Bukannya Bangkit Rupiah Malah Terlemah di Asia, Kok Bisa?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
10 May 2019 11:41
Data CAD Jadi Pemberat
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Sementara dari dalam negeri, kemungkinan investor merespons rilis data ekonomi terbaru yaitu Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) kuartal I-2019. Bank Indonesia mencatat NPI surplus US$ 2,4 miliar. Sementara defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD) adalah US$ 7 miliar atau 2,6% dari Produk Domestik Bruto (PDB). 


Transaksi berjalan adalah pos yang sangat dicermati oleh pasar. Sebab, transaksi berjalan. Sebab transaksi berjalan mencerminkan arus devisa dari ekspor-impor barang dan jasa, sebuah sumber yang lebih tahan lama ketimbang kamar sebelah yaitu portofolio di pasar keuangan (hot money). 

Memang benar defisit transaksi berjalan lebih rendah ketimbang kuartal IV-2018 yang mencapai 3,6% PDB. Namun dibandingkan posisi yang sama tahun lalu, defisitnya membengkak karena pada kuartal I-2018 berada di 2,01% PDB. 

Artinya, arus devisa dari ekspor-impor barang dan jasa masih belum memadai bahkan semakin seret. Ini membuat kekuatan fondasi penopang rupiah berkurang sehingga ke depan mata uang Tanah Air kemungkinan masih akan cenderung melemah. 

Investor mana yang mau memegang aset yang prospeknya mendung? Oleh karena itu, aset-aset berbasis rupiah mengalami tekanan jual sehingga mata uang ini melemah. 



TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular