
Dari Rugi Tiba-Tiba Untung, Ini Penjelasan Bos Garuda
Yanurisa Ananta, CNBC Indonesia
21 May 2019 18:09

Jakarta, CNBC Indonesia - ManajemenĀ PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) menjelaskan perihal laporan keuangan kuartal I-2019 yang membukukan keuntungan padahal secara operasional pada 2018 terhitung masih rugi.
Direktur Utama Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra kepada Anggota Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menjelaskan mengenai kondisi tersebut.
Askhara menjelaskan pada 2018 Garuda rugi karena operasional senilai US$ 237 juta. Pada periode yang sama, sebelum ada transaksi dengan Mahata Aero Technology, lanjut Askhara, Garuda Group membukukan loss sekitar US$ 330 juta.
"Itu semakin membaik dengan keluarnya hasil kuartal I (2019), profit US$ 20 juta, dibanding periode yang sama 2018 masih rugi US$ 65 juta. Ini kenapa biru (untung)? cashflow kita from appreciationĀ US$ 227 juta kuartal I-2019. Ada beberapa yang kita lakukan terobosan direksi baru yang dipilih September 2018," kata Ashkara, di Gedung DPR, Selasa (21/05/2019).
Terobosan-terobosan yang dilakukan Garuda antara lain, restrukturisasi bisnis kargo. "Dimana kita bisa mengangkut beberapa kargo langsung ke China dan Jepang. Selama ini selalu pakai pihak ketiga," tambahnya.
Garuda juga merestrukturisasi bisnis model umroh dan haji. Sebelum restrukturisasi, bisnis ini masih merugi.
Lalu Garuda juga memonitor penjualan tiket secara ketat. "Tiket kita monitor single price dan monitoring ketat tidak ada lagi tiket yang main mata dengan travel agent. Jadi ada bbrp hal yg kita lakukan revenue naik dan rugi turun," tambah Askhara.
(hps/dob) Next Article Garuda Indonesia (GIAA) Mau Tambah 8 Pesawat, Keluarkan Kocek Segini
Direktur Utama Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra kepada Anggota Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menjelaskan mengenai kondisi tersebut.
Askhara menjelaskan pada 2018 Garuda rugi karena operasional senilai US$ 237 juta. Pada periode yang sama, sebelum ada transaksi dengan Mahata Aero Technology, lanjut Askhara, Garuda Group membukukan loss sekitar US$ 330 juta.
"Itu semakin membaik dengan keluarnya hasil kuartal I (2019), profit US$ 20 juta, dibanding periode yang sama 2018 masih rugi US$ 65 juta. Ini kenapa biru (untung)? cashflow kita from appreciationĀ US$ 227 juta kuartal I-2019. Ada beberapa yang kita lakukan terobosan direksi baru yang dipilih September 2018," kata Ashkara, di Gedung DPR, Selasa (21/05/2019).
Garuda juga merestrukturisasi bisnis model umroh dan haji. Sebelum restrukturisasi, bisnis ini masih merugi.
Lalu Garuda juga memonitor penjualan tiket secara ketat. "Tiket kita monitor single price dan monitoring ketat tidak ada lagi tiket yang main mata dengan travel agent. Jadi ada bbrp hal yg kita lakukan revenue naik dan rugi turun," tambah Askhara.
(hps/dob) Next Article Garuda Indonesia (GIAA) Mau Tambah 8 Pesawat, Keluarkan Kocek Segini
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular