Bukannya Bangkit Rupiah Malah Terlemah di Asia, Kok Bisa?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
10 May 2019 11:41
Perang Dagang Dimulai?
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Dari sisi eksternal, rupiah terbeban oleh perkembangan hubungan AS-China. Awal pekan ini, Presiden Donald Trump mengancam bakal menaikkan tarif bea masuk untuk impor produk China senilai US$ 200 miliar dari 10% menjadi 25%. 


Ancaman tersebut menjadi kenyataan. Mengutip Reuters, kenaikan bea masuk itu sudah berlaku dan mencakup lebih dari 5.700 produk di antaranya modem dan router internet, papan sirkuit elektronik, furnitur, suku cadang kendaraan bermotor, penyedot debu, dan bahan-bahan bangunan. 

China pun bereaksi. Mengutip kantor berita Xinhua, Beijing sangat menyesali kebijakan Trump tersebut. China pun akan segera melancarkan kebijakan serupa sebagai pembalasan. 

Padahal hari ini Wakil Perdana Menteri China Liu He masih berada di Washington untuk berdialog dengan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin. Pemerintah China berharap pertemuan ini bisa menghasilkan sesuatu yang positif. 

"Semoga AS dan China bisa bertemu dan menyelesaikan segala permasalahan melalui kerja sama dan konsultasi," sebut pernyataan tertulis Kementerian Perdagangan China, dikutip dari Reuters. 

Perkembangan ini membuat investor cemas. Damai dagang AS-China yang belum lama ini sangat mungkin terwujud, sekarang malah berbalik 180 derajat. Justru yang terjadi adalah AS-China sepertinya akan memasuki perang dagang babak selanjutnya. 

(BERLANJUT KE HALAMAN 3)

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular