Jokowi Menang & IHSG Meroket, Asing Kok Masih Obral Saham?

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
21 May 2019 11:25
Tak Mampu Kerek Rupiah
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Di sisi lain, kemenangan Jokowi tak mampu mengangkat kinerja rupiah. Hingga berita ini diturunkan, rupiah melemah 0,14% di pasar spot ke level Rp 14.470/dolar AS. Jika bertahan hingga akhir perdagangan, maka akan menjadi pelemahan yang kedua secara beruntun. Jika dihitung sejak awal pekan lalu hingga hari ini, rupiah sudah melemah sebesar 1,05%.

Kala rupiah terus saja melemah, investor asing berpotensi menanggung yang namanya kerguian kurs sehingga wajar jika aksi jual dilakukan di pasar saham tanah air.

Maklum jika rupiah terus melemah. Pasalnya, ada awan hitam yang menyelimuti bernama defisit transaksi berjalan/Current Account Deficit (CAD). Belum lama ini, CAD periode kuartal-I 2019 diumumkan senilai US$ 7 miliar atau setara dengan 2,6% dari PDB, sudah jauh lebih dalam dari defisit periode yang sama tahun lalu (kuartal-I 2018) yang hanya senilai US$ 5,19 miliar atau 2,01% dari PDB.

Dengan defisit di kuartal-I 2019 yang sudah lebih dalam dari kuartal-I 2018, maka defisit untuk keseluruhan tahun 2019 juga akan sulit diredam.

Jika berbicara mengenai rupiah, transaksi berjalan merupakan hal yang sangat penting lantaran menggambarkan pasokan devisa yang tidak mudah berubah (dari aktivitas ekspor-impor barang dan jasa). Hal ini berbeda dengan pos transaksi modal dan finansial yang bisa cepat berubah karena datang dari aliran modal portfolio atau yang biasa disebut sebagai hot money.

Selain itu, masih ada potensi terjadinya kericuhan terkait dengan pengumuman hasil pilpres. Seperti disebutkan di halaman sebelumnya, pengumuman yang dilakukan oleh KPU pada dini hari tadi lebih cepat dari yang diantisipasikan pelaku pasar yakni esok hari (22/5/2019).

Namun, bukan berarti aksi turun ke jalan menjadi sepenuhnya batal. Buktinya, rekayasa lalu lintas masih disiapkan. Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya diketahui sudah menyiapkan rencana rekayasa atau pengalihan arus lalu lintas di sekitar Gedung KPU, seperti dilansir dari CNN Indonesia.

Kasubdit Gamkum Ditlantas Polda Metro Jaya Kompol Muhammad Nasir mengatakan bahwa hal tersebut dilakukan dalam rangka mengantisipasi massa dalam jumlah besar yang akan melalukan aksi unjuk rasa di KPU.

"Bila terjadi unjuk rasa di KPU secara besar maka langkah lantas terhadap arus lalin dilakukan rekayasa dan penutupan arus," kata Nasir dalam keterangannya, Selasa (21/5/2019), dilansir dari CNN Indonesia.

Potensi terjadinya kericuhan yang masih ada membuat pelaku pasar lebih memilih untuk memegang dolar AS untuk saat ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/hps)

Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular