Indonesia Damai! OJK & BEI Tegaskan Pasar Modal Aman

tahir saleh, CNBC Indonesia
22 May 2019 13:10
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI) tegaskan pasar modal aman.
Foto: Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso (CNBC Indonesia/Lidya Julita S)
Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebutkan ricuhnya aksi demonstrasi 22 Mei terkait penolakan hasil Pemilihan Umum 2019 tidak akan terlalu berdampak besar terhadap perdagangan saham domestik lantaran kondisi saat ini masih terkendali.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan kondisi pasar modal hingga perdagangan sesi pertama Rabu ini (22/5/2019) tidak bergejolak. Pada perdagangan sesi I, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) minus 0,32% di level 5.932,13 dengan pelemahan  dalam sebulan terakhir mencapai 8,21%.

"Posisi pasar modal masih normal tidak ada volatilitas yang mengkhawatirkan sampai posisi siang ini jam 12.17 WIB," kata Wimboh dalam pesan singkatnya kepada CNBC Indonesia, Rabu (22/5).


Data perdagangan mencatat, pada sesi I, masih terjadi aksi jual bersih (net sell) investor asing di pasar reguler sebesar Rp 22,92 miliar, sementara di pasar tunai dan negosiasi ada transaksi beli bersih (net buy) sebesar Rp 837 miliar. Secara tahun berjalan atau year to date, masih terjadi net sell asing Rp 3,24 triliun.

Dalam kesempatan terpisah, 
Bursa Efek Indonesia (BEI) mengatakan situasi saat ini tak akan berpengaruh banyak pada pergerakan IHSG, terkecuali jika terjadi chaos (kekacauan) dan tak lagi dapat dikendalikan oleh aparat yang bertugas.

"Rasa saya enggak akan terlalu banyak pengaruh ya kecuali ada kondisi yang ekstrim atau chaos yang sulit terkendali," kata Inarno kepada CNBC Indonesia di Jakarta, Rabu (22/5).

Selain itu, dia menilai kondisi perdagangan saham juga tak akan terganggu lantaran infrastruktur perdagangan pasar modal sudah berada di tempat yang aman dan berfungsi dengan normal serta terhubung ke seluruh perusahaan sekuritas Anggota Bursa (AB).

"Yang terhubung ke JATS normal kok seluruh AB terhubung," imbuh dia.


Sebelumnya Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Laksono Widodo mengatakan jika IHSG sudah mengalami koreksi lebih dari 2% maka bursa akan menghentikan perdagangan (suspensi) pada hari tersebut.

"Kalau sampai dalam banget ada crisis protocol, di atas 2% kita anggap mulai hati-hati, 5% itu kita buat analisa, 7,5% kami lakukan Crisis Meeting Team (CMT), meeting sirkuit breaker baru stop trade," kata Laksono kepada CNBC Indonesia, Selasa (14/5).

Situasi terakhir saat ini, massa menggelar demonstrasi di berbagai titik di Jakarta sejak dini hari. Demonstrasi ini berujung menjadi kericuhan. Salah satu lokasi yang menjadi titik kericuhan adalah Tanah Abang. Hingga kini, ketegangan antara aparat dengan pendemo masih terjadi.

Pada Rabu ini (22/5/), Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah menyebutkan terdapat 200 orang luka-luka karena kericuhan demo di Bawaslu semalam. Anies bahkan menyebut 6 orang yang tewas akibat peristiwa tersebut.

"Ini per jam 09.00 WIB. Jadi ada sekitar 200-an orang luka-luka," ujar Anies di RSUD Tarakan, Jakarta Pusat.

Di sisi lain, kericuhan ini membuat beberapa kementerian juga mengeluarkan himbauan serupa, termasuk juga dengan kedutaan yakni Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS)Australia dan Inggris.

Gubernur Anies sebut enam korban meninggal dunia.
[Gambas:Video CNBC]

(hps) Next Article Asing Masuk Rp 61 T, OJK: Ini Momentum, Jangan Sia-siakan!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular