Jokowi Menang Pilpres, Ini Harapan Pelaku Pasar
Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
21 May 2019 11:29

Jakarta, CNBC Indonesia - Komisi Pemiihan Umum (KPU) secara resmi menetapkan pasangan capres-cawapres Joko Widodo - Ma'ruf Amin menjadi pemenang terbanyak dengan perolehan 54,48% suara. Sementara Prabowo Subianto-Sandiaga Uno meraup 44,52%.
Jika tidak ada gugatan, dalam 3 hari ke depan, KPU akan mengumumkan pasangan Jokowi-Ma'ruf sebagai pemenang Pilpres tahun ini.
Merespons hal tersebut, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI), Octavianus Budiyanto berharap tak ada gejolak lanjutan setelah pengumuman tersebut. Jika ada pihak yang menyanggah hasil rekapitulasi KPU harus dilakukan dalam koridor yang konstitusional melalui Mahkamah Konstitusi.
"Setelah penetapan pemenang pilpres harus kita hormati dan ini merupakan pilihan rakyat untuk pasangan yang terbaik saat ini," kata Oky, sapaan akrabnya, kepada CNBC Indonesia, Selasa (21/5/2019).
Oky yang juga menjabat Direktur Utama Kresna Sekuritas ini menyatakan tentu akan ada imbas dampak pengumuman penetapan pemenang Pilpres bagi pasar saham domestik, lantaran optimisme pelaku pasar atas kembali terpilihnya petahana.
"Seperti pemilu-pemilu seblmnya yang berjalan damai dan demokratis akan ada euforia kenaikan IHSG," lanjutnya.
Namun, ia mengingatkan, kenaikan itu hanya bersifat temporer, karena fundamental sebetulnya bersumber dari kinerja perusahaan-perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.
Terlebih lagi, ketidakpastian ekonomi global yang meningkat akibat eskalasi perang dagang antara Amerika Serikat dan China, bisa menjadi ancaman menekan harga komoditas andalan Indonesia.
Karena itu, ke depan, lanjut Oky, pemerintahan Jokowi pada periode kedua, khususnya menteri ekonomi bisa meningkatkan bagaimana daya saing ekspor dan mengatasi masalah transaksi perdagangan yang defisit.
Mengacu data Badan Pusat Statistik, neraca perdagangan pada April 2019 tercatat defisit US$ 2,5 miliar. Sebelumnya, defisit yang terdalam pernah terjadi pada Juli 2013 sebesar US$ 2,3 miliar.
Sisi lain, pemerintah juga harus meramu kebijakan yang bisa meningkatkan investasi asing lebih banyak masuk ke Indonesia untuk mendorong perekonomian dalam negeri. "Kalo kita mau meningkatkan investasi lebih banyak masuk investment rating harus naik," tandas Oky.
Pengumuman Resmi KPU Hasil Pipres 2019
[Gambas:Video CNBC]
(hps/hps) Next Article BI Bakal Borong SBN, Obligasi Sprint tapi Saham Terseok-seok
Jika tidak ada gugatan, dalam 3 hari ke depan, KPU akan mengumumkan pasangan Jokowi-Ma'ruf sebagai pemenang Pilpres tahun ini.
Merespons hal tersebut, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI), Octavianus Budiyanto berharap tak ada gejolak lanjutan setelah pengumuman tersebut. Jika ada pihak yang menyanggah hasil rekapitulasi KPU harus dilakukan dalam koridor yang konstitusional melalui Mahkamah Konstitusi.
"Setelah penetapan pemenang pilpres harus kita hormati dan ini merupakan pilihan rakyat untuk pasangan yang terbaik saat ini," kata Oky, sapaan akrabnya, kepada CNBC Indonesia, Selasa (21/5/2019).
"Seperti pemilu-pemilu seblmnya yang berjalan damai dan demokratis akan ada euforia kenaikan IHSG," lanjutnya.
Namun, ia mengingatkan, kenaikan itu hanya bersifat temporer, karena fundamental sebetulnya bersumber dari kinerja perusahaan-perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.
Terlebih lagi, ketidakpastian ekonomi global yang meningkat akibat eskalasi perang dagang antara Amerika Serikat dan China, bisa menjadi ancaman menekan harga komoditas andalan Indonesia.
Karena itu, ke depan, lanjut Oky, pemerintahan Jokowi pada periode kedua, khususnya menteri ekonomi bisa meningkatkan bagaimana daya saing ekspor dan mengatasi masalah transaksi perdagangan yang defisit.
Mengacu data Badan Pusat Statistik, neraca perdagangan pada April 2019 tercatat defisit US$ 2,5 miliar. Sebelumnya, defisit yang terdalam pernah terjadi pada Juli 2013 sebesar US$ 2,3 miliar.
Sisi lain, pemerintah juga harus meramu kebijakan yang bisa meningkatkan investasi asing lebih banyak masuk ke Indonesia untuk mendorong perekonomian dalam negeri. "Kalo kita mau meningkatkan investasi lebih banyak masuk investment rating harus naik," tandas Oky.
Pengumuman Resmi KPU Hasil Pipres 2019
[Gambas:Video CNBC]
(hps/hps) Next Article BI Bakal Borong SBN, Obligasi Sprint tapi Saham Terseok-seok
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular