Diserang dari Dua Arah, Rupiah Tak Berdaya Lawan Dolar AS

Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
13 May 2019 13:54
Rupiah Kurang Nutrisi
Foto: infografis/infografis makin bengkak INI kinerja transaksi berjalan di era presiden jokowi/Aristya rahadian Krisabella
Bersamaan dengan itu, faktor dari dalam tubuh rupiah sendiri juga tidak bisa dibilang kuat. Bahkan boleh jadi amat lemah.

Pada hari Jumat (10/5/2019), Bank Indonesia (BI) mengumumkan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) kuartal I-2019 yang mengalami surplus sebesar US$ 2,4 miliar.

Tapi jangan senang dulu, karena ternyata pos transaksi berjalan (current account) yang merupakan salah satu komponen penting pembentuk NPI malah membukukan defisit (current account deficit/CAD) sebesar US$ 6,9 miliar.

Angka defisit tersebut setara dengan 2,6% dari Produk Domestik Bruto (PDB), yang artinya semakin dalam dibandingkan kuartal I-2018 yang hanya sebesar 2,01% PDB.

Hampir seluruh pos transaksi berjalan tercatat memburuk dibanding tahun sebelumnya.

Contohnya pos perdagangan barang non-migas yang hanya menghasilkan surplus sebesar US$ 2,54 miliar atau turun hingga 42,6% year-on-year (YoY). Selain itu sektor jasa-jasa mencatat defisit sebesar US$ 1,78 miliar atau lebih besar 21% YoY.

Sebagai informasi, transaksi berjalan berperan penting dalam NPI karena merupakan gambaran aliran dana pada sektor riil yang cenderung bertahan lama. Uang yang sudah masuk, tidak bisa begitu saja keluar seenaknya.

Sementara penyebab surplus NPI kali ini adalah pos transaksi finansial yang berhasil surplus hingga US$ 10 miliar. Tapi sejatinya transaksi finansial separuhnya merupakan aliran uang di portofolio alias pasar keuangan (saham dan obligasi).

Pada pasar keuangan, investor (terutama asing) dapat dengan sekejap menarik uangnya dari Indonesia. Tinggal jual, lalu hilanglah sudah.

Contohnya hari pada hari ini, dimana investor asing masih tercatat melakukan jual bersih sebesar Rp 212 miliar di pasar saham dalam negeri.

Tanpa adanya pasokan uang yang memadai, rupiah menjadi rentan dan lemah. Seperti orang yang kurang makanan.

Kondisi yang demikian tentu saja membuat investor makin tak meminati rupiah. Aksi jual pun marak terjadi, membuat pelemahan rupiah cukup dalam.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(taa)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular