Rupiah Kuat di Kurs Tengah BI, Terlemah Ketiga Asia di Spot

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
24 May 2019 10:28
Perang Dagang 'Membakar' Asia
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Investor sepertinya cemas dengan perkembangan perang dagang AS-China. Perang tersebut tidak lagi 'hanya' berbalas pengenaan bea masuk, tetapi sudah merabat ke pembatasan gerak korporasi. 

Pekan lalu, AS memasukkan Huawei (perusahaan teknologi asal China) ke daftar hitam. Washington melarang dunia usaha berbisnis dengan Huawei karena dianggap membahayakan keamanan dan kepentingan nasional. 

"Coba Anda lihat apa yang mereka lakukan dari perspektif militer. Sangat berbahaya. Jadi kalau kita berhasil membuat kesepakatan (dengan China), saya membayangkan Huawei akan masuk di dalamnya," kata Presiden AS Donald Trump, mengutip Reuters. 

"Perusahaan tersebut (Huawei) tidak hanya terkait dengan pemerintah China, tetapi juga Partai Komunis China. Dengan jaringan yang mereka miliki, informasi yang ada di AS berada dalam risiko," tambah Mike Pompeo, Menteri Luar Negeri AS, mengutip Reuters. 

Panasnya hubungan AS-China membuat prospek damai dagang terasa begitu jauh. Rasanya perang dagang bisa berlangsung lama dan menyakitkan. 

Perang dagang AS-China adalah risiko besar bagi perekonomian dunia. Arus perdagangan dan rantai pasok global akan terhambat sehingga bisa menurunkan ekspor dan investasi berbagai negara, termasuk Indonesia. 

Dibayangi oleh risiko besar berupa perlambatan ekonomi global, investor pun enggan mengambil risiko. Arus modal terkonsentrasi di aset aman seperti dolar AS. Pada pukul 10:20 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 0,01%.



TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular