
Momen Ramadan & Lebaran, Ramayana Bidik Penjualan Rp 3,2 T
Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
24 May 2019 15:54

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten ritel PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) optimistis momen Ramadan dan Lebaran akan mendongkrak penjualan perseroan. Selama periode Mei-Juni, Ramayana menargetkan penjualan akan mencapai Rp 3,2 triliun, naik 14% dari periode Ramadan dan Lebaran tahun lalu.
Direktur Keuangan Ramayana Lestari Sentosa Suryanto, mengatakan penjualan selama bulan suci Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri (Lebaran) akan memberikan andil pendapatan 35% terhadap target penjualan tahun ini yakni Rp 8,9 triliun.
Secara rinci, penjualan Mei diperkirakan akan mencapai Rp 2 triliun, sedangkan Juni mencapai Rp 1,2 triliun.
Suryanto menyebut, Ramadan dan Lebaran memberi kontribusi paling besar terhadap pendapatan selain momen libur Natal dan Tahun Baru dan periode tahun ajaran baru anak sekolah.
Untuk menggenjot target tersebut, perusahaan sudah menerapkan sejumlah strategi seperti promosi yang lebih masif, midnight sale hingga berpartisipasi dalam gelaran Jakarta Fair. Selain itu, perseroan juga akan membuka empat gerai baru di tahun ini.
"Nilai investasi Rp 300-400 miliar, termasuk pembukaan gerai baru dan biaya renovasi dan transformasi bisnis," kata Suryanto, di Jakarta, saat paparan publik, Jumat (24/5/2019).
Adapun sebanyak empat gerai yang yang akan dibangun itu tersebar di Pekanbaru, Semarang dan Timika, Papua.
Suryanto menjelaskan, pendanaan belanja modal bersumber sepenuhnya dari kas internal perusahaan. Biaya rata-rata dalam membangun satu gerai berkisar Rp 50-60 miliar dengan sistem sewa. Hingga triwulan pertama 2019, serapan belanja modal sudah mencapai Rp 100 miliar.
Mengacu laporan keuangan perseroan, emiten dengan kode saham RALS tersebut membukukan pendapatan Rp 5,7 triliun pada akhir tahun 2018, naik tipis 2,1%dari periode yang sama di tahun sebelumnya Ro 5,6 triliun. Laba bersih mencapai Rp 587,1 miliar, naik 44,4% dari sebelumnya Rp 406,6 miliar.
Hingga triwulan pertama 2019, penjualan tercatat sebesar Rp 1,54 triliun, naik Rp 1,6% dari periode yang sama di tahun sebelumnya. Adapun, laba bersih tercatat Rp 77,5 miliar naik dari tahun sebelumnya Rp 14,7 miliar.
Pada tahun lalu, Ramayana membuka lima gerai baru yang tersebar di Plaza Cibubur, Bekasi, Cakung, Sleman dan Madiun. Perseroan juga menutup dua gerai yang sudah tidak produktif.
Perseroan juga mengungkapkan bahwa ada rencana menutup gerai perdananya di Jalan Sabang, Jakata Pusat. Lahan gerai itu nantinya akan disewakan menjadi hotel.
Suryanto mengatakan ditutupnya gerai Sabang bukan karena penjualan yang lesu, melainkan toko tersebut memang memiliki skala bisnis yang kecil. Namun, Suryanto enggan menyebut secara pasti apakah penutupan gerai itu akan dieksekusi pada tahun ini.
Simak ulasan kinerja RALS sepanjang 2018.
[Gambas:Video CNBC]
(tas) Next Article Ramayana Tebar Dividen Rp 337 M dan Rombak Direksi
Direktur Keuangan Ramayana Lestari Sentosa Suryanto, mengatakan penjualan selama bulan suci Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri (Lebaran) akan memberikan andil pendapatan 35% terhadap target penjualan tahun ini yakni Rp 8,9 triliun.
Secara rinci, penjualan Mei diperkirakan akan mencapai Rp 2 triliun, sedangkan Juni mencapai Rp 1,2 triliun.
Suryanto menyebut, Ramadan dan Lebaran memberi kontribusi paling besar terhadap pendapatan selain momen libur Natal dan Tahun Baru dan periode tahun ajaran baru anak sekolah.
Untuk menggenjot target tersebut, perusahaan sudah menerapkan sejumlah strategi seperti promosi yang lebih masif, midnight sale hingga berpartisipasi dalam gelaran Jakarta Fair. Selain itu, perseroan juga akan membuka empat gerai baru di tahun ini.
"Nilai investasi Rp 300-400 miliar, termasuk pembukaan gerai baru dan biaya renovasi dan transformasi bisnis," kata Suryanto, di Jakarta, saat paparan publik, Jumat (24/5/2019).
Adapun sebanyak empat gerai yang yang akan dibangun itu tersebar di Pekanbaru, Semarang dan Timika, Papua.
Suryanto menjelaskan, pendanaan belanja modal bersumber sepenuhnya dari kas internal perusahaan. Biaya rata-rata dalam membangun satu gerai berkisar Rp 50-60 miliar dengan sistem sewa. Hingga triwulan pertama 2019, serapan belanja modal sudah mencapai Rp 100 miliar.
Mengacu laporan keuangan perseroan, emiten dengan kode saham RALS tersebut membukukan pendapatan Rp 5,7 triliun pada akhir tahun 2018, naik tipis 2,1%dari periode yang sama di tahun sebelumnya Ro 5,6 triliun. Laba bersih mencapai Rp 587,1 miliar, naik 44,4% dari sebelumnya Rp 406,6 miliar.
Hingga triwulan pertama 2019, penjualan tercatat sebesar Rp 1,54 triliun, naik Rp 1,6% dari periode yang sama di tahun sebelumnya. Adapun, laba bersih tercatat Rp 77,5 miliar naik dari tahun sebelumnya Rp 14,7 miliar.
Pada tahun lalu, Ramayana membuka lima gerai baru yang tersebar di Plaza Cibubur, Bekasi, Cakung, Sleman dan Madiun. Perseroan juga menutup dua gerai yang sudah tidak produktif.
Suryanto mengatakan ditutupnya gerai Sabang bukan karena penjualan yang lesu, melainkan toko tersebut memang memiliki skala bisnis yang kecil. Namun, Suryanto enggan menyebut secara pasti apakah penutupan gerai itu akan dieksekusi pada tahun ini.
Simak ulasan kinerja RALS sepanjang 2018.
[Gambas:Video CNBC]
(tas) Next Article Ramayana Tebar Dividen Rp 337 M dan Rombak Direksi
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular