
Utang Korporasi AS Membengkak, Bos The Fed: Masih Aman
Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
21 May 2019 12:21

Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Federal Reserve Jerome Powell mengatakan kenaikan tingkat utang korporasi perlu diawasi dengan ketat. Namun, sejauh ini hal tersebut tidak menimbulkan ancaman bagi sistem keuangan.
Bos bank sentral Amerika Serikat (AS) itu dalam Konferensi Pasar Keuangan di Florida, Senin (20/5/2019), mengenai penilaian risiko terhadap sistem keuangan selama satu dekade setelah berakhirnya krisis keuangan yang menyebabkan ekonomi tenggelam dalam kondisi terburuknya sejak Great Depression.
"Utang dunia usaha tidak menghadirkan jenis risiko yang lebih tinggi terhadap stabilitas sistem keuangan yang akan menyebabkan dampak buruk yang luas pada rumah tangga dan bisnis jika kondisinya memburuk," kata Powell dalam sambutannya.
"Pada saat yang sama, tingkat utang tentu bisa membuat para debitur tertekan jika ekonomi melemah," tambahnya, dilansir dari CNBC International.
Masalah terkait utang korporasi ini muncul ke permukaan karena berbagai perusahaan terus memanfaatkan suku bunga rendah yang disediakan The Fed untuk memperbaiki neraca mereka.
Kekhawatiran itu khususnya terkait perusahaan-perusahaan yang peringkat obligasinya mendekati junk dan akan mengalami masalah jika suku bunga acuan terus naik.
Powell mengatakan The Fed "terus menilai potensi bertambahnya tekanan semacam itu terhadap debitur" tetapi menyebut pada titik ini risiko itu masih "moderat".
Pidatonya kali ini hanya berfokus pada risiko sistem keuangan dan tidak menelaah kebijakan moneter dan niat The Fed terkait suku bunga acuan.
Utang perusahaan non-keuangan berada di sekitar rekor tertinggi. Powell mencatat bahwa bisnis perorangan yang mengalami peningkatan utang memang menghadapi risiko tekanan finansial. Tetapi, katanya, keseluruhan utang terhadap PDB telah meningkat pada laju yang konsisten dengan ekspansi lainnya dan tidak menimbulkan ancaman.
"Selain itu, bank dan lembaga keuangan lainnya memiliki buffer penyerap kerugian yang cukup besar," katanya. "Pertumbuhan utang bisnis tidak bergantung pada pendanaan jangka pendek, dan risiko pendanaan keseluruhan dalam sistem keuangan masih moderat."
(prm) Next Article The Fed Gagal Yakinkan Investor Soal Kenaikan Yield Obligasi
Bos bank sentral Amerika Serikat (AS) itu dalam Konferensi Pasar Keuangan di Florida, Senin (20/5/2019), mengenai penilaian risiko terhadap sistem keuangan selama satu dekade setelah berakhirnya krisis keuangan yang menyebabkan ekonomi tenggelam dalam kondisi terburuknya sejak Great Depression.
"Utang dunia usaha tidak menghadirkan jenis risiko yang lebih tinggi terhadap stabilitas sistem keuangan yang akan menyebabkan dampak buruk yang luas pada rumah tangga dan bisnis jika kondisinya memburuk," kata Powell dalam sambutannya.
Masalah terkait utang korporasi ini muncul ke permukaan karena berbagai perusahaan terus memanfaatkan suku bunga rendah yang disediakan The Fed untuk memperbaiki neraca mereka.
Kekhawatiran itu khususnya terkait perusahaan-perusahaan yang peringkat obligasinya mendekati junk dan akan mengalami masalah jika suku bunga acuan terus naik.
Powell mengatakan The Fed "terus menilai potensi bertambahnya tekanan semacam itu terhadap debitur" tetapi menyebut pada titik ini risiko itu masih "moderat".
Pidatonya kali ini hanya berfokus pada risiko sistem keuangan dan tidak menelaah kebijakan moneter dan niat The Fed terkait suku bunga acuan.
![]() |
Utang perusahaan non-keuangan berada di sekitar rekor tertinggi. Powell mencatat bahwa bisnis perorangan yang mengalami peningkatan utang memang menghadapi risiko tekanan finansial. Tetapi, katanya, keseluruhan utang terhadap PDB telah meningkat pada laju yang konsisten dengan ekspansi lainnya dan tidak menimbulkan ancaman.
"Selain itu, bank dan lembaga keuangan lainnya memiliki buffer penyerap kerugian yang cukup besar," katanya. "Pertumbuhan utang bisnis tidak bergantung pada pendanaan jangka pendek, dan risiko pendanaan keseluruhan dalam sistem keuangan masih moderat."
(prm) Next Article The Fed Gagal Yakinkan Investor Soal Kenaikan Yield Obligasi
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular