Rupiah Kuat di Kurs Tengah BI, Terlemah Ketiga Asia di Spot

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
24 May 2019 10:28
Rupiah Kuat di Kurs Tengah BI, Terlemah Ketiga Asia di Spot
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Namun di perdagangan pasar spot, rupiah tidak seberuntung itu. 

Pada Jumat (24/5/2019), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.451. Rupiah menguat 0,43% dibandingkan posisi hari sebelumnya. 

Sementara di pasar spot, nasib rupiah agak apes. Pada pukul 10:00 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.460. Rupiah melemah tipis 0,03% dibandingkan penutupan perdagangan hari sebelumnya. 

Seiring perjalanan pasar, depresiasi rupiah semakin dalam. Pada pukul 10:05 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.465 di mana rupiah melemah 0,07%. 

Padahal kala pembukaan pasar, rupiah masih menguat 0,14%. Namun rupiah tidak lama bertahan di zona hijau, penguatannya habis dan terpaksa berjalan di jalur merah. 


Sebenarnya pelemahan rupiah bisa dimaklumi, karena mayoritas mata uang Asia (yang juga sempat menguat) ikut melemah. Selain rupiah, ada yuan China, rupee India, won Korea Selatan, peso Filipina, dan dolar Singapura yang juga terdepresiasi. 

Namun rupiah menjadi salah satu mata uang terlemah di Benua Kuning. Rupiah menempati posisi ketiga dari bawah, hanya lebih baik dari peso dan won.

Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 10:08 WIB: 

 



(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Investor sepertinya cemas dengan perkembangan perang dagang AS-China. Perang tersebut tidak lagi 'hanya' berbalas pengenaan bea masuk, tetapi sudah merabat ke pembatasan gerak korporasi. 

Pekan lalu, AS memasukkan Huawei (perusahaan teknologi asal China) ke daftar hitam. Washington melarang dunia usaha berbisnis dengan Huawei karena dianggap membahayakan keamanan dan kepentingan nasional. 

"Coba Anda lihat apa yang mereka lakukan dari perspektif militer. Sangat berbahaya. Jadi kalau kita berhasil membuat kesepakatan (dengan China), saya membayangkan Huawei akan masuk di dalamnya," kata Presiden AS Donald Trump, mengutip Reuters. 

"Perusahaan tersebut (Huawei) tidak hanya terkait dengan pemerintah China, tetapi juga Partai Komunis China. Dengan jaringan yang mereka miliki, informasi yang ada di AS berada dalam risiko," tambah Mike Pompeo, Menteri Luar Negeri AS, mengutip Reuters. 

Panasnya hubungan AS-China membuat prospek damai dagang terasa begitu jauh. Rasanya perang dagang bisa berlangsung lama dan menyakitkan. 

Perang dagang AS-China adalah risiko besar bagi perekonomian dunia. Arus perdagangan dan rantai pasok global akan terhambat sehingga bisa menurunkan ekspor dan investasi berbagai negara, termasuk Indonesia. 

Dibayangi oleh risiko besar berupa perlambatan ekonomi global, investor pun enggan mengambil risiko. Arus modal terkonsentrasi di aset aman seperti dolar AS. Pada pukul 10:20 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 0,01%.




TIM RISET CNBC INDONESIA



(aji/aji) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular