
Volume Turun, Ini Strategi HM Sampoerna Genjot Jualan Rokok
Monica Wareza, CNBC Indonesia
09 May 2019 13:30

Jakarta, CNBC Indonesia - PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) menyebutkan turunnya volume penjualan perusahaan sebebsar 3,7% di kuartal I-2019 secara year on year (YoY) disebabkan karena adanya shifitng konsumen yang cenderung memilih tembakau dengan kadar tar tinggi dan harga terjangkau.
Presiden Direktur HMSP Mindaugas Trumpaitis mengatakan industri tembakau saat ini telah bergeser ke jenis produk dengan harga yang lebih rendah. Sementara, tahun lalu perusahaan baru saja menaikkan harga jual produk-produknya karena adanya kebijakan cukai yang tahun lalu mengalami kenaikan sebesar 11%.
"Industri tembakau ada tren konsumer bergeser ke produk murah. Segment low tar tumbuh, tapi high tar mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi dan ambil alih low tar," kata Midaugas di pacific Place, Jakarta, Kamis (9/5).
Untuk tetap menjaga pangsa pasar yang sudah ada saat ini dan tetap menjaga volume penjualan, perusahaan mendiversifikasi produk dan merilis produk high tar dengan harga terjangkau.
Strategi lainnya yang akan dilakukan perusahaan saat ini adalah dengan meningkatkan penjualan untuk pasar ekspor. Belum lama ini Sampoerna juga membuka pasar ekspor baru ke Jepang yang menggenapkan penjualan untuk ekspor menjadi ke 40 negara.
Selain itu, Sampoerna juga mengakui tengah melakukan uji pasar di dalam negeri untuk produk rokok aerosol dan iQost. Produk jenis iQost ini baru dirilis pada dirilis pada Maret lalu.
"Di Maret tahun ini ada iQost bertujuan untuk melihat perilaku konsumen, tipe apa mentol, high tar atau low impact. Jadi masih dalam tahap belajar diperkenalkan bulan lalu. Hasil unit tersebut akan diputuskan ekspansi atau tidak," jelas dia.
(hps/hps) Next Article Pita Cukai Melonjak, Ini Strategi Sampoerna Tetap Cuan
Presiden Direktur HMSP Mindaugas Trumpaitis mengatakan industri tembakau saat ini telah bergeser ke jenis produk dengan harga yang lebih rendah. Sementara, tahun lalu perusahaan baru saja menaikkan harga jual produk-produknya karena adanya kebijakan cukai yang tahun lalu mengalami kenaikan sebesar 11%.
"Industri tembakau ada tren konsumer bergeser ke produk murah. Segment low tar tumbuh, tapi high tar mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi dan ambil alih low tar," kata Midaugas di pacific Place, Jakarta, Kamis (9/5).
Untuk tetap menjaga pangsa pasar yang sudah ada saat ini dan tetap menjaga volume penjualan, perusahaan mendiversifikasi produk dan merilis produk high tar dengan harga terjangkau.
Selain itu, Sampoerna juga mengakui tengah melakukan uji pasar di dalam negeri untuk produk rokok aerosol dan iQost. Produk jenis iQost ini baru dirilis pada dirilis pada Maret lalu.
"Di Maret tahun ini ada iQost bertujuan untuk melihat perilaku konsumen, tipe apa mentol, high tar atau low impact. Jadi masih dalam tahap belajar diperkenalkan bulan lalu. Hasil unit tersebut akan diputuskan ekspansi atau tidak," jelas dia.
(hps/hps) Next Article Pita Cukai Melonjak, Ini Strategi Sampoerna Tetap Cuan
Most Popular