
Ditopang Kenaikan Laba, Saham Wika Beton Melesat 28% Ytd
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
16 May 2019 13:15

Jakarta, CNBC Indonesia - Sepanjang tahun hingga Kamis ini (16/5/2019), kinerja saham PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) bisa dikatakan cukup baik dengan pertumbuhan mencapai 28,19%. Cukup tinggi bila dibandingkan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang minus 4,47% year to date (ytd).
Pada penutupan perdagangan sesi I, pukul 12.00 WIB, harga saham WTON diperdagangkan melemah 1,63% ke level Rp 482/unit saham. Volume transaksi mencapai 2,73 juta unit saham senilai Rp 1,34 miliar.
Secara pergerakan teknikal, Tim Riset CNBC Indonesia menilai saham anak usaha PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) ini dalam jangka pendek cenderung tertekan. Hal ini terlihat dari posisi harga sahamnya yang bergerak di bawah rata-rata nilainya dalam 5 hari terakhir (moving average/MA5).
Secara kinerja, sepanjang kuartal I-2019, laba bersih perusahaan mencapai Rp 70,65 miliar, angka tersebut meningkat 22,5% jika dibandingkan laba kuartal I-2018 pada angka Rp 57,67 miliar. Pendapatan pada periode tersebut mencapai Rp 1,29 triliun, tumbuh 8,4% dari kuartal I-2018 yang hanya Rp 1,19 triliun.
Adapun kontrak dari WTON masih didominasi oleh sektor infrastruktur. Kinerja WTON juga akan ditopang proyek dari induknya yakni Wijaya Karya yang tengah berfokus pada proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
Pada Maret lalu, manajemen Wika Beton menjelaskan baru saja mendapatkan kontrak bantalan beton di Manila, Filipina. Pekerjaan itu merupakan test track work (pekerjaan rel) yang akan dikerjakan dalam 2-3 bulan ke depan sepanjang 150 kilometer.
Selain di Flipina, Wika Beton juga melebarkan sayap ke Singapura dengan membidik pekerjaan atau kontrak baru.
Proyek yang diincar ialah bandara di Changi yang akan diperpanjang dan proyek elevated yang bakal dibangun di Negeri Singa tersebut.
Ekspansi ke Filipina ini menjadi proyek negeri pertama yang tendernya diikuti sendiri oleh WTON. Sebelumnya beberapa proyek di luar negeri seperti Timor Leste dan Aljazair juga diikuti tetapi proyek itu merupakan milik induk usaha, WIKA.
Target kontrak baru tahun ini mencapai Rp 9 triliun. Ditambah dengan carry over atau kontrak bawaan tahun lalu, maka total target kontrak tahun ini mencapai Rp 14,9 triliun. Target kontrak baru tersebut tumbuh 17,9% dari realisasi Rp 7,70 triliun pada 2018.
Simak target bisnis WTON sepanjang 2019 ini.
[Gambas:Video CNBC]
(yam/tas) Next Article Kacau! Saham WTON 5 Tahun Nyungsep 64%, Laba 2020 Anjlok 75%
Pada penutupan perdagangan sesi I, pukul 12.00 WIB, harga saham WTON diperdagangkan melemah 1,63% ke level Rp 482/unit saham. Volume transaksi mencapai 2,73 juta unit saham senilai Rp 1,34 miliar.
Secara pergerakan teknikal, Tim Riset CNBC Indonesia menilai saham anak usaha PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) ini dalam jangka pendek cenderung tertekan. Hal ini terlihat dari posisi harga sahamnya yang bergerak di bawah rata-rata nilainya dalam 5 hari terakhir (moving average/MA5).
Secara kinerja, sepanjang kuartal I-2019, laba bersih perusahaan mencapai Rp 70,65 miliar, angka tersebut meningkat 22,5% jika dibandingkan laba kuartal I-2018 pada angka Rp 57,67 miliar. Pendapatan pada periode tersebut mencapai Rp 1,29 triliun, tumbuh 8,4% dari kuartal I-2018 yang hanya Rp 1,19 triliun.
Adapun kontrak dari WTON masih didominasi oleh sektor infrastruktur. Kinerja WTON juga akan ditopang proyek dari induknya yakni Wijaya Karya yang tengah berfokus pada proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
Pada Maret lalu, manajemen Wika Beton menjelaskan baru saja mendapatkan kontrak bantalan beton di Manila, Filipina. Pekerjaan itu merupakan test track work (pekerjaan rel) yang akan dikerjakan dalam 2-3 bulan ke depan sepanjang 150 kilometer.
Selain di Flipina, Wika Beton juga melebarkan sayap ke Singapura dengan membidik pekerjaan atau kontrak baru.
Proyek yang diincar ialah bandara di Changi yang akan diperpanjang dan proyek elevated yang bakal dibangun di Negeri Singa tersebut.
Ekspansi ke Filipina ini menjadi proyek negeri pertama yang tendernya diikuti sendiri oleh WTON. Sebelumnya beberapa proyek di luar negeri seperti Timor Leste dan Aljazair juga diikuti tetapi proyek itu merupakan milik induk usaha, WIKA.
Target kontrak baru tahun ini mencapai Rp 9 triliun. Ditambah dengan carry over atau kontrak bawaan tahun lalu, maka total target kontrak tahun ini mencapai Rp 14,9 triliun. Target kontrak baru tersebut tumbuh 17,9% dari realisasi Rp 7,70 triliun pada 2018.
Simak target bisnis WTON sepanjang 2019 ini.
[Gambas:Video CNBC]
(yam/tas) Next Article Kacau! Saham WTON 5 Tahun Nyungsep 64%, Laba 2020 Anjlok 75%
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular