Penjualan Semen Turun, Saham SMGR Turun 14% dalam 2 Pekan
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
15 May 2019 10:45
Jakarta, CNBC Indonesia - Data penjualan semen yang menurun pada bulan April, memberikan dampak yang cukup negatif pada kinerja harga saham PT Semen Indonesia Tbk (SMGR).
Pada perdagangan sesi I pukul 10.28 WIB, harga saham SMGR melemah sebesar 0,7% ke level Rp 10.6oo/unit saham. Volume transaksi mencapai 2,38 juta unit saham senilai Rp 25 miliar. Hingga tahun berjalan, investor asing masih membukukan beli bersih (net buy) senilai Rp 40 miliar.
Namun, kinerja saham pelat merah holding industri semen tersebut anjlok hingga 14% dalam 2 pekan, hal ini membuat kinerja sahamnya minus 7,6% sepanjang tahun .
Berdasarkan data Asosiasi Semen Indonesia, penjualan semen produksi Indonesia (baik lokal maupun ekspor) pada bulan April anjlok 6,69% year-on-year (YoY) menjadi 5,54 juta ton dari torehan April 2018 yang mencapai 5,93 juta ton.
Angka tersebut dapat dikatakan lebih rendah dari penjualan semen pada bulan Maret yang mencapai 5,74 juta ton. Namun, penjualan semen nasional sepanjang tahun berjalan (Jan-April) masih mampu tumbuh meski tipis hanya 0,6% YoY menjadi 22,49 juta ton.
Kenaikan tersebut disebabkan adanya peningkatan penjualan selama 2 bulan berturut-turut, yakni peningkatan penjualan pada Februari naik 7,03% YoY pada angka 5,35 juta ton, dan bulan Maret yang tumbuh 4,47% YoY menjadi 5,74 juta ton.
Melihat potensi bisnis yang masih dapat ditingkatkan, saat ini SMGR sedang mengajukan proses penerbitan obligasi. Berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) pekan lalu, perusahaan berencana menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I Tahap II Tahun 2019 sebesar Rp 3,47 triliun.
Surat utang yang diajukan SMGR senilai Rp 2,83 triliun untuk tenor 5 tahun dan Rp 654 miliar untuk tenor 7 tahun. Tenor obligasi 5 tahun memberikan kupon bunga sebesar 9%/tahun, sedangkan tenor 7 tahun 9,1%.
(yam/hps) Next Article SMGR Proyeksikan Penjualan Akhir Tahun Naik Hingga 5%
Pada perdagangan sesi I pukul 10.28 WIB, harga saham SMGR melemah sebesar 0,7% ke level Rp 10.6oo/unit saham. Volume transaksi mencapai 2,38 juta unit saham senilai Rp 25 miliar. Hingga tahun berjalan, investor asing masih membukukan beli bersih (net buy) senilai Rp 40 miliar.
Namun, kinerja saham pelat merah holding industri semen tersebut anjlok hingga 14% dalam 2 pekan, hal ini membuat kinerja sahamnya minus 7,6% sepanjang tahun .
Berdasarkan data Asosiasi Semen Indonesia, penjualan semen produksi Indonesia (baik lokal maupun ekspor) pada bulan April anjlok 6,69% year-on-year (YoY) menjadi 5,54 juta ton dari torehan April 2018 yang mencapai 5,93 juta ton.
Kenaikan tersebut disebabkan adanya peningkatan penjualan selama 2 bulan berturut-turut, yakni peningkatan penjualan pada Februari naik 7,03% YoY pada angka 5,35 juta ton, dan bulan Maret yang tumbuh 4,47% YoY menjadi 5,74 juta ton.
Melihat potensi bisnis yang masih dapat ditingkatkan, saat ini SMGR sedang mengajukan proses penerbitan obligasi. Berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) pekan lalu, perusahaan berencana menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I Tahap II Tahun 2019 sebesar Rp 3,47 triliun.
Surat utang yang diajukan SMGR senilai Rp 2,83 triliun untuk tenor 5 tahun dan Rp 654 miliar untuk tenor 7 tahun. Tenor obligasi 5 tahun memberikan kupon bunga sebesar 9%/tahun, sedangkan tenor 7 tahun 9,1%.
(yam/hps) Next Article SMGR Proyeksikan Penjualan Akhir Tahun Naik Hingga 5%
Most Popular