
China Ogah Negosiasi dengan AS, IHSG Tekapar Lagi
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
17 May 2019 12:16

Investor asing memegang peranan yang besar dalam membuat IHSG kembali terkapar. Per akhir sesi 1, investor asing membukukan jual bersih senilai Rp 338,3 miliar di pasar saham tanah air, pasca pada perdagangan kemarin sudah membukukan jual bersih senilai Rp 687,6 miliar.
Pelemahan rupiah menjadi momok bagi investor asing. Walaupun menguat 0,03% di pasar spot hingga siang hari ini ke level Rp 14.440/dolar AS, rupiah cenderung ditransaksikan melemah sepanjang hari.
Kedepannya, prospek rupiah juga masih tak menarik. Kemarin, Bank Indonesia (BI) merevisi proyeksinya atas defisit transaksi berjalan/Current Account Deficit (CAD) periode 2019. Kini, proyeksi CAD ditetapkan berada di rentang 2,5%-3% dari PDB, dari yang sebelumnya 2,5% dari PDB.
"Defisit transaksi berjalan 2019 juga diprakirakan lebih rendah dari tahun 2018, yaitu dalam kisaran 2,5-3,0% PDB, meskipun tidak serendah prakiraan semula," kata Gubernur BI Perry Warjiyo di Gedung BI, Kamis (16/5/2019).
Perlambatan ekonomi global hingga perang dagang menjadi faktor yang memaksa BI merevisi proyeksi CAD untuk tahun 2019.
Jika berbicara mengenai rupiah, transaksi berjalan merupakan hal yang sangat penting lantaran menggambarkan pasokan devisa yang tidak mudah berubah (dari aktivitas ekspor-impor barang dan jasa). Hal ini berbeda dengan pos transaksi modal dan finansial yang bisa cepat berubah karena datang dari aliran modal portfolio atau yang biasa disebut sebagai hot money.
Kala rupiah melemah, investor asing berpotensi menanggung yang namanya kerguian kurs sehingga wajar jika aksi jual terus dilakukan di pasar saham tanah air.
Saham-saham yang banyak dilego investor asing di antaranya: PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 153,2 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 57,2 miliar), PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (Rp 51,2 miliar), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 33,9 miliar), dan PT Gudang Garam Tbk/GGRM (Rp 12,5 miliar).
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/hps)
Pelemahan rupiah menjadi momok bagi investor asing. Walaupun menguat 0,03% di pasar spot hingga siang hari ini ke level Rp 14.440/dolar AS, rupiah cenderung ditransaksikan melemah sepanjang hari.
Kedepannya, prospek rupiah juga masih tak menarik. Kemarin, Bank Indonesia (BI) merevisi proyeksinya atas defisit transaksi berjalan/Current Account Deficit (CAD) periode 2019. Kini, proyeksi CAD ditetapkan berada di rentang 2,5%-3% dari PDB, dari yang sebelumnya 2,5% dari PDB.
Perlambatan ekonomi global hingga perang dagang menjadi faktor yang memaksa BI merevisi proyeksi CAD untuk tahun 2019.
Jika berbicara mengenai rupiah, transaksi berjalan merupakan hal yang sangat penting lantaran menggambarkan pasokan devisa yang tidak mudah berubah (dari aktivitas ekspor-impor barang dan jasa). Hal ini berbeda dengan pos transaksi modal dan finansial yang bisa cepat berubah karena datang dari aliran modal portfolio atau yang biasa disebut sebagai hot money.
Kala rupiah melemah, investor asing berpotensi menanggung yang namanya kerguian kurs sehingga wajar jika aksi jual terus dilakukan di pasar saham tanah air.
Saham-saham yang banyak dilego investor asing di antaranya: PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 153,2 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 57,2 miliar), PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (Rp 51,2 miliar), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 33,9 miliar), dan PT Gudang Garam Tbk/GGRM (Rp 12,5 miliar).
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/hps)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular