
Bayar Utang, Tower Bersama Bakal Rilis Global Bond Rp 12 T
Monica Wareza, CNBC Indonesia
21 May 2019 18:30

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten menara telekomunikasi PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) berencana menerbitkan obligasi dalam denominasi dolar AS di luar negeri atau global bond senilai maksimal US$ 850 juta atau setara dengan Rp 12,24 triliun (asumsi kurs Rp 14.400/US$).
Dana penerbitan obligasi ini rencananya akan digunakan perusahaan untuk melakukan pembiayaan kembali (refinancing) sejumlah utang eksisting perseroan.
Direktur Keuangan Tower Bersama Helmy Yusman Santoso mengatakan penerbitan obligasi ini masih menunggu kepastian kondisi pasar yang masih penuh dengan ketidakpastian.
Sebab itu, perusahaan masih menunggu kondisi pasar kondusif agar bisa menetapkan kupon atau bunga obligasi yang tak terlalu mahal sehingga tak menambah cost of fund (beban bunga) perusahaan.
"Global bond maksimal US$ 850 juta untuk antisipasi saja jadi belum ada plan dalam waktu dekat. Tergantung market, lihat cost of fund juga. Rencananya untuk refinancing utang yang ada saat ini," kata Helmy di Hotel Westin, Jakarta, Selasa (21/5).
Menurut dia, saat ini perusahaan tengah menunggu kondisi pasar yang lebih stabil sehingga tingkat bunga yang dikenakan perusahaan tak terlalu besar. Sebab, saat ini rasio utang terhadap EBITDA (laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi) perusahaan mencapai 3,1x.
Adapun untuk tahun ini, perusahaan berencana menambah sebanyak 1.000 menara telekomunikasi, baik dengan pembangunan sendiri maupun melalui akuisisi. Akhir tahun lalu, jumlah menaranya mencapai 15.032.
Target tenant-nya atau penyewa menara diharapkan bertambah sebanyak 2.000 di tahun ini dengan posisi di akhir tahun lalu yang sebanyak 25.459 tenant.
Dia menyebutkan, tahun ini perusahaan menganggarkan belanja modal senilai Rp 1 triliun-Rp 1,5 triliun. Dananya akan berasal dari pendanaan internal dan plafon pinjaman yang saat ini dimiliki perusahaan senilai US$ 600 juta dari 10 kreditor.
Tahun lalu, mengacu data laporan keuangan, jumlah liabiitas perseroan tercatat mencapai US$ 25,43 juta, naik dari 2017 sebesar US$ 22,41 juta. Dari jumlah itu, jumlah surat utang jangka panjang sebesar US$ 7,26 juta.
Pada kesempatan yang sama Tower Bersama juga membagikan dividen senilai Rp 600 miliar untuk para pemegang sahamnya atas laba bersih untuk tahun buku 2018. Nantinya para pemegang saham akan menerima sebesar Rp 138/saham.
"Dalam RUPST perusahaan memutuskan untuk membagikan dividen sebesar Rp 600 miliar dan per sahamnya akan memperoleh Rp 138. Akan dibagikan pada 21 Juni 2019 nanti," kata Helmy. Dalam RUPST yang sama, perusahaan juga memutuskan penggunaan laba bersih senilai Rp 500 juta sebagai cadangan umum.
Periode recording date untuk dividen ini akan jatuh pada 10 Juni 2019 dan cum dividen akan jatuh pada 29 Mei 2019.
Akhir tahun lalu Tower Bersama mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 70,62% menjadi Rp 680,58 miliar dari laba bersih di periode yang sama tahun sebelumnya yang senilai Rp 2,31 triliun.
Padahal pendapatan perseroan tercatat naik 7,33% menjadi Rp 4,32 triliun dari Rp 4,02 triliun. Sementara beban usaha tercatat naik 17,42% menjadi Rp 784,08 miliar, dari sebelumnya Rp 667,76 miliar.
(tas) Next Article Pengumuman! Emiten Sandiaga Uno Rilis Obligasi Rp 1,5 T
Dana penerbitan obligasi ini rencananya akan digunakan perusahaan untuk melakukan pembiayaan kembali (refinancing) sejumlah utang eksisting perseroan.
Direktur Keuangan Tower Bersama Helmy Yusman Santoso mengatakan penerbitan obligasi ini masih menunggu kepastian kondisi pasar yang masih penuh dengan ketidakpastian.
Sebab itu, perusahaan masih menunggu kondisi pasar kondusif agar bisa menetapkan kupon atau bunga obligasi yang tak terlalu mahal sehingga tak menambah cost of fund (beban bunga) perusahaan.
"Global bond maksimal US$ 850 juta untuk antisipasi saja jadi belum ada plan dalam waktu dekat. Tergantung market, lihat cost of fund juga. Rencananya untuk refinancing utang yang ada saat ini," kata Helmy di Hotel Westin, Jakarta, Selasa (21/5).
Menurut dia, saat ini perusahaan tengah menunggu kondisi pasar yang lebih stabil sehingga tingkat bunga yang dikenakan perusahaan tak terlalu besar. Sebab, saat ini rasio utang terhadap EBITDA (laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi) perusahaan mencapai 3,1x.
Adapun untuk tahun ini, perusahaan berencana menambah sebanyak 1.000 menara telekomunikasi, baik dengan pembangunan sendiri maupun melalui akuisisi. Akhir tahun lalu, jumlah menaranya mencapai 15.032.
Target tenant-nya atau penyewa menara diharapkan bertambah sebanyak 2.000 di tahun ini dengan posisi di akhir tahun lalu yang sebanyak 25.459 tenant.
Dia menyebutkan, tahun ini perusahaan menganggarkan belanja modal senilai Rp 1 triliun-Rp 1,5 triliun. Dananya akan berasal dari pendanaan internal dan plafon pinjaman yang saat ini dimiliki perusahaan senilai US$ 600 juta dari 10 kreditor.
Tahun lalu, mengacu data laporan keuangan, jumlah liabiitas perseroan tercatat mencapai US$ 25,43 juta, naik dari 2017 sebesar US$ 22,41 juta. Dari jumlah itu, jumlah surat utang jangka panjang sebesar US$ 7,26 juta.
Pada kesempatan yang sama Tower Bersama juga membagikan dividen senilai Rp 600 miliar untuk para pemegang sahamnya atas laba bersih untuk tahun buku 2018. Nantinya para pemegang saham akan menerima sebesar Rp 138/saham.
"Dalam RUPST perusahaan memutuskan untuk membagikan dividen sebesar Rp 600 miliar dan per sahamnya akan memperoleh Rp 138. Akan dibagikan pada 21 Juni 2019 nanti," kata Helmy. Dalam RUPST yang sama, perusahaan juga memutuskan penggunaan laba bersih senilai Rp 500 juta sebagai cadangan umum.
Periode recording date untuk dividen ini akan jatuh pada 10 Juni 2019 dan cum dividen akan jatuh pada 29 Mei 2019.
Akhir tahun lalu Tower Bersama mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 70,62% menjadi Rp 680,58 miliar dari laba bersih di periode yang sama tahun sebelumnya yang senilai Rp 2,31 triliun.
Padahal pendapatan perseroan tercatat naik 7,33% menjadi Rp 4,32 triliun dari Rp 4,02 triliun. Sementara beban usaha tercatat naik 17,42% menjadi Rp 784,08 miliar, dari sebelumnya Rp 667,76 miliar.
(tas) Next Article Pengumuman! Emiten Sandiaga Uno Rilis Obligasi Rp 1,5 T
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular