
Perang Dagang Berlarut-Larut, Straits Times Terus Terkoreksi
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
15 May 2019 08:29

Jakarta, CNBC Indonesia - Kecemasan pelaku pasar terkait babak lanjutan perang dagang masih menyelimuti perdagangan bursa saham Singapura hari ini, Rabu (15/5/2019). Indeks Straits Times (STI) dibuka melemah terbatas 0,16% ke level 3.218,55.
Dari 30 saham yang menghuni indeks acuan bursa saham Singapura tersebut, sebanyak 9 mencatatkan kenaikan harga, 18 saham melemah, dan 3 saham tidak mencatatkan perubahan harga.
Sebagai informasi, balas membalas rencana tarif bea masuk baru antara Amerika Serikat (AS) dan China mengakibatkan indeks bursa saham acuan kawasan Benua Kuning semuanya babak belur pada perdagangan kemarin (14/5/2019). Straits Times ditutup melemah 0,33% ke level 3.223,71.
Dialog dagang antara dua kekuatan ekonomi besar dunia tersebut besar kemungkinan akan berlarut-larut hingga semester kedua tahun ini.
Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Chan Chun Sing mengatakan perseteruan AS-China adalah hal serius dan dapat memiliki dampak yang sangat besar.
"Ketegangan perdagangan yang memburuk akan mempengaruhi bisnis global dan kepercayaan konsumen, menyakiti investasi global dan akibatnya akan nada dampak negatif pada (lapangan) pekerjaan," ujarnya di sela-sela acara Pameran Maritim Internasional dan Konferensi Asia, dilansir Straits Times.
"Singapura tidak akan kebal dari kejatuhan ini", Chan menambahkan.
Ketegangan tersebut membuat pergerakan di bursa saham menjadi penuh spekulasi, meskipun data-data fundamental domestik menunjukkan hasil yang positif.
Belum lama ini data penjualan ritel Negeri Singa secara bulanan membukukan kenaikan 1% MoM, dan berhasil mengalahkan konsensus pasar yang ada di -1,3% MoM, dilansir Trading Economics.
Selain itu, data cadangan devisa Singapura bulan April tercatat naik menjadi S$ 404,12 miliar dari sebelumnya S$ 400,7 miliar di bulan Maret. Ini merupakan capaian tertinggi dalam sejarah Singapura.
Pada hari ini, tidak ada rilis data ekonomi dari Singapura.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(dwa/hps) Next Article The Fed Naikkan Suku Bunga, Bursa Singapura Malah Menguat
Dari 30 saham yang menghuni indeks acuan bursa saham Singapura tersebut, sebanyak 9 mencatatkan kenaikan harga, 18 saham melemah, dan 3 saham tidak mencatatkan perubahan harga.
Sebagai informasi, balas membalas rencana tarif bea masuk baru antara Amerika Serikat (AS) dan China mengakibatkan indeks bursa saham acuan kawasan Benua Kuning semuanya babak belur pada perdagangan kemarin (14/5/2019). Straits Times ditutup melemah 0,33% ke level 3.223,71.
Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Chan Chun Sing mengatakan perseteruan AS-China adalah hal serius dan dapat memiliki dampak yang sangat besar.
"Ketegangan perdagangan yang memburuk akan mempengaruhi bisnis global dan kepercayaan konsumen, menyakiti investasi global dan akibatnya akan nada dampak negatif pada (lapangan) pekerjaan," ujarnya di sela-sela acara Pameran Maritim Internasional dan Konferensi Asia, dilansir Straits Times.
"Singapura tidak akan kebal dari kejatuhan ini", Chan menambahkan.
Ketegangan tersebut membuat pergerakan di bursa saham menjadi penuh spekulasi, meskipun data-data fundamental domestik menunjukkan hasil yang positif.
Belum lama ini data penjualan ritel Negeri Singa secara bulanan membukukan kenaikan 1% MoM, dan berhasil mengalahkan konsensus pasar yang ada di -1,3% MoM, dilansir Trading Economics.
Selain itu, data cadangan devisa Singapura bulan April tercatat naik menjadi S$ 404,12 miliar dari sebelumnya S$ 400,7 miliar di bulan Maret. Ini merupakan capaian tertinggi dalam sejarah Singapura.
Pada hari ini, tidak ada rilis data ekonomi dari Singapura.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(dwa/hps) Next Article The Fed Naikkan Suku Bunga, Bursa Singapura Malah Menguat
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular