Mandiri Batal, Northstar Tawar Permata dengan PBV 1,6x?

Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
13 May 2019 15:15
Pemegang saham Bank Permata tampaknya tak setuju dengan harga penawaran yang disampaikan.
Foto: Muhammad Luthfi Rahman
Jakarta, CNBC Indonesia - Pinangan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) untuk membeli saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) tampaknya tak berjalan mulus. Pemegang saham Bank Permata tampaknya tak setuju dengan harga penawaran yang disampaikan bank pelat merah tersebut.

Namun belum resmi keluar pernyataan Bank Mandiri soal potensi kegagalan transaksi akuisisi ini, nama investor lain pun muncul dan disebut-sebut tertarik membeli saham Bank Permata. Kali ini Astra, sebagai salah satu pemegang saham Bank Permata, dikabarkan menggandeng Northstar Equity Partners lagi untuk membeli saham Bank Permata.

Menurut sumber CNBC Indonesia yang mengetahui transaksi ini, nama Northstar kembali masuk nominasi karena harga yang ditawarkan lebih tinggi dibandingkan yang ditawarkan Mandiri.

Private equity yang dikomandani Patrick Walujo, menantu Theodore Permadi Rahmat, sebelumnya sudah memasukkan penawaran harga. Harga penawaran Northstar pada kisaran nilai buku atau price to book value (PBV) 1,6x.

Kabar ini sebenarnya sudah pernah di tulis CNBC pada Maret lalu. Namun saat itu Bank Mandiri serius memberikan penawaran kepada pemegang saham Bank Permata, nama Northstar sebagai pembeli perlahan-lahan mulai tenggelam.


PBV ini adalah penilaian harga saham dengan nilai buku perusahaan. Biasanya, saham yang memiliki rasio PBV besar, memiliki valuasi yang tinggi (overvalue) sedangkan saham yang memiliki PBV di bawah 1 memiliki valuasi yang rendah alias undervalue.

Saat ini saham Bank Permata dipegang mayoritas oleh PT Astra International Tak (ASII) dan Standard Chartered (Stanchart) masing-masing 45%. Sisa saham Bank Permata dimiliki publik sebesar 10,88% atau 3,05 miliar saham.

Pihak Astra International masih enggan berkomentar soal ini. Saat dihubungi CNBC Indonesia, Head of Corporate Communications Astra Boy Kelana Soebroto, tidak membenarkan tidak pula menyangkal.

"Kami tidak mengomentari rumor pasar," kata Boy melalui pesan singkat, Senin (13/06/2019).

Upaya konfirmasi juga sudah coba dilakukan CNBC Indonesia kepada Co-Founder Northstar Patrick Walujo. Namun Patrick tak menjawab sambungan telepon dan pesan WhatsApp yang masih centang satu, artinya pesan belum diterima.

Sumber tersebut mengungkapkan, untuk mendanai akuisisi tersebut, Northstar dikabarkan harus menjual kepemilikan saham PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID). 

Sebelumnya Northstar juga diberitakan akan menjual saham DOID kepada CIC.


PT RHB Sekuritas Indonesia dalam riset per 6 Maret 2019, menilai Bank Permata adalah target merger dan akuisisi yang ideal. Penilaian PBV potensial yakni di level 1,5-2x sebagaimana rata-rata rasio PBV merger dan akuisisi di Indonesia.

RHB juga menilai Northstar dapat menjadi kandidat pembeli lainnya, terutama karena mereka mendivestasi investasinya di Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) dengan perkiraan US$ 1,8 miliar (2013-2018).

"Perhatikan bahwa Northstar dan TPG Capital bersama-sama berinvestasi di BTPN pada 2008, estimasi senilai US$ 195 juta yang dilaporkan untuk 72% saham, ini menyiratkan 2.1x PBV," tulis RHB.


(hps/tas) Next Article Ada Transaksi Jumbo, Saham Ini Terbang Sentuh ARA

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular