
Kala Warren Buffett Salah Prediksi Soal Perang Dagang
Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
16 May 2019 11:33

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada Medio Mei 2018, miliuner Warren Buffett sempat memprediksi perang dagang antara dua kekuatan utama ekonomi dunia, Amerika Serikat (AS) dan China tidak akan terjadi. Namun nyatanya, prediksi itu salah, ketidakpastian yang timbul akibat perang dagang justru memasuki babak baru.
Ini bermula dari langkah Presiden AS Donald Trump yang menaikkan bea impor terhadap barang-barang asal China senilai US$ 200 miliar. Tak tinggal diam, Beijing melakukan serangan balasan dengan menaikkan bea masuk terhadap berbagai produk Negeri Paman Sam senilai US$60 miliar mulai 1 Juni mendatang.
Produk-produk yang disasar termasuk berbagai hasil pertanian yang menjadi tumpuan banyak warga AS pemilih Trump. Langkah ini menandai makin panasnya hubungan dagang kedua negara.
"Saya tidak berpikir kedua negara akan melanjutkan segala bentuk perang perdagangan yang nyata," kata Warren Buffett saat pertemuan pertemuan pemegang saham tahunan Berkshire Hathaway pada Mei 2018, seperti dilansir Business Insider, Rabu (15/5/2019).
CEO Berkshire Hathaway itu menilai, akan ada manfaat yang sangat besar dari aktivitas perdagangan kedua negara, dan banyak negara-negara lainnya di dunia yang bergantung pada perekonomian AS dan China.
"Manfaat [perdagangan] sangat besar dan dunia bergantung padanya dalam hal besar untuk kemajuannya, [jadi] dua negara cerdas [tidak akan] melakukan sesuatu yang sangat bodoh," kata dia menambahkan.
Sejak komentar itu berhembus, justru hubungan tegang AS dan China kian memanas. Para pejabat perdagangan AS menuduh para pejabat China membatalkan komitmen mereka yang telah disepakati dalam rancangan pakta perdagangan minggu lalu dan mendorong Presiden Trump untuk mengatakan ekonomi terbesar kedua di dunia itu melanggar kesepakatan.
Inilah yang akhirnya membuat Negeri Paman Sam menaikkan tarif dari 10% menjadi 25% untuk barang-barang Cina senilai $ 200 miliar. Bahkan, Gedung Putih sekarang bersiap untuk memperluas bea masuk ke $ 300 miliar lebih lanjut dari barang-barang Cina di bulan berikutnya setelah Beijing melakukan aksi balasan.
Kegaduhan yang timbul dari perang dagang sempat membuat indeks-indeks acuan Wall Street pada perdagangan di awal pekan ini.
Dow Jones Industrial average anjlok 617,38 poin atau 2,38%, S&P 500 amblas 2,41%, sementara Nasdaq Composite rontok hingga 3,41% di akhir perdagangan.
Tak berhenti di sana, Indeks Shanghai langsung anjlok 1,1% pada saat pembukaan perdagangan Selasa (14/5/2019) ke level 2.872,83, sementara indeks Hang Seng terkoreksi cukup dalam, 2,1% ke level 27.951,12.
(hps/hps) Next Article Jelang RUPSLB, Ini Pesan Buffett untuk Para Investor
Ini bermula dari langkah Presiden AS Donald Trump yang menaikkan bea impor terhadap barang-barang asal China senilai US$ 200 miliar. Tak tinggal diam, Beijing melakukan serangan balasan dengan menaikkan bea masuk terhadap berbagai produk Negeri Paman Sam senilai US$60 miliar mulai 1 Juni mendatang.
Produk-produk yang disasar termasuk berbagai hasil pertanian yang menjadi tumpuan banyak warga AS pemilih Trump. Langkah ini menandai makin panasnya hubungan dagang kedua negara.
"Saya tidak berpikir kedua negara akan melanjutkan segala bentuk perang perdagangan yang nyata," kata Warren Buffett saat pertemuan pertemuan pemegang saham tahunan Berkshire Hathaway pada Mei 2018, seperti dilansir Business Insider, Rabu (15/5/2019).
"Manfaat [perdagangan] sangat besar dan dunia bergantung padanya dalam hal besar untuk kemajuannya, [jadi] dua negara cerdas [tidak akan] melakukan sesuatu yang sangat bodoh," kata dia menambahkan.
Sejak komentar itu berhembus, justru hubungan tegang AS dan China kian memanas. Para pejabat perdagangan AS menuduh para pejabat China membatalkan komitmen mereka yang telah disepakati dalam rancangan pakta perdagangan minggu lalu dan mendorong Presiden Trump untuk mengatakan ekonomi terbesar kedua di dunia itu melanggar kesepakatan.
Inilah yang akhirnya membuat Negeri Paman Sam menaikkan tarif dari 10% menjadi 25% untuk barang-barang Cina senilai $ 200 miliar. Bahkan, Gedung Putih sekarang bersiap untuk memperluas bea masuk ke $ 300 miliar lebih lanjut dari barang-barang Cina di bulan berikutnya setelah Beijing melakukan aksi balasan.
Kegaduhan yang timbul dari perang dagang sempat membuat indeks-indeks acuan Wall Street pada perdagangan di awal pekan ini.
Dow Jones Industrial average anjlok 617,38 poin atau 2,38%, S&P 500 amblas 2,41%, sementara Nasdaq Composite rontok hingga 3,41% di akhir perdagangan.
Tak berhenti di sana, Indeks Shanghai langsung anjlok 1,1% pada saat pembukaan perdagangan Selasa (14/5/2019) ke level 2.872,83, sementara indeks Hang Seng terkoreksi cukup dalam, 2,1% ke level 27.951,12.
![]() |
(hps/hps) Next Article Jelang RUPSLB, Ini Pesan Buffett untuk Para Investor
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular