
Gara-gara Perang Dagang, Yuan Terkapar di Hadapan Dolar AS
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
13 May 2019 16:57

London, CNBC Indonesia - Mata uang yuan China menyentuh level harian terendah dalam sembilan bulan terakhir, Senin (13/5/2019), ketika negosiasi dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China berakhir tanpa hasil setelah Presiden Donald Trump menaikkan tarif impor pada barang-barang China.
Mata uang itu telah mencatatkan kinerja baik saat perang dagang reda, namun pada hari Senin yuan turun 0,8% menjadi 6,9040, terlemah sejak 27 Desember. Bahkan beberapa analis mengatakan yuan mungkin menembus 7 yuan per dolarnya dalam beberapa bulan mendatang, level terakhir yang tercatat selama krisis keuangan global.
China mungkin akan menggunakan cadangan devisanya yang besar untuk menghentikan pelemahan agar tidak menyentuh 7 per dolar, yang dapat memicu spekulasi dan arus keluar modal yang besar.
Investor membeli yen, yang dianggap sebagai safe haven di masa-masa ekonomi bergejolak mengingat status Jepang sebagai kreditor terbesar dunia dan memiliki banyak aset di luar negeri.
Yen, sementara itu, telah menguat 0,25% menjadi 109,700 yen, dekat level tertinggi tiga bulan yang tercatat minggu lalu di 109,470.
"Kami menunggu untuk melihat apakah China membalas kenaikan tarif impor terbaru AS ... dan terus mendukung yen dalam jangka pendek dan berharap pasar tetap fokus pada yuan," kata Chris Turner, seorang ING ahli strategi mata uang, mengutip Reuters.
Dua ekonomi terbesar dunia itu menemui jalan buntu pada hari Minggu. Washington menuntut perubahan pada aturan hukum China; sementara itu China mengatakan tidak akan menelan "pil pahit" yang merugikan kepentingannya.
Presiden Trump dan Presiden China Xi Jinping kemungkinan akan bersua pada pertemuan puncak G20 di Jepang pada akhir Juni dan membahas isu perdagangan kedua negara.
(prm) Next Article 2020, Rupiah Runner Up Terburuk di Asia, Yuan Jadi Juaranya!
Mata uang itu telah mencatatkan kinerja baik saat perang dagang reda, namun pada hari Senin yuan turun 0,8% menjadi 6,9040, terlemah sejak 27 Desember. Bahkan beberapa analis mengatakan yuan mungkin menembus 7 yuan per dolarnya dalam beberapa bulan mendatang, level terakhir yang tercatat selama krisis keuangan global.
China mungkin akan menggunakan cadangan devisanya yang besar untuk menghentikan pelemahan agar tidak menyentuh 7 per dolar, yang dapat memicu spekulasi dan arus keluar modal yang besar.
Yen, sementara itu, telah menguat 0,25% menjadi 109,700 yen, dekat level tertinggi tiga bulan yang tercatat minggu lalu di 109,470.
"Kami menunggu untuk melihat apakah China membalas kenaikan tarif impor terbaru AS ... dan terus mendukung yen dalam jangka pendek dan berharap pasar tetap fokus pada yuan," kata Chris Turner, seorang ING ahli strategi mata uang, mengutip Reuters.
![]() |
Dua ekonomi terbesar dunia itu menemui jalan buntu pada hari Minggu. Washington menuntut perubahan pada aturan hukum China; sementara itu China mengatakan tidak akan menelan "pil pahit" yang merugikan kepentingannya.
Presiden Trump dan Presiden China Xi Jinping kemungkinan akan bersua pada pertemuan puncak G20 di Jepang pada akhir Juni dan membahas isu perdagangan kedua negara.
(prm) Next Article 2020, Rupiah Runner Up Terburuk di Asia, Yuan Jadi Juaranya!
Most Popular