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(aji/aji)
Tekanan yang dialami dolar AS terjadi seiring memanasnya perang dagang dengan China. Setelah kedua negara saling menaikkan tarif bea masuk, AS maju selangkah dengan memasukkan Huawei (raksasa teknologi telekomunikasi asal China) ke daftar hitam. Artinya, tidak ada yang boleh berbisnis dengan Huawei kecuali seizin pemerintah Negeri Adidaya.
China pun berang. Prospek kelanjutan dialog dagang menjadi samar-samar, karena Beijing mendesak Washington untuk mengubah perilakunya jika ingin kembali ke meja perundingan.
Berlanjutnya perang dagang dengan China diprediksi memukul perekonomian AS sendiri. Harga produk impor (termasuk bahan baku dan barang modal) asal China menjadi semakin mahal gara-gara bea masuk, sehingga menurunkan aktivitas investasi. AS pun akan kesulitan menjual produk ke China, khususnya produk pertanian, karena kenaikan bea masuk.
Dunia usaha pun mulai melihat prospek perekonomian ke depan agak gloomy. Perkiraan angka Purchasing Manager's Index (PMI) edisi Mei versi IHS Markit ada di 50,6%. Turun lumayan jauh dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 52,6 dan menjadi yang terendah sejak September 2009.
"Pertumbuhan aktivitas bisnis melambat signifikan pada Mei karena perang dagang dan meningkatnya ketidakpastian. Situasi yang lebih buruk sangat mungkin terjadi ke depan, memaksa dunia usaha untuk mengencangkan ikat pinggang. Perang dagang menjadi perhatian utama dunia usaha," tegas Chris Williamson, Chief Business Economist IHS Markit, dikutip dari keterangan tertulis.
Tidak hanya dunia usaha, rumah tangga juga sepertinya menahan diri. Terlihat dari penjualan rumah baru yang pada April tercatat 673.000 unit. Turun 6,9% dibandingkan bulan sebelumnya.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(aji/aji)
Next Page
The Fed Bakal Turunkan Bunga Acuan?
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular