
Mandiri Batal Caplok Permata, Ini Respons Kementerian BUMN
Yanurisa Ananta, CNBC Indonesia
14 May 2019 11:26

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dikabarkan batal membeli membeli saham PT Bank Permata Tbk (BNLI). Tersiar kabar ada ketidakcocokan harga antarpihak yang akan bertransaksi yakni Bank Mandiri dengan PT Astra International Tbk (ASII) dan Standard Chartered (Stanchart) terkait harga jual.
Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Jasa Konsultasi Kementerian BUMN, Gatot Trihargo, tidak membantah dan tidak mengiyakan kabar batalnya bank pelat merah itu untuk mencaplok Bank Permata dari dua pemegang sahamnya.
Saat ini, saham BNLI dipegang mayoritas oleh Astra dan Stanchart, masing-masing 45%. Sisa saham Bank Permata dimiliki investor publik sebesar 10,88% atau 3,05 miliar saham.
"Itu aksi korporasinya Bank Mandiri saja," tegasnya kepada CNBC Indonesia, Selasa (14/5/2019).
"Kan soal harga [akuisisi] dan lain sebagainya, kami [Kementerian BUMN] serahkan ke manajemen Bank Mandiri."
Gatot juga enggan memerinci lebih jauh alasan soal harga akuisisi, mengingat pemerintah dalam hal ini Kementerian BUMN sebagai pemegang saham Bank Mandiri belum mendapatkan informasi dari manajemen perusahaan. "Belum tahu, Pak Tiko [Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo] belum menginfokan," tegasnya.
Awal April lalu, Gatot mengungkapkan saat itu pemerintah tengah menunggu hasil due diligence atau uji tuntas akuisisi Bank Permata. "(informasi) yang baru ada itu, kami lagi menunggu hasil dari due dilligence," ujar Gatot, Jumat (5/4/2019).
Beredar kabar di pasar menyebutkan Bank Mandiri bersama Morgan Stanley dalam tahap menyelesaikan proses penawaran akuisisi Bank Permata dari pemegang saham lama, Stanchart.
Mandiri kabarnya menurunkan harga penawaran dengan nilai buku atau price to book value (PBV) 1,4x-1,5x dari sebelumnya 1,8x.
PBV ini adalah penilaian harga saham dengan nilai buku perusahaan. Biasanya, saham yang memiliki rasio PBV besar, memiliki valuasi yang tinggi (overvalue) sedangkan saham yang memiliki PBV di bawah 1 memiliki valuasi yang rendah alias undervalue.
Sebelumnya manajemen Bank Mandiri memang menegaskan tengah mengincar bank untuk diakuisisi. Sudah ada dua yang didekati oleh Mandiri. Keduanya, disebut bank menengah (medium size).
Kepala Riset PT Samuel Sekuritas Indonesia, Suria Dharma, mengatakan jika Bank Mandiri batal, masih ada kemungkinan investor Jepang untuk masuk menawar saham BNLI. Alasannya, Bank Permata menarik diakuisisi dengan argumentasi bahwa ketersediaan bank di Indonesia yang layak diakuisisi terbatas.
"Masih ada kemungkinan bank Jepang masuk. Yang paling mungkin BNLI [dibeli], sementara PNBN [PT Bank Pan Indonesia Tbk/Bank Panin] sudah gede asetnya, jadi bank yang available saat ini sudah terbatas," katanya kepada CNBC Indonesia, Senin (13/5/2019).
(tas) Next Article Menunggu Pemburu Permata
Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Jasa Konsultasi Kementerian BUMN, Gatot Trihargo, tidak membantah dan tidak mengiyakan kabar batalnya bank pelat merah itu untuk mencaplok Bank Permata dari dua pemegang sahamnya.
Saat ini, saham BNLI dipegang mayoritas oleh Astra dan Stanchart, masing-masing 45%. Sisa saham Bank Permata dimiliki investor publik sebesar 10,88% atau 3,05 miliar saham.
"Itu aksi korporasinya Bank Mandiri saja," tegasnya kepada CNBC Indonesia, Selasa (14/5/2019).
Gatot juga enggan memerinci lebih jauh alasan soal harga akuisisi, mengingat pemerintah dalam hal ini Kementerian BUMN sebagai pemegang saham Bank Mandiri belum mendapatkan informasi dari manajemen perusahaan. "Belum tahu, Pak Tiko [Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo] belum menginfokan," tegasnya.
Awal April lalu, Gatot mengungkapkan saat itu pemerintah tengah menunggu hasil due diligence atau uji tuntas akuisisi Bank Permata. "(informasi) yang baru ada itu, kami lagi menunggu hasil dari due dilligence," ujar Gatot, Jumat (5/4/2019).
Beredar kabar di pasar menyebutkan Bank Mandiri bersama Morgan Stanley dalam tahap menyelesaikan proses penawaran akuisisi Bank Permata dari pemegang saham lama, Stanchart.
Mandiri kabarnya menurunkan harga penawaran dengan nilai buku atau price to book value (PBV) 1,4x-1,5x dari sebelumnya 1,8x.
PBV ini adalah penilaian harga saham dengan nilai buku perusahaan. Biasanya, saham yang memiliki rasio PBV besar, memiliki valuasi yang tinggi (overvalue) sedangkan saham yang memiliki PBV di bawah 1 memiliki valuasi yang rendah alias undervalue.
Sebelumnya manajemen Bank Mandiri memang menegaskan tengah mengincar bank untuk diakuisisi. Sudah ada dua yang didekati oleh Mandiri. Keduanya, disebut bank menengah (medium size).
Kepala Riset PT Samuel Sekuritas Indonesia, Suria Dharma, mengatakan jika Bank Mandiri batal, masih ada kemungkinan investor Jepang untuk masuk menawar saham BNLI. Alasannya, Bank Permata menarik diakuisisi dengan argumentasi bahwa ketersediaan bank di Indonesia yang layak diakuisisi terbatas.
"Masih ada kemungkinan bank Jepang masuk. Yang paling mungkin BNLI [dibeli], sementara PNBN [PT Bank Pan Indonesia Tbk/Bank Panin] sudah gede asetnya, jadi bank yang available saat ini sudah terbatas," katanya kepada CNBC Indonesia, Senin (13/5/2019).
(tas) Next Article Menunggu Pemburu Permata
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular