Pemilu 2019
Pesan Luhut untuk Pelaku Pasar: Semua Di Bawah Kendali!
Muhammad Iqbal, CNBC Indonesia
21 May 2019 11:06

Jakarta, CNBC Indonesia - Pelaku pasar terus mencermati dinamika perpolitikan dalam negeri. Salah satu yang menjadi perhatian adalah rencana aksi unjuk rasa yang akan digelar sejumlah elemen pendukung calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada 22 Mei 2019.
Terkait kondisi terkini, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan meyakinkan pelaku pasar bahwa pemerintah menjamin keamanan dalam negeri, terutama di ibu kota Jakarta.
"Gak ada masalah. Saya juga bicara sama pelaku-pelaku itu bahwa memang dinamika tinggi. Ya bahwa ada masalah IHSG namun semua masih under control (di bawah kendali). Tapi saya pikir gak ada yang perlu dikhawatirkan," ujar Luhut dalam sebuah media briefing di Jakarta, Senin (20/5/2019) malam.
Ia menuturkan, dinamika yang ada merupakan bagian dari proses demokrasi yang harus dilewati. Apalagi dengan kecanggihan teknologi seperti sekarang, khususnya media sosial.
"Gak ada yang saya kira harus dikhawatirkan," kata purnawirawan TNI Angkatan Darat tersebut.
Perihal rencana aksi unjuk rasa sejumlah elemen pendukung Prabowo-Sandi, Luhut tidak mempermasalahkan. Unjuk rasa, menurut dia, diperbolehkan sampai pada titik tertentu. Intinya, jangan sampai terjadi tindakan-tindakan yang anarkis dari pengunjuk rasa.
Sebelumnya, Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Jenderal (Polisi) Tito Karnavian memastikan akan ada pengamanan khusus di objek-objek ekonomi seperti pusat perbelanjaan jelang pengumuman hasil rekapitulasi suara nasional oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang mulanya direncanakan 22 Mei 2019. Namun, pengumuman dipercepat menjadi Senin (20/5/2019) tengah malam seiring selesainya tahapan rekapitulasi.
Hal itu disampaikan Tito selepas penandatanganan Nota Kesepahaman tentang Bantuan Pengamanan, Penegakan Hukum, dan Pemanfaatan Sumber Daya di Bidang Industri di Ruang Garuda, kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Senin (20/5/2019).
"Ya. Ya. Kita amankan bersama-sama dengan pengamanan swakarsa setempat, Satpol PP dan satpam. Kecuali kalau mereka minta pengamanan tambahan dari Polri, kita akan tambahkan," ujar Tito.
Saat ditanya apakah pengamanan khusus itu hanya di ibu kota atau di seluruh Indonesia, mantan Kapolda Metro Jaya itu mengatakan pada prinsipnya hanya di Jakarta. Namun, ada beberapa tempat lain yang juga akan diamankan seperti Surabaya dan Medan.
"Saya kira semua Kapolda (Kepala Kepolisian Daerah) sudah saya perintahkan untuk membuat rencana pengamanan sesuai potensi kerawanan yang ada. Tiap daerah tidak sama satu dengan yang lainnya," kata Tito.
Sebelumnya, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Hubungan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal (Polisi) Dedi Prasetyo melalui layanan pesan singkat WhatsApp kepada CNBC Indonesia di Jakarta, Senin (20/5/2019), meminta kepada masyarakat, termasuk para pelaku pasar di sektor keuangan, untuk tetap tenang.
"Situasi Insya Allah terkendali. Pasukan pengamanan Polri dan TNI 32 ribu (personel) lebih dalam rangka menjamin keamanan," ujar Dedi.
Selain itu, menurut dia, Detasemen Khusus 88 Polri juga terus bekerja dengan melakukan tindakan-tindakan preventif. Tujuannya guna memitigasi rencana aksi terorisme dengan melakukan penangkapan terhadap lebih dari 30 orang terduga teroris.
Simak video terkait situasi di KPU selepas penetapan pemenang Pilpres 2019 di bawah ini.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/hps) Next Article RI Bergantung Modal Asing, Prabowo-Sandi Ingatkan Krismon 98
Terkait kondisi terkini, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan meyakinkan pelaku pasar bahwa pemerintah menjamin keamanan dalam negeri, terutama di ibu kota Jakarta.
"Gak ada masalah. Saya juga bicara sama pelaku-pelaku itu bahwa memang dinamika tinggi. Ya bahwa ada masalah IHSG namun semua masih under control (di bawah kendali). Tapi saya pikir gak ada yang perlu dikhawatirkan," ujar Luhut dalam sebuah media briefing di Jakarta, Senin (20/5/2019) malam.
Ia menuturkan, dinamika yang ada merupakan bagian dari proses demokrasi yang harus dilewati. Apalagi dengan kecanggihan teknologi seperti sekarang, khususnya media sosial.
"Gak ada yang saya kira harus dikhawatirkan," kata purnawirawan TNI Angkatan Darat tersebut.
Perihal rencana aksi unjuk rasa sejumlah elemen pendukung Prabowo-Sandi, Luhut tidak mempermasalahkan. Unjuk rasa, menurut dia, diperbolehkan sampai pada titik tertentu. Intinya, jangan sampai terjadi tindakan-tindakan yang anarkis dari pengunjuk rasa.
![]() |
Sebelumnya, Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Jenderal (Polisi) Tito Karnavian memastikan akan ada pengamanan khusus di objek-objek ekonomi seperti pusat perbelanjaan jelang pengumuman hasil rekapitulasi suara nasional oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang mulanya direncanakan 22 Mei 2019. Namun, pengumuman dipercepat menjadi Senin (20/5/2019) tengah malam seiring selesainya tahapan rekapitulasi.
Hal itu disampaikan Tito selepas penandatanganan Nota Kesepahaman tentang Bantuan Pengamanan, Penegakan Hukum, dan Pemanfaatan Sumber Daya di Bidang Industri di Ruang Garuda, kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Senin (20/5/2019).
"Ya. Ya. Kita amankan bersama-sama dengan pengamanan swakarsa setempat, Satpol PP dan satpam. Kecuali kalau mereka minta pengamanan tambahan dari Polri, kita akan tambahkan," ujar Tito.
Saat ditanya apakah pengamanan khusus itu hanya di ibu kota atau di seluruh Indonesia, mantan Kapolda Metro Jaya itu mengatakan pada prinsipnya hanya di Jakarta. Namun, ada beberapa tempat lain yang juga akan diamankan seperti Surabaya dan Medan.
"Saya kira semua Kapolda (Kepala Kepolisian Daerah) sudah saya perintahkan untuk membuat rencana pengamanan sesuai potensi kerawanan yang ada. Tiap daerah tidak sama satu dengan yang lainnya," kata Tito.
![]() |
Sebelumnya, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Hubungan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal (Polisi) Dedi Prasetyo melalui layanan pesan singkat WhatsApp kepada CNBC Indonesia di Jakarta, Senin (20/5/2019), meminta kepada masyarakat, termasuk para pelaku pasar di sektor keuangan, untuk tetap tenang.
"Situasi Insya Allah terkendali. Pasukan pengamanan Polri dan TNI 32 ribu (personel) lebih dalam rangka menjamin keamanan," ujar Dedi.
Selain itu, menurut dia, Detasemen Khusus 88 Polri juga terus bekerja dengan melakukan tindakan-tindakan preventif. Tujuannya guna memitigasi rencana aksi terorisme dengan melakukan penangkapan terhadap lebih dari 30 orang terduga teroris.
Simak video terkait situasi di KPU selepas penetapan pemenang Pilpres 2019 di bawah ini.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/hps) Next Article RI Bergantung Modal Asing, Prabowo-Sandi Ingatkan Krismon 98
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular