
Ekonomi QI-2019 Melambat, Straits Times Dibuka Melemah
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
21 May 2019 08:18

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks bursa saham acuan Singapura mengawali perdagangan pertamanya di zona merah. Straits Times (STI) dibuka melemah 0,21% menjadi 3.198,73 poin.
Dari 30 saham yang menghuni indeks acuan bursa saham Singapura tersebut, sebanyak 7 mencatatkan kenaikan harga, 14 saham melemah, dan 9 saham tidak mencatatkan perubahan harga.
Rilis data ekonomi yang kurang ciamik kembali memantik aksi jual di pasar modal Singapura.
Ekonomi Negeri Singa pada kuartal pertama 2019 hanya tumbuh 1,2% secara tahunan (YoY), lebih lambat dibanding kuartal sebelumnya yang tumbuh 1,3% YoY. Capaian tersebut juga di bawah konsensus pasar yang ada di 1,5% YoY dan merupakan laju pertumbuhan terendah sejak kuartal II-2019 yang mencatatkan kontarksi 1,7% YoY, dilansir Refinitiv.
Perlambatan ekonomi Singapura pada 3 bulan pertama tahun ini terutama disebabkan oleh melemahnya aktifitas industri manufaktur yang mencatatkan kontraksi 0,5% secara tahunan, dari sebelumnya tumbuh 4,6% YoY.
Sementara itu, pada basis kuartalan yang disesuaikan secara musiman dan tahunan, laju ekonomi Singapura hingga akhir Maret tumbuh 3,8% (QoQ), lebih tinggi dibanding konsensus sebesar 2,3% QoQ, dilansir Trading Economics.
Dengan ekonomi yang melemah, Kementerian Perdagangan dan Industri (Ministry of Trade and Industry/MTI) Singapura mempersempit proyeksi laju ekonomi tahun ini di kisaran 1,5%-2,5% dari sebelumnya 1,5%-3,5%.
Sekretaris MTI Gabriel Lim menyampaikan bahwa perlambatan pertumbuhan Negeri Tiongkok dan perseteruan dagang antara AS dan China diperkirakan akan membebani output Singapura, dilansir Reuters.
"Dengan latar belakang (situasi) ekonomi eksternal yang menantang ini, sektor-sektor utama perekonomian Singapura yang berorientasi ke luar (ekspor) diperkirakan akan melambat tahun ini," ujar Lim dilansir Reuters.
Pada hari ini, tidak ada rilis data ekonomi tambahan dari Singapura.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Kebijakan The Fed Masih Terasa, Straits Times Dibuka Koreksi
Dari 30 saham yang menghuni indeks acuan bursa saham Singapura tersebut, sebanyak 7 mencatatkan kenaikan harga, 14 saham melemah, dan 9 saham tidak mencatatkan perubahan harga.
Rilis data ekonomi yang kurang ciamik kembali memantik aksi jual di pasar modal Singapura.
Perlambatan ekonomi Singapura pada 3 bulan pertama tahun ini terutama disebabkan oleh melemahnya aktifitas industri manufaktur yang mencatatkan kontraksi 0,5% secara tahunan, dari sebelumnya tumbuh 4,6% YoY.
Sementara itu, pada basis kuartalan yang disesuaikan secara musiman dan tahunan, laju ekonomi Singapura hingga akhir Maret tumbuh 3,8% (QoQ), lebih tinggi dibanding konsensus sebesar 2,3% QoQ, dilansir Trading Economics.
Dengan ekonomi yang melemah, Kementerian Perdagangan dan Industri (Ministry of Trade and Industry/MTI) Singapura mempersempit proyeksi laju ekonomi tahun ini di kisaran 1,5%-2,5% dari sebelumnya 1,5%-3,5%.
Sekretaris MTI Gabriel Lim menyampaikan bahwa perlambatan pertumbuhan Negeri Tiongkok dan perseteruan dagang antara AS dan China diperkirakan akan membebani output Singapura, dilansir Reuters.
"Dengan latar belakang (situasi) ekonomi eksternal yang menantang ini, sektor-sektor utama perekonomian Singapura yang berorientasi ke luar (ekspor) diperkirakan akan melambat tahun ini," ujar Lim dilansir Reuters.
Pada hari ini, tidak ada rilis data ekonomi tambahan dari Singapura.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Kebijakan The Fed Masih Terasa, Straits Times Dibuka Koreksi
Most Popular