
Semen Indonesia Perkuat Produk Derivatif
Donald Banjarnahor & Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
20 May 2019 15:40

Jakarta, CNBC Indonesia- PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) semakin mengukuhkan posisinya sebagai pemain semen nomor satu di Indonesia setelah mengakuisisi PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) yang kini telah berganti nama menjadi PT Solusi Bangun Indonesia.
Bergabungnya Solusi Bangun Indonesia (SBI) semakin memperkuat fasilitas produksi dan jaringan distribusi SMGR diseluruh Indonesia. Selain integrasi aktivitas bisnis, SMGR pun tengah berupaya untuk memperluas jaringan distribusi melalui sinergi pemasaran dan implementasi Supply Chain Management (SCM) yang terintegrasi.
Guna mempertahankan posisi sebagai market leader di Indonesia, kini SMGR memperkuat bisnisnya dengan melengkapi portofolio produk dan layanan. Hal ini sejalan dengan arah dari Perusahaan yang akan memperkuat produk derivatif.
Upaya ini dilakukan dengan memperluas diversifikasi jenis produk yang ditawarkan. Tidak hanya sekadar sebagai produsen semen, SMGR juga melakukan pengembangan bisnis dari hulu ke hilir meliputi produk turunan hingga bisnis non semen lainnya.
Untuk produk semen dan turunannya, SMGR telah memiliki sekitar 12 produk, di antaranya Ordinary Portland Cement (OPC), Portland Pozzoland Cement (PPC), Portland Composite Cement (PCC), Oil Well Cement (OWC), Special Blended Cement (SBC), Masonry Cement, Super White Cement, MaxStrengh, Wallmax, Powermaxx, Mortar dan Porous Concrete.
Salah satu contoh penggunaan Special Blended Cement adalah Jembatan Suramadu yang menghubungkan Surabaya dengan Pulau Madura. Jembatan di atas laut yang memiliki panjang 5,4 km tersebut memiliki potensi korosi lebih besar, karena terpapar air laut secara langsung.
Untuk itu dibutuhkan jenis semen yang bisa membuat struktur jembatan tetap kokoh, meski terkena air laut. Jika menggunakan semen curah biasa, maka hanya dalam hitungan bulan, jembatan tersebut bisa retak dan keropos.
Semen Indonesia juga akan berperan dalam pembangunan jembatan Balikpapan-Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Produk lainnya adalah MaxStrength, Semen Portland Slag pertama di produksi di Indonesia yang memiliki tingkat kuat tekan dan kuat lentur tinggi, panas hidrasi rendah serta ramah lingkungan. MaxStrength bisa di aplikasikan pada Mega Struktur seperti jembatan, flyover, terowongan bawah tanah, skyscrapper serta tower.
Selain itu SMGR memiliki produk WallMax yang didesain untuk pembangunan dinding. Produk ini diformulasikan agar hasil akhir dinding lebih halus dan minim retak. Campurannya yang kuat dan ringan juga meminimalkan material terbuang.
Produk semen derivatif juga dibutuhkan untuk pembangunan industri, misalnya di kawasan pengeboran minyak dan gas yang membutuhkan jenis semen yang cepat kering. Bisa juga dalam pembangunan pembangkit listrik (power plant) juga dibutuhkan semen jenis khusus yang bisa menahan paparan kimia.
Meski penggunaannya terbatas, namun produk derivatif semen vital untuk pembangunan infrastruktur yang keberlanjutan. Menyadari hal ini, Semen Indonesia pun terus melakukan penelitan dan pengembangan, serta berinovasi untuk menjawab kebutuhan khusus konsumen.
Selain itu, SMGR juga memiliki berbagai macam produk non semen seperti produksi beton siap pakai (ready mix) dan beton pracetak (precast), Fibre cement board serta produk concrete.
Penjualan ready mix cukup besar hingga mencapai 70% dari permintaan semen curah di Indonesia. Artinya rata-rata pembangunan di Indonesia sudah menggunakan concrete sebagai bahan dasarnya.
Berdasarkan analisa dan data dari Semen Indonesia potensi bisnis ready mix secara nasional mencapai Rp 29 triliun pada 2019. Hal ini didominasi oleh proyek infrastruktur senilai Rp 12 triliun, industrial Rp 7,58 triliun dan high rise Rp 6,56 triliun.
Sebagai produsen semen, penting bagi SMGR untuk berinovasi pada produk derivatif, meski penggunaannya terbatas. Jika hanya berbasis pada semen biasa maka tidak akan bisa memenangkan persaingan dan hati konsumen.
Saksikan Video Kinerja SMGR pada 2018
[Gambas:Video CNBC]
(dob/dob) Next Article SMGR Proyeksikan Penjualan Akhir Tahun Naik Hingga 5%
Bergabungnya Solusi Bangun Indonesia (SBI) semakin memperkuat fasilitas produksi dan jaringan distribusi SMGR diseluruh Indonesia. Selain integrasi aktivitas bisnis, SMGR pun tengah berupaya untuk memperluas jaringan distribusi melalui sinergi pemasaran dan implementasi Supply Chain Management (SCM) yang terintegrasi.
Guna mempertahankan posisi sebagai market leader di Indonesia, kini SMGR memperkuat bisnisnya dengan melengkapi portofolio produk dan layanan. Hal ini sejalan dengan arah dari Perusahaan yang akan memperkuat produk derivatif.
Upaya ini dilakukan dengan memperluas diversifikasi jenis produk yang ditawarkan. Tidak hanya sekadar sebagai produsen semen, SMGR juga melakukan pengembangan bisnis dari hulu ke hilir meliputi produk turunan hingga bisnis non semen lainnya.
Untuk produk semen dan turunannya, SMGR telah memiliki sekitar 12 produk, di antaranya Ordinary Portland Cement (OPC), Portland Pozzoland Cement (PPC), Portland Composite Cement (PCC), Oil Well Cement (OWC), Special Blended Cement (SBC), Masonry Cement, Super White Cement, MaxStrengh, Wallmax, Powermaxx, Mortar dan Porous Concrete.
Untuk itu dibutuhkan jenis semen yang bisa membuat struktur jembatan tetap kokoh, meski terkena air laut. Jika menggunakan semen curah biasa, maka hanya dalam hitungan bulan, jembatan tersebut bisa retak dan keropos.
Semen Indonesia juga akan berperan dalam pembangunan jembatan Balikpapan-Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Produk lainnya adalah MaxStrength, Semen Portland Slag pertama di produksi di Indonesia yang memiliki tingkat kuat tekan dan kuat lentur tinggi, panas hidrasi rendah serta ramah lingkungan. MaxStrength bisa di aplikasikan pada Mega Struktur seperti jembatan, flyover, terowongan bawah tanah, skyscrapper serta tower.
Selain itu SMGR memiliki produk WallMax yang didesain untuk pembangunan dinding. Produk ini diformulasikan agar hasil akhir dinding lebih halus dan minim retak. Campurannya yang kuat dan ringan juga meminimalkan material terbuang.
![]() |
Meski penggunaannya terbatas, namun produk derivatif semen vital untuk pembangunan infrastruktur yang keberlanjutan. Menyadari hal ini, Semen Indonesia pun terus melakukan penelitan dan pengembangan, serta berinovasi untuk menjawab kebutuhan khusus konsumen.
Selain itu, SMGR juga memiliki berbagai macam produk non semen seperti produksi beton siap pakai (ready mix) dan beton pracetak (precast), Fibre cement board serta produk concrete.
Penjualan ready mix cukup besar hingga mencapai 70% dari permintaan semen curah di Indonesia. Artinya rata-rata pembangunan di Indonesia sudah menggunakan concrete sebagai bahan dasarnya.
Berdasarkan analisa dan data dari Semen Indonesia potensi bisnis ready mix secara nasional mencapai Rp 29 triliun pada 2019. Hal ini didominasi oleh proyek infrastruktur senilai Rp 12 triliun, industrial Rp 7,58 triliun dan high rise Rp 6,56 triliun.
Sebagai produsen semen, penting bagi SMGR untuk berinovasi pada produk derivatif, meski penggunaannya terbatas. Jika hanya berbasis pada semen biasa maka tidak akan bisa memenangkan persaingan dan hati konsumen.
Saksikan Video Kinerja SMGR pada 2018
[Gambas:Video CNBC]
(dob/dob) Next Article SMGR Proyeksikan Penjualan Akhir Tahun Naik Hingga 5%
Most Popular