
Situasi Aman Terkendali, Sesi I IHSG Ditutup Naik 0,35%
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
24 May 2019 12:18

Di lain pihak, Washington tampaknya akan menyulut perseteruan baru dengan dengan negara lain. Departemen Perdagangan AS mengatakan pada Kamis (23/4/2019) bahwa pihaknya telah mengusulkan aturan baru untuk mengenakan bea anti subsidi pada produk-produk dari negara-negara yang dianggap dituding memanipulasi mata uang.
Aturan baru tersebut dapat mengakibatkan barang impor dari negara yang dianggap memanipulasi mata uangnya dikenakan tarif yang lebih besar. Negara-negara tersebut termasuk Jepang, Korea Selatan, India, Jerman, Swiss, dan tidak luput juga China.
Pasalnya negara tersebut termasuk dalam “Daftar Pemantauan” di laporan mata uang oleh Kementerian Keuangan. Laporan tersebut melacak intervensi pasar mata uang, surplus neraca transaksi global yang tinggi, dan surplus perdagangan bilateral yang tinggi, dilansir CNBC International.
Jadi bisa dikatakan, jika suatu negara mencatatkan surplus neraca perdagangan atas transaski ekspor-impor dengan Negeri Paman Sam, maka akan masuk dalam daftar pantauan tersebut.
Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross menyampaikan aturan ini memberitahu eksportir asing bahwa AS dapat membalas subsidi mata uang yang dianggap merugikan industri domestik, dilansir CNBC International.
“Negara-negara asing tidak akan lagi dapat menggunakan kebijakan mata uang untuk merugikan pekerja dan bisnis Amerika, “ ujarnya. (dwa/hps)
Aturan baru tersebut dapat mengakibatkan barang impor dari negara yang dianggap memanipulasi mata uangnya dikenakan tarif yang lebih besar. Negara-negara tersebut termasuk Jepang, Korea Selatan, India, Jerman, Swiss, dan tidak luput juga China.
Pasalnya negara tersebut termasuk dalam “Daftar Pemantauan” di laporan mata uang oleh Kementerian Keuangan. Laporan tersebut melacak intervensi pasar mata uang, surplus neraca transaksi global yang tinggi, dan surplus perdagangan bilateral yang tinggi, dilansir CNBC International.
Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross menyampaikan aturan ini memberitahu eksportir asing bahwa AS dapat membalas subsidi mata uang yang dianggap merugikan industri domestik, dilansir CNBC International.
“Negara-negara asing tidak akan lagi dapat menggunakan kebijakan mata uang untuk merugikan pekerja dan bisnis Amerika, “ ujarnya. (dwa/hps)
Pages
Most Popular